Semua Bab Cinta Lama Belum Kelar: Bab 31 - Bab 40

77 Bab

31. Ingin Diperjuangkan

Naura mengikuti langkah ibunya menuruni anak tangga."Siapa yang kirim hadiah, Bu?" tanya Naura."Nggak tahu, ibu nggak buka. Pengantar paketnya bilang kalau itu untuk calon istri Alfarezi Kavindra," kata Dahayu, persis seperti yang dikatakan kurir tadi.Naura mendengus. Ia sudah tahu siapa pengirim paket itu sekarang."Ngapain sih, kurang kerjaan banget kirim-kirim paket," gerutu Naura. Meski begitu tangan Naura tetap bergerak membuka kotak berwarna merah itu.Hanya ada satu benda di dalam kotak itu. Dan itupun tidak seimbang dengan kotaknya yang besar, sama sekali tak sebanding.Naura mendengus lagi. Ia meraih buku tersebut. Ternyata itu adalah katalog gaun pengantin.Naura kemudian membuka lembar demi lembar dengan sedikit kasar. "Emang dasar kurang kerjaan!" umpat Naura mengerucutkan bibir.Dahayu yang memperhatikan Naura pun tertawa kecil."Itu kamu disuruh pilih dulu gaun pengantinnya, nanti baru dibikinin, gitu ka
Baca selengkapnya

32. Yang Butuh Yang Berusaha

"Sa-sayang?" Naura mengulang panggilan orang yang menelpon."Kenapa? Kamu nggak mau dipanggil sayang?" tanya si penelpon yang tak lain adalah Alfa."Apa? Aku bukan sayangmu!""Kamu selalu jadi sayangnya aku, Naura Aswangga," balas Alfa.Naura tidak menjawab."Udah terima paket dariku?" tanya Alfa."Udah.""Besok mau kan datang ke kantor?" tanya Alfa lagi."Nggak!" Balas Naura cepat. Saat ini Naura sedang bersikap jual mahal.Hadeuhh ... Naura dan Alfa ini benar-benar membuat geregetan. Yang satu mendekat yang satu lari menjauh. Saat yang satu sudah berbalik dan mendekat, sekarang tinggal yang satunya lagi yang cuek. Siapa yang tidak akan gemas? Padahal mereka masih saling cinta."Kenapa enggak?""Menurutmu?" Naura berbalik bertanya."Menurutku? Yaa, menurutku kamu harus datang.""Dasar nggak punya perasaan!" maki Naura."Aku? Kenapa lagi? Aku salah lagi?" tanya Alfa menunjukkan nada mem
Baca selengkapnya

33. Sudut Pandang Sesama Pria

"Naura ... siapa yang mengetuk pintu?" tanya Dahayu sambil mengelap tangannya yang basah."Ibu, ayo lihat siapa yang datang." Naura menarik tangan ibunya tergesa."Naura, jangan tarik-tarik ibu gini dong. Memangnya siapa sih yang datang?" protes Dahayu."Ibu lihat aja, ibu pasti akan terkejut."Dahayu pun menurut saja, membiarkan putrinya menarik tangannya.Benar saja ucapan Naura. Begitu sampai di ruang tamu Dahayu sampai mematung karena saking terkejutnya."Jeng Nalin?"Merasa namanya disebut, Nalin pun menoleh ke arah sumber suara."Haiii, Jeng Dahayu, ya ampun ...." kedua ibu itu sama-sama mendekat lalu saling berpelukan. Naura dan Alfa saling melempar senyum dan berpandangan. Naura pun berjalan mendekat pada Alfa.Alfa menarik Naura untuk mendekat lalu melingkarkan tangannya di pinggang Naura. Naura kemudian menyandarkan kepalanya pada pundak Alfa."Aku senang melihat ibu sama ibu Nalin seperti ini. Mereka ma
Baca selengkapnya

