Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / Bab 731 - Bab 740

Semua Bab Tentang Harga Diri: Bab 731 - Bab 740

1073 Bab

S2. 123 Kursi Kosong

“Ah Daisy, kau benar-benar mengerti akan diriku,” balas Al Hameed saat wanita paruh baya itu mendekap tubuhnya erat.Perlahan Yaseer Al Hameed pun melepaskan tangan Daisy yang masih memeluk perut tambunnya kemudian melirik arloji di pergelangan tangan. Ia meninggalkan beberapa lembar uang pada Daisy untuk wanita itu berjalan-jalan sembari menunggunya.“Aku sedang ada keperluan sebentar. Salah satu rekan bisnisku berniat untuk mengajakku bertemu, kau bisa jalan-jalan sendiri dulu supaya tidak bosan,” kata Yaseer Al Hameed.Tentu saja Daisy tidak keberatan untuk menunggu selama masih ditinggalkan uang untuk bersenang-senang.Yaseer Al Hameed cepat-cepat merapikan pakaiannya dan pergi ke lantai bawah menuju restoran Diamond. Ia tentu tidak ingin membuat Nicholas Lloyd menunggunya.“Ini kesempatan bagus bagiku bisa bertemu dengan pengusaha muda itu. Jangan sampai aku membuatnya kecewa,” gumam Tuan Al Hameed yang tampak tidak tenang saat menuruni elevator. Tanpa sadar ia berjinjit beberapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya

S2.124 Bukan Spesial

Yaseer Al Hameed mengangguk pelan saat mendengar Nicko mengatakan akan ada orang lain yang ikut bersama mereka. Pria dengan perut buncit ini berpikir kalau dirinya adalah orang spesial yang mendapatkan kehormatan bertemu dengan Tuan Muda Lloyd, tapi ternyata ada orang lain yang mendapatkan berkah sama seperti dirinya.“Kurkira hanya aku, tapi ternyata masih ada yang lain lagi,” batin Tuan Al Hameed dengan kecewa.Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dan mencoba untuk menempatkan posisi sebagai tamu istimewa yang lain.“Ya, aku memang mengundang orang lain lagi di sini, anda tidak keberatan kan?” tanya Nicko sambil satu tangannya memegang sandaran kursi yang kosong.“Oh tentu tidak Tuan Muda. Saya tahu orang yang Anda undang pastilah juga orang yang spesial menurut Anda,” kata Yaseer Al Hameed.Nicko tersenyum singkat, tapi dalam hati ia mencibir mulut manis Tuan Al Hameed.“Jadi mulut manismu ini yang membuat Ibu mertuaku bisa jatuh ke pelukanmu.”Nicko meminta pelayan untuk menu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

S2.125 Kehilangan Benda Berharga

Nicko langsung melirik pria di seberangnya yang tampak kebingungan. Sejak Henry Davis memintanya untuk menunjukkan karya unggulannya, Al Hameed tak berhenti menoleh ke kanan dan kiri. Beberapa kali ia meraba kantongnya.“Apa ada masalah Tuan Davis?” tanya Nicko sambil mengangkat dagu ke arah Tuan Al Hameed.Pria dengan rambut yang lebat itu hanya menggeleng, tapi raut wajahnya tidak berkata demikian. Notebook itu tidak hanya memiliki sampul kulit buaya yang indah, tapi isinya yang sangat penting.Walau jaman sudah modern, dan serba digital, tapi ternyata Yaseer Al Hameed masih mengandalkan notebook untuk mencatat jadwal pribadinya. Menurutnya mencatat di ponsel sangat rawan untuk diretas, dan jika ponsel rusak, tidak ada sinyal atau kehabisan daya akan jadi sangat merepotkan.“Aku … aku,” kata Yaseer Al Hameed gugup kemudian tanpa sadar meletakkan sebuah notebook berwarna hitam di atas meja, dan berdekatan dengan Henry Davis.Henry yang melihat sampul notebook itu pun mengerutkan lehe
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-11
Baca selengkapnya

