“Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?” tanya Alberto, sorot matanya begitu tajam seolah kini tengah mengintimidasiku. “Sebaiknya kita cari tempat lain. Aku tidak mau anak ini mengetahui identitas sebenarnya dari Ayah yang begitu ia sayangi,” ucapku. Kubalikan tubuh ini membelakangi Alberto dan melirik pelan melalui sudut mataku kepada Sinta. Gadis yang malang, di usia yang cukup belia, ia terpaksa harus menghadapi situasi sulit seperti ini. Tapi hal menyedihkan akan membawa kekuatan bagi seseorang, begitu juga dengan mereka yang ditinggalkan. Aku yakin dia cukup tangguh untuk melewati sisa hidup ke depannya, poin plus sudah ia dapatkan ketika dengan berani meneriaki dan membentakku. “Ayah! Jangan tinggali aku.” Wajah Sinta berlinang air mata, untuk anak seusianya aku sama sekali tidak keberatan jika harus menunggu. Hari ini, di waktu petang tiba, Sinta akan berpisah dengan ayahnya, mungkin untuk selamanya. “Tidak apa-apa, jangan khawatir
Read more