Nicko langsung melirik pria di seberangnya yang tampak kebingungan. Sejak Henry Davis memintanya untuk menunjukkan karya unggulannya, Al Hameed tak berhenti menoleh ke kanan dan kiri. Beberapa kali ia meraba kantongnya.“Apa ada masalah Tuan Davis?” tanya Nicko sambil mengangkat dagu ke arah Tuan Al Hameed.Pria dengan rambut yang lebat itu hanya menggeleng, tapi raut wajahnya tidak berkata demikian. Notebook itu tidak hanya memiliki sampul kulit buaya yang indah, tapi isinya yang sangat penting.Walau jaman sudah modern, dan serba digital, tapi ternyata Yaseer Al Hameed masih mengandalkan notebook untuk mencatat jadwal pribadinya. Menurutnya mencatat di ponsel sangat rawan untuk diretas, dan jika ponsel rusak, tidak ada sinyal atau kehabisan daya akan jadi sangat merepotkan.“Aku … aku,” kata Yaseer Al Hameed gugup kemudian tanpa sadar meletakkan sebuah notebook berwarna hitam di atas meja, dan berdekatan dengan Henry Davis.Henry yang melihat sampul notebook itu pun mengerutkan lehe
Terakhir Diperbarui : 2022-08-11 Baca selengkapnya