S2.126 Kejutan

Yaseer Al Hameed menggeleng kepalanya cepat. Tentu ia takut sikapnya akan meyinggung perasaan Tuan Muda. Namun jika dibiarkan akan jadi hal buruk baginya.“Aargh aku harus bagaimana ini, apa aku harus menyuruh Daisy kemari? Ah tidak tapi bagaimana jika Tuan Muda tahu aku di sini bersamanya, bukankah Daisy adalah mertua Tuan Muda,” pikir Tuan al Hameed.Pria Timur Tengah itu mulai menegak secangkir teh dan akhirnya ia memutuskan untuk meminta Daisy datang membantunya.“Ah bukankah ini hal baik untuk kami. Siapa tahu kedekatanku dengan Daisy akan berdampak pada bisnisku bersama Tuan Muda. Bukankah dalam keluarga akan menjadi lebih mudah dalam menjalankan bisnis,” pikir Tuan Al Hameed.Pria berambut lebat ini pun tersenyum, “Oh tidak Tuan Muda, aku tidak akan pergi, aku hanya ingin minta ijin untuk menggunakan ponselku sebentar. Yah mungkin saja dugaan Anda berdua benar kalau saya mungkin tak sengaja meninggalkannya.”Baik Nicko maupun Tuan Davis pun mengangguk dan mempersilakan pria itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-12
Baca selengkapnya

S2.127 Daisy Tak Berkutik

Yaseer Al Hameed pun tersenyum saat melihat wanita yang baru datang. Setelah meminta diri, ia langsung berdiri dan menyambut kedatangan wanita yang masih berdiri mematung.“Kau menemukannya, Sayang?” tanya Tuan Al Hameed, dan panggilan itu terdengar jelas di telinga Nicko.Cih! Nicko membuang muka, ia muak saat melihat keintiman klien dan ibu mertuanya.“Benar-benar tidak tahu etika,” Nicko bergumam.Kali ini Henry Davis menoleh dan mencoba menyhentuh pundak Nicko. Raut wajahnya tampak sendu seakan menunjukkan empati pada lelaki muda yang mengundangnya.“Aku berterima kasih kau sudah mengingatkanku, Tuan Muda. Aku betul-betul prihatin dengan apa yang barusan kau lihat,” kata Henry Davis sambil menepuk pundak Nicko.Padahal sebenarnya ia sudah merencanakan untuk berhubungan dengan Daisy diam-diam. Namun kenyataan yang ia lihat hari ini merubah segalanya.“Untung saja aku belum mendekati wanita itu lagi, huh aku harus membuat dia membayar semua,” amuk Henry Davis dalam hati.Daisy sendi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-12
Baca selengkapnya

S2. 128 Bertengkar Dengan Henry

Nicko masih menoleh ke arah Al Hameed saat Daisy menariknya. Kali ini ia berpura-pura untuk menuruti keinginan wanita paruh baya itu. Ia ingin tahu sampai dimana akting Daisy kali ini, atau mungkin wanita yang selama ini selalu saja menghinanya akan memohon padanya.“Huh, apa kau bermaksud memohon kepadaku Daisy?” tanya Nicko dalam hati sambil tersenyum sinis.Namun sikap yang berbeda justru ditunjukkan oleh Henry Davis. Kali ini ia benar-benar tidak tega melihat pernikahan Nicko dipermainkan. Bukan rahasia lagi kalau Nicko sangat memperhatikan istrinya.Pria yang rambutnya mulai kelabu itu pun menepuk bahu Yaseer Al Hameed.“Memang benar ada yang disembunyikan, tapi tidak oleh Tuan Muda, melainkan oleh dia!” Henry Davis tanpa ragu menunjuk ke arah Daisy yang tiba-tiba saja menghentikan langkahnya.“Apa maksud Anda?” tanya Al Hameed tidak mengerti.Henry Davis hanya tersenyum sinis, kali ini ia mengangkat wajahnya ke arah Daisy.“Ya wanita itu menyembunyikan sesuatu, sepertinya ia ing
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-13
Baca selengkapnya

S2. 129 Petualangan Terakhir

Daisy pun ternganga begitu mendengar pertanyaan Yaseer Al Hameed. Wanita ini pun sadar tidak seharusnya ia membuat keributan di sini.“Aduh bagaimana ini, Yaseer jadi tahu kalau aku pernah berhubungan dengan si tengik ini,” pikir Daisy sambil mencari jalan keluar.Dia tidak mungkin merayu Al Hameed kali ini karena masih ada Nicko. Tadi dia mengajak Nicko dan bermaksud untuk membohongi menantunya lagi. Ia ingin mengatakan kalau Al Hameed memanggilnya sayang karena memang kebiasaannya terhadap lawan jenis tanpa ada maksud apa-apa.Namun pertengkarannya dengan Henry Davis merubah semuanya.“Huh dasar laki-laki tak berguna, bisanya memperkeruh suasana saja,” pikir Daisy sambil melirik sinis ke arah Tuan Davis.“Eh aku … ya aku hanya bertengkar kecil saja dengannya. Kita memang seringkali berselisih paham, tapi kau tak perlu khawatir ini hanya pertengkaran yang tidak penting,” Daisy berusaha untuk menenangkan Tuan Al Hameed.Namun pria bertubuh tambun itu pun menggeleng, “Pertengkaran yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-13
Baca selengkapnya

