Home / Rumah Tangga / Istri Kedua Untuk Suami / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Kedua Untuk Suami: Chapter 81 - Chapter 90

148 Chapters

Bab 81 Rencana yang Gagal?

  Safiya sudah memutuskan akan menenangkan diri dan tak terpengaruh dengan adanya Agus di kota yang sama dengannya. Namun, saat dia membuka status Rayan, hatinya terasa sesak melihat laki-laki itu membagikan kebahagiaannya dengan Allura di aplikasi chat itu. Merasa cemburu, Safiya jadi berpikir ulang. Dia memutuskan menghubungi Agus, dan menerima tawarannya di restoran tadi. Besok, dia akan jalan-jalan bersama pria itu. Bukankah Safiya berhak bahagia? Jika bukan dengan Rayan, dia harus mencari kebahagiaan sendiri dan membuka hati untuk pria lain. Maka saat pagi menjelang, Safiya dikejutkan dengan pesan Agus yang mengatakan jika laki-laki itu sudah berada di lobi hotelnya. Tanpa berlama-lama, Safiya yang baru selesai merapikan diri langsung turun untuk menemuinya. "Jadi, mau ke mana kita?" tanya Safiya saat berjalan meninggalkan hotel berdampingan dengan Agus. "Ke mana, ya? Pasar tradisional, bagaimana?" "Pasar?" Safiya bertanya saat kedua
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

Bab 82 Tanggal Penting

  Jika soal mencintai tanpa harus berbalas, maka wanita ahlinya. Bagaimana cinta dalam diam dan cinta di hati sungguh bukanlah hal yang sulit jika dibilang harus terus disembunyikan. Memang begitulah takdir wanita berpatokan patriarki, tak memperlihatkan segala perasaan yang tengah dialaminya. Allura terbangun dengan perasaan bercampur aduk. Bagaimana dirinya pun sudah mengecek kembali kalender digital yang ada di gawai miliknya. Terranda merah pada hari ini dengan keterangan, Hubby Birthday. Ya! Rayan akan berulang tahun! Buru-buru dirinya segera menyiapkan kebutuhan Rayan yang akan pergi bekerja pagi-pagi sekali. Sedangkan Rayan masih asyik terpejam, menikmati tidurnya. Rupanya pulang bekerja benar-benar waktu yang tepat bagi Rayan untuk beristirahat, memeluk erat istri yang dicintainya sepanjang waktu, bahkan tak luntur sedikit pun. Allura terus saja memotong-motong bahan makanan. Dia mulai memasaknya sampai aromanya tercium ol
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Bab 83 Pesta Ulang Tahun Rayan

    Hari sudah menjelang sore, semua persiapan pun selesai. Dibantu sang Ibu mertua yang mendesak Allura untuk beristirahat tentu saja. “Bu, Allura mandi dulu ya?” Wanita itu izin untuk berhenti dari aktivitasnya. “Ya sudah, biar sisanya Ibu dan Safiya saja yang membereskan.” Allura merasa tak enak hati namun akhirnya pergi juga, tubuhnya terasa lelah. Apalagi kepalanya kini terasa berat, mulai kembali berulah sepertinya sang penyakit yang bersarang di sana. Tes. Tes. Tes. Allura yang baru saja duduk di pinggir ranjang dan menundukkan kepalanya pun membeliakkan matanya, tak percaya saat melihat cairan kental berbau amis menetes ke telapak tangannya. Segera Allura mengambil tissue, menutupi hidungnya agar mencegah darah menetes berantakan. Allura hanya bisa menengadahkan kepalanya saja, membiarkan matanya terpejam erat terlebih dahulu. Sampai-sampai dia malah jatuh tertidur.  
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Bab 84 Berdansa

