Rafael membuka pintu kamar Kaneesha dengan hati-hati, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Ia melongokkan kepala, matanya tertuju pada ranjang di tengah ruangan. Di sana, Queen tertidur dengan posisi menghadap pada Kaneesha. Handuk basah masih menempel di kening bocah perempuan itu.Tanpa sadar, Rafael tersenyum melihat pemandangan manis di depannya. Akhirnya, setelah berbulan-bulan tidak merasakan kasih sayang ibunya, malam ini Kaneesha bisa merasakan hangatnya dekapan sosok seorang ibu.Rafael melangkah perlahan, ingin melihat mereka dari dekat. Kaneesha tidak lagi mengigau seperti beberapa jam yang lalu. Mata itu terpejam rapat dengan jari-jari mungilnya memegang tangan Queen.Rafael mendesah. Mau tak mau, ia harus mengakui jika Queen seorang wanita yang tulus. See, bahkan setelah Rafael dan Selly melukai Queen, wanita itu menyingkirkan ego untuk merawat Kaneesha, bahkan menemani tidurnya.Melihat ini, Queen tidak mungkin menyakiti Kaneesha ata
Baca selengkapnya