Home / Romansa / Victim of Revenge / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Victim of Revenge: Chapter 101 - Chapter 110

165 Chapters

Bad Dave

"Bangga begitu kalau orang tuamu sudah tua? Iri kalau aku jadi anak Mama dan Papa yang masih tampan dan cantik?""Aku bertaruh, kau pasti memujinya jika sedang ada perayaan saja seperti ini. Kemarin-kemarin, kau pasti menghinanya, kan?"Garvin terkekeh, melihat pertengkaran di depannya yang malah terlihat seperti stand up komedi. Bukannya melerai, malah itu ia jadikan sebagai hiburan. "Bagaimana Chloe?" Garvin mengalihkan pandangannya pada Daniel yang bertanya demikian. "Ya, sejauh ini dia baik-baik saja.""Syukurlah, penyakitnya?" Kini, Chloe bertanya"Sudah sembuh." ***"Hey, jaga ucapanmu. Aku tidak mungkin seperti itu." "Ah, kau ini banyak alasan rupanya."Seperti itu, mereka akan bertengkar setiap kali bertemu, entah apa saja itu bisa menjadi bahan masalah, seandainya mereka berbeda jenis kelamin Dani
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more

The tribulation that comes back

"Aku terlalu takut. Chloe tidak pernah sakit lagi penyakitnya yang terdahulu sembuh."Emily mengusap punggung Garvin semakin pelan. "Chloe pasti akan baik-baik saja. Lebih baik kau tenangkan dirimu. Kau akan bertemu Darren, tidak mungkin kau datang dengan keadaan berantakan. Bagaimana kau bisa menyakinkan Darren jika seperti ini?" Inilah kenapa Daniel menyuruh Emily duduk bersama Garvin, itu agar ia bisa menenangkan Garvin. Daniel tidak bisa, ia terlalu kaku. Dari rumah mereka sampai ke rumah sakit butuh beberapa menit, hingga membuat mereka tiba di rumah sakit di mana Chloe di rawat pada hari menjelang sore. Ketika Garvin dan yang lain tiba di sana. Darren tertidur dipangkuan dokter muda. Ansel John.***"Apa kalian keluarga Darren Criss Taylor?" tanya Ansel dengan suara beratnya dah lirih, takut membangunkan Darren. Emily segera mengambil alih, mungkin dokter muda itu terasa pegal, Darren tertidur seperti koala.&n
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more

Continued sadness

"Itu bukan salahmu. Berhenti menyalahkan dirimu, Celine." "Ini salahku. Aku terlalu asik dengan obrolanku sehingga tidak sadar kalau anak kita memanjat terlalu tinggi. Darahnya bahkan sampai mengotori seluruh bajuku. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika Felix kenapa-napa." "Felix baik-baik saja. Bukankah, dokter mengatakan demikian. Lukanya sudah di jahit." Dave mengambil tubuh Celine dan memeluknya. Ia memeluk Celine, tapi pikirannya tertuju pada Chloe. Wanitanya yang lain, yang juga berada di rumah sakit. Bagaimana keadaannya? Apa ia baik-baik saja? Sudah sadar? Atau, mungkin sudah pulang? Entahlah.  "Apa malam ini kau akan tidur di kamar Chloe? Ini, malam kalian." Ya, aku harus ke sana.  "Tidak, aku akan menemanimu. Felix selalu mencariku tengah malam jika dia sakit." "Terima kasih, Dave." "Ini tugasku."***Malam ketika Chl
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more

Tricky choice

Setidaknya, ia tidak memiliki siapapun untuk tanggung jawabnya, sementara Chloe? Ia mempunyai Darren yang harus di jaga, di rawat, dan di sayangi, perlahan hidup Darren masih panjang, ia tidak masalah jika suatu saat harus mengurus Darren. Tapi, tetap saja, pria akan kewalahan mengurus seorang anak. Apalagi, ia sendirian, bersama Darren ia akan memikirkan dua kali untuk menikah. Kebanyakan wanita tidak menyukai pria yang memiliki anak. Garvin harus mencari wanita yang harus menerima dirinya juga Darren dan itu tidak mudah. Sedangkan, ia sudah pas untuk menikah. "Kak Garvin." Chloe menangkap tangan Garvin yang sudah berbalik, pria itu menangis, menjatuhkan air matanya pada punggung tangan Chloe. "Ada apa? Kau menangis?""Kau istirahat saja. Aku ingin makan, lapar." Pelan, Garvin mengenyahkan tangan Chloe dari tangannya.Ada yang tidak beres, Chloe melihat bungkusan makanan di atas meja. Daniel meletak
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more

Casualties

Felix sangat suka mainan, membujuk kemarahan Felix adalah sesuatu yang mudah, belikan dah turuti semua kemauannya maka sembuh, sangat bertolak belakang dengan Darren, walau ia sendiri tidak tahu Darren jika marah seperti apa dan bagaimana cara membujuknya. Tapi yang ia tahu, Darren lebih suka diam dan memendam. "Aku tidak bisa menemukan ponselmu, jaketmu sudah dicuci." Tidak ada? Ya, Tuhan. Ia menjatuhkan benda itu kemarin, sewaktu Celine menghubunginya dengan tangisan yang sangat keras."Kau sudah mencoba menghubungi ponselku?" tanyanya, mungkin Darren yang menemukan benda itu. "Sudah, tapi tidak aktif."Dave mendesah, pasti kehabisan daya. "Mungin, aku meninggalkannya di kantor.""Kalau begitu, aku akan datang ke kantor nanti, agak siangan." Sambil ke rumah sakit, batinnya meneruskan.  ***Ketika bangun di pagi hari, Emily segera bergeg
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more