  Seharusnya pesta pernikahan menjadi paling indah bagi pasangan suami istri, sebelum adanya kehadiran orang baru. Sayangnya, itu bukanlah hal yang bisa dihindari. Saat beberapa teman Rayan sudah pulang, sekarang berganti menjadi peran kehadiran tamu yang baru saja datang. Siapa lagi kalau bukan Badai. Ya, Badai. Sehari sebelumnya, Allura menemui sang teman dan sekaligus kemenakan dari Dokter Albert. “Maaf aku terlambat, ada apa?” Terlihat sosok pemuda yang sedikit tergesa-gesa mengambil posisi duduk di hadapan Allura saat ini. “Ah, tidak ada apa-apa, hanya saja ….” Kalimat tak berujung menggantung di pembicaraan Allura. Dia menatap ragu Badai yang baru saja menenggak habis air yang ada di hadapannya. Glek! Glek! Glek! Tenggakan itu terbunyi nyaring, saking hausnya Badai setelah dirinya berlarian dan lupa kalau ada janji bertemu Allura. “Maaf, lanjutkan.” Badai menyengir. All
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Bab 85 Dipecat

  Sebuah pesta ulang tahun itu mungkin menjadi pintu pembukanya, bahwa hubungan sepasang suami istri itu mungkin akan sulit atau akan semakin romantis ke depannya. Tidak ada yang tahu soal hari ini atau esok, yang jelas memang … ya begitulah adanya. Hanya itu saja. Usai kejutan untuk Rayan, Allura dan Rayan tak lagi banyak bertengkar. Rayan sendiri mulai melupakan tentang bagaimana Badai sempat membuatnya kelabakan karena berdansa dengan Allura. Dia tak lagi mempersoalkannya. Allura dengan senang hati melayani Rayan, suaminya. Tak mengeluh soal rasa sakit atau hal lainnya. Dia berusaha semaksimal mungkin agar bisa mendapatkan nilai berbakti. Dimulai mengurusi suami dan juga mempedulikan kandungannya. Tangannya masih saja mengelus perutnya yang kini semakin mengencang dan membesar. Bahkan dia sendiri mulai memilih pakaian-pakaiannya.   “Selamat pagi Adek,” sapa Rayan dengan suara seraknya. Rayan yang semalam lembur pun
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

Bab 86 Melamar

  Pagi dimulai untuk dirinya bisa memulai kehidupan yang baru dengan jalan yang baru saat ini. Rayan menghela napasnya, dia melihat Allura yang masih bergelung selimut. Rayan yang sudah rapi dengan setelannya pun duduk di samping istrinya. Membelai rambut Allura penuh kelembutan dan juga ditambah dengan mengecup pelipisnya dengan perlahan, meresapi perasaannya sambil terus memantrai Allura dengan kata cinta dan terima kasih. “Maaf, Mas harus mencari pekerjaan agar kamu bisa hidup nyaman.” Ucapan pria itu disangka tak akan didengarkan oleh Allura, tapi sepertinya perkiraan itu melenceng. Karena memang Allura yang masih memejamkan mata mendengarkannya dengan seksama. Dia ingin bangun dan memeluk Rayan saat itu juga, tapi dia memilih untuk tidak melakukannya. Jika dia melakukannya, Rayan akan merasa kalau harga dirinya dicabik-cabik.   Suara pintu yang tertutup pun menjadi ending pagi itu. Rayan membawa semua berkas yang
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

 Bab 87 Memberi Kesempatan

    Malam itu, Rayan belum tidur. Dia masih gusar dan terus menatap intens Allura. Allura yang merasa diperhatikan pun berujung bangun, tak lagi berbaring. “Mas, ada apa?” tanya wanita itu kini meyandar di head board. “Euhm … Adek, kalau Mas mendapatkan pekerjaan bagaimana?” Allura mengernyit bingung. “Ya, senang dong.” Rayan masih saja gusar. “Ada apa sih Mas?” tanyanya kembali. “Hanya memastikan saja. Kalau Mas akan bekerja di perusahaan di mana Safiya bekerja.” Wajah Allura tak berubah sama sekali. Jadi, bagaimana maksudnya? Apa Allura membolehkannya? “Apa Mas diizinkan jika bekerja di sana?” Allura tersenyum, menggelengkan kepalanya keheranan. “Mas bukan mencari uang haram kan?” Rayan menggeleng kuat, dia sewot mendengar pertanyaan Allura itu. “Tentu enggak. Hanya saja, Mas takut kalau Adek tak nyaman nantinya.” Allura mengangkat tangannya, membingkai wajah Rayan dne
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 88 Masalah yang Bertambah

