Home / Romansa / Taruhan Cinta CEO / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Taruhan Cinta CEO: Chapter 191 - Chapter 200

207 Chapters

Bab 190. Calon Menantu

"Maaf, Nyonya. Saya takut Tuan muda marah kalau terlalu banyak bicara." Bi Uni menunduk sembari menyatukan tangannya di depan.Bu Mila menggelengkan kepalanya, lalu bertanya, "Dia sakit apa?" "Nona Amy tertusuk pisau di bagian perutnya," jawab Bi Uni. "Dia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Nyonya Sisil.""Menyelamatkan, Nak Sisil?""Iya. Sebenarnya orang jahat itu ingin melukai Nyonya Sisil, tapi Nona Amy menghalanginya, jadi dia yang kena tusukan benda tajam.""Kenapa dia bisa bersama Nak Sisil?""Nona Amy bekerja di perusahaan yang sama dengan Tuan muda. Ia baru sehari bekerja di sana. Itu kejadiannya di depan kantor.""Di mana dia sekarang?" Bu Mila bangun dari duduknya, ia ingin segera bertemu dengan wanita yang berhasil meluluhkan hatinya."Di kamar sebelah kanan ruangan ini," jawab Bi Uni."Bu Rahmi, saya permisi dulu ya. Saya ingin melihat calon mantu dulu," ucapnya sembari tersenyum."Iya. Ter
last updateLast Updated : 2021-10-23
Read more

Bab 191. Dia Tersenyum

"Bagaimana? Kamu mau nggak jadi menantu saya?" Bu Mila kembali bertanya kepada wanita cantik yang terbaring di depannya.Amy merasa bingung tiba-tiba wanita tua itu melamarnya untuk dijadikan menantu.Ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia hanya seorang gadis miskin, dilamar wanita kaya untuk dijadikannya menantu membuatnya berpikir ribuan kali.Merasa tidak pantas untuk bersanding dengan laki-laki yang merupakan atasannya sendiri. Namun, menolak pun bukan jawaban yang tepat.Gadis itu benar-benar dihadapkan dengan situasi sulit. 'Kalau aku menolaknya, apa aku nggak terlihat seperti gadis sombong yang tidak tahu diri? Tapi, aku nggak bisa menerimanya begitu saja.' Amy bertanya-tanya dalam hatinya."Bagaimana?" Bu Mila kembali bertanya kepada wanita cantik yang tampak sedang berpikir itu."Saya-"Tiba-tiba pintu terbuka yang membuat Amy menghentikan ucapannya. Pandangannya beralih pada sosok tampan yang berpakaian santai, ia
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Bab 192. Dia Jodohmu

Rudi membalas senyum Amy. Melihat gadis pujaan hatinya tersenyum untuk pertama kali kepadanya ia merasa sangat senang. Laki-laki itu merasa masih punya kesempatan untuk menunjukkan kalau ia benar-benar mencintai Amy. Ia semakin yakin kalau alasan Amy menolak cintanya hanyalah sebuah kebohongan untuk menghindar darinya. “Aku akan berusaha meluluhkan hatimu. Dengan cinta tulusku, aku yakin Tuhan akan membantuku,” gumam Rudi setelah menutup pintu ruangan itu. “Semangat anakku! Ibu akan selalu mendukungmu.” Ucapan sang ibu membuat Rudi terperanjat, ia tidak tahu kalau ibunya sedang menunggu di depan ruangan itu. Rudi menoleh ke samping kiri di mana ibunya sedang duduk di bangku yang terbuat dari besi itu. “Ibu! Kenapa belum pulang?” “Ya nungguin kamu,” jawab Bu Mila. “Kita makan malam dulu, Ibu lapar.”
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more