34. Pernikahan Resmi Dibatalkan

"Tapi, Al, gimana kalau Eza nggak mau memaafkan aku?" lirih Naura cemas. "Naura, dia pasti—" "Sudah pasti aku nggak akan memaafkanmu, Naura." Mendengar suara itu Naura langsung membalikkan badan dan ia sangat terkejut mendapati Eza berdiri disana. Bukan hanya Naura saja yang terkejut, Alfa juga ikut terkejut. Kenapa Eza ada disana? "E-Eza, kamu—" "Ibumu ada?" Potong Eza cepat. "A-ada, ibu ada di dalam," balas Naura. "Bisa aku menemui ibumu sebentar?" tanya Eza lagi. "Iya, boleh. Emm ... itu, Za, aku mau bicara sama kamu." "Nanti aja, aku mau ketemu ibumu dulu, Ra," kata Eza. "Oh, ya ya, tentu. Ayo." Naura masuk lebih dulu. Eza mengikuti Naura, namun sebelum ia masuk Eza menyempatkan untuk menatap Alfa lekat. "Apa?" tanya Alfa heran. Eza tidak menjawab, ia hanya mengedikkan bahu lalu menyusul Naura masuk. "Ibu, ada Eza datang," ucap Naura sesampainya di dalam.
Baca selengkapnya

35. Tidak Akan Hilang

"Naura," panggil Alfa."Hm?""Jadi apa hubungan kita sekarang?" tanya Alfa menggelitik.Naura mengerutkan kening menatap Alfa."Apa?" Naura berbalik bertanya."Iya, kita kan pernah berpisah selama lima tahun. Jadi sekarang apa hububgan kita?" tanya Alfa lagi."Mantan!" balas Naura asal."Tapi kan kita nggak pernah putus?""Ya udah, pacar!""Tapi kamu bilang kamu udah menganggap kita selesai karena kita lost contact," kata Alfa lagi.Naura mendengus kesal. "Teserah kamu aja, Alfa, terserah!" Naura berbalik dan pergi. Namun Alfa kembali memanggilnya."Naura.""Apa lagi?" tanya Naura galak."Kalau nanti aku nyatain cinta lagi, kamu nggak akan nolak aku kan?"Mendengar itu ekspresi Naura langsung berubah 180 derajat. Pipinya memerah dan senyum di bibirnya tak bisa disembunyikan."Tergantung bagaimana usahamu!" kata Naura yang langsung berbalik pergi, menyembunyikan wajah tersipunya.
Baca selengkapnya

36. Tikus Liar

Byur!Segelas minuman manis sengaja disiramkan pada Naura. Naura sangat terkejut, begitu pula dengan Alfa.Alfa langsung menoleh, mencari tahu siapa pelaku yang menyiram kekasihnya itu."Akhirnya aku menemukanmu disini. Berani sekali kamu masih mendekati Alfa! Apa kamu nggak tahu—""Apa? Nggak tahu apa?" potong Alfa cepat."Alfa, aku nggak suka sama cewek ini, sebaiknya kamu jauhi saja dia," rengek seorang itu. Ya, dia adalah Sherly si anak pejabat yang Alfa hormati."Siapa yang memberimu hak untuk mengatur hidupku? Bukan dia, tapi kamu yang harus pergi!" kata Alfa tajam."Alfa, kenapa kamu mengusirku? Kenapa kamu memilih membelanya?" Sherly masih terus saja menunjukkan sikap percaya dirinya. Padahal ia sama sekali tidak pernah dianggap.Mereka kini mulai menjadi tontonan banyak orang."Apa menurutmu aku harus membelamu?" tanya Alfa tajam."Tentu saja, Alfa, karena aku ini pacar—""Dia kekasihku
Baca selengkapnya

37. Satu-satunya

"Eh itu dia tante Nalin. Tapi dia sama siapa?" tanya Vano."Calon istriku," balas Alfa cepat."Calon istri?" tanya Vano tak percaya.Yang di tunggu-tunggu pun akhirnya datang. Mereka semakin mendekat."Eh tunggu-tunggu, itu kan ... Naura?" Vano nampak terkejut melihat Naura tengah berjalan bersama Nalin mendekat ke arah Alfa dan Vano."Eh, itu kan Naura, Bego! Mana ada calon istrimu? Dia kan udah punya calon suami. Waah ... ini orang otaknya udah nggak waras," umpat Vano sekaligus mencibir."Eh, otakku waras-waras aja, sangat waras malah," balas Alfa santai."Ini orang pengin di lempar pakai gelas kayaknya," kata Vano geregetan."Eh, Vano?" Naura akhirnya telah sampai dan menyapa Vano yang tadinya tengah memelototi Alfa."Ha-hai, Naura. Nggak nyangka ya, kita bisa ketemu disini. Dan aku terkejut karena ternyata kamu sama tante Nalin," ucap Vano sedikit merasa kikuk. Naura tertawa kecil."Hai, Tante," lanjut Vano m
Baca selengkapnya

