Selama presentasi berlansung, Rachel tidak pernah merasa tenang sedikit pun, karena pikirannya hanya tertuju pada Marcus. Semoga yang tadi meneleponnya tidak serius dengan ucapannya. Marcus adalah pria gila yang kadang kasar, maka seharusnya tidak semudah itu untuk mencelakainya. Rachel yakin dengan hal itu. Dan di suatu tempat yang merupakan pabrik tua terbengkalai, Marcus Cho, pria itu tergeletak di lantai yang dingin, dan kotor dengan luka di bagian kepalanya. Tidak ada yang membawanya ke rumah sakit, sebab sang penabrak membawanya ke tempat ini, lalu mengelilingi dan menyiramnya dengan bensin. Si penabrak yang merupakan seorang pria saat ini tengah menatap lekat Marcus. Pria ini mengeluarkan pemantik api, siap untuk membakar Marcus. Marcus terlalu banyak berkuasa, merebut segala hal yang dulu menjadi miliknya. Ia benci melihat Marcus menjadi lebih baik darinya. “Selamat tinggal, Marcus Cho.” Pria yang memaka
Read more