Bab 193. Sentuhan Yang Dirindukan

"Hubby, besok aku mau jemput Bu Rahmi di rumah sakit ya."Sisil bersandar pada suaminya sambil memainkan rambut halus yang tumbuh memenuhi dada bidang Aldin."Honey, kamu jangan terlalu sering aktivitas di luar. Nanti sore saja ya kita ke rumahnya."Aldin membelai lembut rambut sang istri. Ia tidak mau Sisil terlalu kelelahan karena kandungan Sisil awalnya sangat lemah.Walaupun sekarang lebih sehat, tapi ia tidak mau kalau sampai sang istri jatuh sakit lagi dan terjadi sesuatu kepada hartanya yang paling berharga."Ya sudah kalau nggak boleh," kata Sisil dengan memelas.Dipeluknya tubuh sang istri yang semakin berisi, lalu mengecup puncak kepala wanita yang sedang mengandung anaknya itu dengan mesra."Maafkan aku, Honey. Bukannya nggak boleh, tapi besok aku ada meeting penting, jadi aku nggak bisa menemani kamu. Aku nggak mau kamu pergi ke luar tanpa diriku.""Iya, nggak apa-apa." Walau bibirnya berucap demikian,
last updateLast Updated : 2021-10-27
Read more

Bab 194. Kegelisahan Amy

Wanita cantik dengan luka yang masih basah di perutnya, bersandar pada tempat tidur. Ia menatap ke depan dengan pandangan kosong. Pikiran dan perasaannya tidak tenang karena belum mendapat kabar dari laki-laki yang mencintainya.Sudah satu minggu sejak hari penolakan itu, Rudi tidak lagi datang menjenguk Amy. Padahal waktu itu ia mendengar sendiri kalau laki-laki yang menyatakan cinta kepadanya itu akan terus berusaha untuk meluluhkan hatinya, tapi selama beberapa hari terakhir ia tidak melihat batang hidungnya.'Apa Tuan tidak mau lagi bertemu dengan saya? Apa cintamu hanya sebuah kepalsuan?' batin Amy.Ada yang hilang saat ia tidak lagi melihat wajah tampan atasannya itu. Ada kerinduan yang tidak bisa ia ungkap.Ingin sekali bertanya kepada orang-orang terdekat Rudi yang masih mengunjunginya setiap hari, tapi ia malu untuk bertanya, toh dirinya bukan siapa-siapa Rudi."Amy, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Sisil yang saat itu se
last updateLast Updated : 2021-10-27
Read more

Bab 195. Kamu Merindukannya?

“Silakan Amy, tanya saja!” Sisil menatap Amy sembari tersenyum. ‘Aku tahu Amy, kamu pasti ingin bertanya tentang Rudi.’“Bagaimana kabar Tuan Rudi? Apa beliau baik-baik aja?” Wanita itu tidak bisa menyembunyikan kecemasannya lagi tentang laki-laki yang telah mengusik hatinya.Ia khawatir terjadi sesuatu kepada laki-laki itu karena sudah beberapa hari ia tidak pernah tahu kabar tentangnya.“Sudah beberapa hari ini aku nggak tahu kabar tentangnya,” jawab Sisil berbohong. “Apa aku harus menanyakan kepada suamiku kabar tentang asistennya itu?”“Ng-nggak usah, Nyonya, saya hanya mengkhawatirkannya saja,” jawab Amy gugup.Amy menjadi salah tingkah dan malu sendiri dengan kelakuannya. Ia merasa seperti wanita yang tidak tahu diri. Wanita yang ingin selalu diperhatikan walau sudah mengucap penolakan kepada Rudi.“Apa kamu merindukannya?” Sisil tersenyum meledek Amy,
last updateLast Updated : 2021-10-29
Read more

Bab 196. Ternyata Kamu Selingkuh

Amy tertunduk lesu setelah menutup panggilan teleponnya. Ia merasa sedih mendengar Rudi membentak dirinya, padahal itu bukan kali pertama laki-laki itu memperlakukannya dengan kasar."Kamu kenapa?"Sisil bingung dengan apa yang terjadi pada Amy. Awalnya gadis itu terlihat bahagia menelpon Rudi, tapi sedetik kemudian wajahnya berubah murung."Nggak apa-apa, Mbak," jawab Amy mencoba tersenyum."Itu tadi nomor siapa?" Sisil berpura-pura tidak tahu."Tadi nomor Tuan Rudi," jawab Amy."Kenapa dimatikan?""Sepertinya Tuan sedang sibuk, beliau sangat marah saya telah mengganggunya."Sisil membulatkan mata. Setahunya, sang asisten CEO itu sudah sangat mencintai Amy, hingga setiap menjenguk wanita itu Sisil harus merekam diam-diam untuk dikirim kepada Rudi atas permintaan laki-laki itu."Itu nggak mungkin," sahut Sisil tidak percaya. "Rudi sangat mencintai kamu Amy."Amy langsung mendongakkan wajahnya yang tertunduk lesu.
last updateLast Updated : 2021-10-30
Read more