Shackles of three hearts

Chloe pasti takut Darren mendapat hukuman dari Dave, Chloe sedang tidak bisa menolong Darren, maka sebisa mungkin ia membujuk, namun Darren malah kabur menuju atap gedung setelah mengeluarkan isi hatinya yang selama ini ia pendam. Garvin tentu saja ikut menangis, ia terenyuh juga sedih. Membayangkan keponakannya yang masih enam tahun memiliki tekanan yang begitu besar dan itu malah diperbuat oleh ayahnya sendiri. Ah tidak, ini semua karena ulahnya dulu. Chloe terjerumus dalam jeratan Dave adalah karena ulahnya, kini malah berimbas juga pada keponakannya. Astaga, ia benar-benar manusia yang tidak punya hati. Ada satu bagian yang tidak bisa membuatnya menahan air mata adalah ketika Darren berkata, untuk apa? Aku menjadi yang terpandai, menjadi kebanggaan guru, tapi ayah tidak pernah melihat. Di matanya hanya ada Felix, ketika ibu jatuh pingsan dan aku membutuhkannya untuk menenangkan aku, dia malah pergi seperti penjahat
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more

Play favor

"Apa kau dan Dokter Ansel mengenal secara pribadi?" Dahi Emily nampak berkerut, tentu saja ia bingung. Apa mereka menunjukkan kalau mereka saling mengenal?  "Tidak? Kami bahkan baru bertemu tatap hari ini. Kemarin, langsung pergi begitu Darren merancau. Ada apa?" "Ah, tidak. Lupakan saja."  Aneh sekali memang, bagi Emily maupun Chloe, tapi ya sudahlah. Toh, hanya pertanyaan tidak ada maksud lain.  "Ah, apa kau baru saja menerima panggilan penting? Apa harus pergi?" tanya Chloe mengalihkan. Emily menggeleng kecil.  "Temanku, teman yang sangat menyebalkan, hampir enam tahun ia menghilang dan sekarang kembali lagi, ia meminta untuk di jemput sore nanti." kata Emily.  "Oh iya, Chloe. Ada yang ingin aku katakan padamu." Chloe mengerjap. "Apa?"***"Aku kembali bukan untuk membantumu, tapi yang akan aku la
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more

Does not match what is there

"Kau baru datang? Ah, kau sibuk sekali?""Felix sakit."Jadi, memang benar apa yang dikatakan Darren, Dave pergi lantaran Felix.  "Dia jatuh dari tempat bermain di TK, aku bisa kemari karena dia tadi disuntik obat pereda rasa sakit." Chloe hanya diam, ia sama sekali tidak merespon perkataan Dave dan hanya memainkan jarinya di atas lutut. Apa ia marah? Karena, ia mendahulukan Felix, tidak Chloe, jangan kekanakan. "Apa kau marah?" Akhirnya, ia menyuarakan isi hati. Di dapatinya gadis itu mengembuskan napas pelan. "Kekanakan sekali, ya?" Chloe mengangkat kepalanya, menunjukkan senyum kecut tanda kalau ia marah. "Keterlaluan. Jadi, kau benar-benar marah karena aku mendahulukan Felix?""Maaf.""Kau benar-benar seperti bocah."***Setidaknya, katakan jika kau terdesak saat itu, Dave. Bukannya mal
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more

Protective Dave

Dokter Ansel. "Astaga, ya ampun. Ah, maafkan saya Dokter, saya menabrak anda lagi." Emily segera membungkukkan badannya. "Ah, maaf. Saya terlalu fokus dengan ini." Ia mengangkat map ditangannya, jadi mereka berdua tidak sengaja bertabrakan, bukan karena ia sedang tidak memperhatikan jalan, tapi Dokter Ansel juga.  "Ah, tidak masalah. Ngomong-ngomong, saya minta maaf soal tadi. Suamiku itu— sedikit posesif.""Aku tahu, memang tidak sepantasnya saya memeluk anda demikian. Saya minta maaf. Oh iya," Pria itu merogoh sakunya, mengeluarkan kaleng minuman yang tadi jatuh. "Milik anda jatuh dan sudah kotor, jadi saya membelinya lagi.""Ah, tidak perlu, hausku sudah hilang." "Anggap saja permintaan maaf.""Oh." Ansel pergi melewati Emily setelah memastikan Emily menerima pemberiannya. Ya ampun, ia benar-benar pria gentleman. Bukannya, Daniel tidak, tapi ia sedang menge
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more

Inner rebel

"Kan, sudah Ayah bilang, nanti jauh. Kau tidak mau mendengar.""Ini jatuh biasa Ayah, aku baik-baik saja." Darren bangkit dari jatuhnya dan menunjukkan pada sang ayah, ya ia terjatuh. Karena, ketika ia berlari dari bawah perosotan ia bertubrukan dengan anak lain yang hendak memanjat. "Tidak, kau jangan main lagi. Sudah, ayo kembali pada Ibu, dia menunggu sendirian.""Ayah saja yang temani, ayah kan suaminya. Aku masih mau main." "Aish, kau ini anaknya. Ayo, cepat. Nanti kau terluka dan Ayah tidak mau."Sadar atau tidaklah Dave sudah membuat Darren dan Chloe terenyuh. Tidak mau? Jadi, maksudnya Dave tidak mau kalau Darren terluka? Kenapa? Biasanya, tidak peduli. Seperti bukan Dave saja.***"Ah, Ayah tidak seru." Ketika mereka sudah duduk di bangku taman dekat Chloe dan Dave menatap anaknya, Darren membuang muka, seraya berpura-pura mengeluh. "Tidak seru
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status