Setelah sedikit bercanda bersama ibu dan juga Bu Nur, Dinda dengan entengnya langsung membuka tutup mangkok yang dibawa oleh ibu kekasihnya. Karena sang ibu sedang asyik mengobrol Dinda langsung beranjak dari tempat duduknya. Baru saja dia hendak melangkah ke dapur, tangannya dicegat oleh―. “Dasar anak satu ini! Sejak kapan kamu enggak sopan begitu? Bukannya, Mama selalu ajarkan kamu tata krama yang baik?” ujar sang ibu dengan kedua mata yang membesar. “Maaf, Ma. Dinda sudah enggak sabar lagi mau makannya,” ungkap Dinda tertunduk sedih. “Sudahlah, Dik. Tidak apa-apa, sama saya ini. Biarkan saja, dia memang sudah lama ingin makan itu,” sambung Bu Nur. “Kakak, kalau dibiarkan dia begitu. Akan kebiasaan sampai nanti, bagaimana nanti kalau di depan mertuanya.” Kata terakhir yang diucapkan oleh Bu Puji membuat, Adinda dan Bu Nur saling pandang. Kedua pasang mata mereka terkesan membelalak. Seperti ada yang sedang keduanya bicarakan melalui tatapan
Read more