Bab 197. Merasuki Hati dan Pikiran

"Ma-maksud saya, Tuan sudah beberapa hari nggak datang, apa Tuan baik-baik aja?"Amy benar-benar merasa malu karena keceplosan. Ia juga tidak menyangka kenapa berbicara memalukan seperti itu."Amy, jangan panggil saya Tuan! Kamu bisa memanggil saya Abang atau Mas saja."Tiba-tiba Sisil muncul di layar ponsel Rudi. "Bang, baksonya dua ya." Sisil mengacungkan dua jarinya sembari tertawa."Urus laki lo tuh, jangan selingkuh mulu kerjaannya!""Laki gue nggak selingkuh!" tegas Sisil."Yakin lo?"Layar ponsel Rudi kembali menampakkan wajah cantik Amy. Sisil pergi tanpa menjawab ucapan Rudi."Saya sudah seminggu ada di luar negeri, mungkin tiga hari lagi baru pulang. Itu juga kalau kerjaan saya sudah selesai.""Saya kira Tuan sakit, makanya saya khawatir," ucap Amy pelan sembari menundukkan kepalanya."Terima kasih sudah mengkhawatirkan saya, tapi tolong jangan panggil Tuan lagi!""I-iya, Mas," jawab Amy. "Besok s
last updateLast Updated : 2021-10-30
Read more

Bab 198. Menangis Dalam Diam

"Apa wanita ini kekasihnya Mas Rudi?" Amy memerhatikan wanita yang berfoto dengan sang asisten CEO itu. "Jadi, selama ini dia nggak mencintaiku? Kenapa dia sejahat itu sama aku."Amy menaruh ponselnya di atas nakas, lalu membaringkan tubuhnya, kemudian menutupi tubuh hingga wajahnya dengan selimut. Gadis itu menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat Rudi berfoto mesra dengan wanita seksi.Hampir satu jam ia menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan. Pagi-pagi sekali ia sudah membuka mata. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tertidur. Matanya terasa sulit untuk dibuka lebar, wajahnya masih terlihat sembab akibat menangisi Rudi."Kenapa aku nangis ngeliat dia sama wanita lain? Dia kan bukan siapa-siapa aku, toh aku juga sudah menolak cintanya." Amy menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu bangun dengan sangat hati-hati. Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Amy melihat wajahnya yang te
last updateLast Updated : 2021-10-31
Read more

Bab 199. Masa Depan Saya Itu Kamu

Bu Mila langsung terdiam mendengar ucapan Amy. Ia menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya."Maksud kamu apa?" Sisil meraih tangan Amy. Ia menatap bola mata gadis itu, terlihat kesedihan di dalamnya. "Terus siapa yang dicintai Rudi?""Saya nggak tahu, Nyonya karena saya nggak kenal, tapi kayaknya saya pernah melihat wajahnya. Dia cantik, sangat cantik.""Aduh Amy, jangan panggil aku Nyonya, dan jangan berbicara formal kayak gitu, aku nggak suka.""Iya, Mbak, maaf. A-aku masih belum terbiasa," ucap Amy pelan."Baiklah aku maafkan," balas Sisil dengan serius. "Tapi, Nak. Rudi bilang sama Ibu kalau dia mencintaimu."Bu Mila menjadi sedih mendengar ucapan gadis yang ia harapkan menjadi menantunya itu. Amy meraih tangan Bu Mila, menatap wajah wanita tua itu yang terlihat sedih padahal awalnya terlihat sangat bahagia."Bu, terima kasih udah ngurusin saya sampai detik ini, walau saya bukan siapa-siapa, tapi Ibu begi
last updateLast Updated : 2021-10-31
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status