    “Adek, maaf ya? Mas cuma bisa mendapatkan gaji segini.” Rayan menyodorkan uang bulanan untuk Allura. Allura masih tersenyum, meskipun hatinya termangu memikirkan saat dirinya sudah menghabiskan seluruh tabungannya ini. “Iya Mas, tidak apa-apa, ini cukup kok.” Kata-kata sungguh menenangkan bagi Rayan. Dia bersyukur Allura mau dibawa susah dan masih menerima uang itu. Dia berkali-kali mengusap lengan Allura dan mengecup puncak kepala Allura. ‘Bagaimana uang ini agar tetap utuh?’ Batin Allura menggema cemas. Dia sendiri hanya bisa diam dan tersenyum, tak mau membuat Rayan menjadi sedih kalau ternyata mereka kekurangan uang saat ini. “Mas, ada yang ingin Adek bicarakan,” ungkap Allura menundukkan wajahnya. “Apa Dek?” Rayan merasa kalau Allura menyembunyikan sesuatu,namun segera ditepisnya pemikiran itu. “Euhm … uang tabungan Adek habis.” Rayan diam. Tak memiliki jawaban saat itu. Allura
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 89 Izin dari Rayan

  “Ah, jadi Mbak dari tadi diam seperti menahan pipis itu karena mau makan ya?” kelakar Badai sambil tersenyum jahil. Allura hanya menunduk saja. Tak apa jika memang dirinya dikatakan begitu. Asalkan dia bisa bercerita nantinya, soal gundah gulana yang dirasakannya. “Ayo, saya traktir Mbak,” ajak Badai masih tersenyum kesenangan. Merasakan bagaimana bahagianya ketika Allura menggantungkan sesuatu padanya. “Eh?!” Allura terkejut juga karenanya. “Anggap saja ini menghibur Mbak yang sepertinya lagi bingung. Ayo, debay-nya maunya makan di mana nih?” Bahkan dibanding Rayan, pemuda itu lebih menyadari soal kehadiran janinnya. Sedikit menambah rasa kesal di hati Allura. “Warung makan sunda deh,” cetus Allura. “Siap Bu Bos!” Badai malah melakukan hormat yang membuat Allura tersenyum juga.   Mereka bahkan sudah memesan menu makanan, sembari menunggu, Allura pun mulai membuka pembicaraan. “Euhm, Badai?”
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

Bab 90 Kesibukan Baru Allura

  Hari pertama bekerja, Allura sengaja sudah memasak untuk sarapan mereka kemarin sehingga pagi ini hanya menghangatkan saja. Dia sendiri akan bertemu dengan Badai di kafe. Rayan yang merasa bersalah karena merasa melakukan hal hina pada Allura pun tak jarang memikirkannya juga. Merasa keputusan itu salah. “Mas? Kok enggak cepat dicukur jenggotnya?” tegur Allura yang sudah memakai dress berwarna pastel saat melihat Rayan malah menatap cermin dalam diam di depan wastafel. “Eh, iya Dek. Sebentar lagi ini,” ucap Rayan segera mencoba mencukur jenggotnya yang sudah mulai tumbuh. Allura mengangguk saja lantas segera keluar dari kamar. Dia mulai mengambilkan bekal untuk Rayan. Mereka memutuskan untuk menghemat demi nanti. Memang perih rasanya, menjadi ibu hamil yang siap kehilangan nyawa bahkan harus merasa susah payah  kala hamil. Rayan menurunkan Allura di kafe yang disebutkan oleh istrinya. “Mas, jangan lupa makan bekalnya ya?” p
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status