38. Vano Pembawa Keadilan

Apa-apaan ini? Baru saja mereka berbaikan dan sekarang Naura tahu bahwa Alfa pergi ke bar? Padalah Alfa telah berjanji untuk tidak mendekati tenpat itu. Mendekati saja tidak diperbilehkan apalagi memasukinnya? Naura benar-benar kesal."Hahaha ...." Vano tertawa lepas, sangat puas melihat Naura yang marah pada Alfa dan membuat Alfa panik."Sialan! Ngapain kamu ungkit-ungkit masalah kalau aku pergi ke bar? Lagian aku nggak ngapa-ngapain kan? Kamu yang bikin masalah tapi kamu nggak berniat membantuku? Dasar, sahabat biadab!" maki Alfa panjang lebar."Kali ini aku nggak akan ikit campur urusan kalian. Salah-salah aku yang kena batunya. Selesaikan saja sendiri," kata Vano dengan santainya."Yaa ... kamu memang nggak ngapa-ngapain karena aku datang tepat waktu. Coba aja kalau aku datang terlambat, kamu mungkin udah akan habis satu botol whiskey.""Da-ah, Alfa. Aku duluan," pungkas Vano kemudian ikut meninggalkan Alfa sendiri."Sialan! Gimana caran
Baca selengkapnya

39. Sherly Datang Mengacau

Begitu Naura membuka pintu, Naura melihat seseorang berdiri di depan pintu yang menggunakan penutup kepala serta menutupi wajahnya."Aaaaa ...!" teriak Naura ketakitan karena merasa orang itu adalah penjahah, maling, perampok atau semacamnya."Eh eh eh, Naura, ini aku." Seorang itu langsung membuka penutup kepalanya begitu mendengar Naura berteriak."Kamu!""Iya, ini aku.""Kamu mau bikin aku mati jantungan, ha?""Enggak, bukan gitu. Aku cuma mau menyamar. Maksudku, kalau kamu tahu aku yang datang kamu pasti nggak akan mau ketemu aku, jadi aku sengaja pakai ini," jelas orang itu yang adalah Alfa.Naura melipat kedua tangannya di depan dada sambil mendengus kesal."Ra, maafin aku, aku tahu aku salah. Seharusnya aku nggak punya pikirran untuk datang ke tempat itu apapun alasanya. Seharusnya aku nggak melanggar janjiku. Tapi demi Allah, aku nggak minum setetespun minuman disana, Ra, aku bersumpah." Alfa langsung menjelaskan apa ya
Baca selengkapnya

40. Lagu Patah Hati Untuk Orang Patah Hati

"Memalukan!" "Ayah?" Plak! "Jangan panggil aku ayah. Aku tidak memiliki putri sepertimu!" kata Chandra tajam. Chandra Yogiswara, ayah Sherly Yogiswara. "Bawa dia pergi dari sini!" perintah Chandra pada pengawalnya. "Tidak, Ayah!" "Sekarang!" seru Chandra tak bisa dibantah. "Baik, Pak," kata pengawal itu yang langsung menarik Sherly pergi dari sana. "Maaf atas kelakuan anak saya. Saya akan mengganti rugi semua kekacauan ini. Sekarang, biar saya bawa Alfa ke rumah sakit," kata Chandra mendekati Naura. Naura mengangguk cepat. "Iya, Pak, tolong bawa Alfa ke rumah sakit," pinta Naura lemah. "Tentu." *** Naura terus mondar-mandir seperti setrikaan. Ia mengkhawatirkan keadaan Alfa yang masih diperiksa oleh dokter di dalam sana. "Naura, kamu nggak papa, Sayang?" tanya Nalin yang baru saja datang. Beberapa saat yang lalu Nalin sengaja datang ke kantor dan dia menemukan kekacauan di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status