S2. 130 Ini Yang Dilakukannya

Beberapa jam lalu …Dua orang pria berjubah hitam meninggalkan meja resepsionis setelah mendapatkan kunci kamar. Mereka berdua menolak untuk diantar oleh petugas bellman dengan alasan mereka tidak membawa banyak barang.Di dalam kamar dua pria berjubah hitam itu mengganti pakaian mereka dengan busana casual. Salah satu berdandan sporty, dengan celana pendek dan kaos serta handuk yang digantung pada leher, tak lupa perangkat untuk mendengarkan musik. Pria yang satu lagi mengenakan kemeja dan kacamata serta membawa tablet dan sebuah buku notes.Kedua pria itu tidak berjalan bersamaan, ada jeda lima menit saat mereka keluar dan berjalan berjauhan. Namun keduanya memiliki tujuan yang sama.Di sisi lain seorang pria berperawakan tambun baru saja keluar dari kamar. Pria itu mengenakan setelan jas rapi yang tidak dikancingkan dan menuju elevator. Di saat yang bersamaan pria berjubah hitam yang tengah mengenakan busana rapi ikut memasuki elevator yang sama dan tampak sibuk dengan tabletnya.S
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-14
Baca selengkapnya

S2.131 Bertengkar Lagi

Setelah menyelesaikan urusannya, Nicko pun segera pulang ke rumah untuk mengabari kejatuhan ibu mertuanya. Hari masih sore, tapi untuk hari ini Nicko sudah berjanji pada Jo untuk tidak pulang terlambat. Sudah lama ia tidak menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya sekedar untuk menikmati minum the di sore hari.“Sayang, kau sudah pulang?” tanya Josephine yang tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat melihat suaminya sudah pulang ke rumah.Perempuan berambut pirang itu pun langsung memeluk suaminya dengan erat, sedikit bermanja untuk mengekspresikan kebahagiaannya.“Yah aku hanya ada satu pertemuan dengan Tuan Al Hameed dan Henry Davis, yah kau tahu kan siapa lagi yang ikut dengan pertemuan ini?” tanya Nicko.“Jadi kau sudah bertemu dengan Ibu? Bagaimana keadaannya? Apa Ibu sudah mengetahui letak kesalahannya?” tanya Jo yang tampak penasaran.Ia sangat mengutuk perbuatan ibunya, tidak seharusnya Daisy melakukan demikian, apalagi saat sang ayah sedang sakit dan membutuhkan perhati
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-16
Baca selengkapnya

S2. 132 Sampai Kapan

Jo yang terdiam setelah mendengar ucapan Nicko akhirnya menggeleng. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan kalau seandainya sesuatu terjadi pada keluarga besarnya.Ia tahu nenek memiliki penyakit jantung dan tentunya tak bisa mendengar hal buruk, hal itu akan membuat tekanan darahnya naik dan membuat jantungnya bekerja terlalu keras hingga akhirnya pingsan. Lebih buruknya lagi hal ini bisa bereseiko pada kematian.Sedangkan ayahnya Jo pun sedang sakit, jika mendengar kabar buruk tentunya akan membuat kesehatannya semakin menurun. Hidup setiap hari mengandalkan kursi roda saja sudah membuat Edmund tertekan, bagaimana mungkin jika ia harus menghadapi kenyataan kalau Daisy adalah seorang perempuan peselingkuh.“Ayah sekarang sudah tenang bersama Cathy, apa mungkin aku harus membebani pikirannya lagi?” pikir Jo.Nicko pun membiarkan istrinya merenung dan memilih mandi untuk mendinginkan kepalanya.“Hah, kenapa dia malah pergi? Huh apa benar sudah tak peduli lagi?” tanya Jo dalam hati sete
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7273747576
...
108
DMCA.com Protection Status