"Tapi, Al, gimana kalau Eza nggak mau memaafkan aku?" lirih Naura cemas. "Naura, dia pasti—" "Sudah pasti aku nggak akan memaafkanmu, Naura." Mendengar suara itu Naura langsung membalikkan badan dan ia sangat terkejut mendapati Eza berdiri disana. Bukan hanya Naura saja yang terkejut, Alfa juga ikut terkejut. Kenapa Eza ada disana? "E-Eza, kamu—" "Ibumu ada?" Potong Eza cepat. "A-ada, ibu ada di dalam," balas Naura. "Bisa aku menemui ibumu sebentar?" tanya Eza lagi. "Iya, boleh. Emm ... itu, Za, aku mau bicara sama kamu." "Nanti aja, aku mau ketemu ibumu dulu, Ra," kata Eza. "Oh, ya ya, tentu. Ayo." Naura masuk lebih dulu. Eza mengikuti Naura, namun sebelum ia masuk Eza menyempatkan untuk menatap Alfa lekat. "Apa?" tanya Alfa heran. Eza tidak menjawab, ia hanya mengedikkan bahu lalu menyusul Naura masuk. "Ibu, ada Eza datang," ucap Naura sesampainya di dalam.
Baca selengkapnya