Home / CEO / Salah Ranjang / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Salah Ranjang: Chapter 151 - Chapter 160

164 Chapters

Tidur Nyenyak

'Sepertinya itu se—' pikiran Shassy langsung terhenti saat sesuatu muncul dari semak-semak itu. "Astaga ternyata ayam," ucap Shassy sambil mengusap dadanya. Tak lama kemudian ekspresi Shassy pun berubah aneh, ia pun bertanya pada Keen. "Eh, kamu melihara ay—" Belum selesai Shassy mengatakan kalimatnya, tiba-tiba ayam itu sudah berubah keadaan. 'Kekkk-kek-kek!' Suara ayam itu seolah berteriak. "Mas, mati Mas," ucap Shassy sambil menunjuk ke arah ayam tersebut. "Memangnya kenapa kalau mati," sahut Keen dengan santai menatap ke arah ayam dan ular yang sedang melilit ayam tersebut. "Itu ayam kamu mati," imbuh Shassy sambil menekan-nekan bahu Keen karena gemas melihat ayam yang sudah hampir tak bersuara.
Read more

Pelayan Kecil Vila

            Setelah Keen mendengar kabar tersebut, ia pun dengan santai menunggu Shassy yang masih mandi. Semua berjalan seperti seharusnya, setelah Shassy keluar dari dalam kamar mandi Keen pun segera mandi dan kemudian mereka sarapan bersama. "Slurrrppp," Suara Shassy ketika menyeruput mie instannya. "Kamu sangat suka mie?" tanya Keen sambil menatap Shassy yang terlihat begitu menikmati makanannya. Shassy pun menjawab dengan santai, "Apa pun itu harus dinikmati sepenuh hati karena belum tentu besok kita bisa makan seperti ini lagi." "Sangat positif," sahut Keen lalu menyeruput mie-nya. "Hemmm," gumam Shassy menanggapi ucapan Keen karena mulutnya penuh dengan makanan saat itu. "Setelah in
Read more

Kania alias Mini

     Mata pelayan kecil tersebut langsung terbelalak ketika gorden yang menutupinya terbuka. "Kamu sedang apa di sini? Nyonya sedang mencari kamu," ujar seseorang yang juga menggunakan pakaian pelayan. "Husst …" Pelayan tersebut langsung memberi tanda pada temannya agar berhenti bicara. Pelayan itu pun terlihat bingung ketika melihat pelayan kecil itu memberinya tanda. Tapi tiba-tiba … "Siapa itu?" tanya Shassy yang berada tidak jauh dari mereka. Pelayan yang tadinya membuka gorden langsung menoleh dan terkejut melihat Shassy. "Ma-maaf Nyonya saya tidak tahu kalau Anda ada di sini," ujar pelayan tersebut dengan cepat sambil menundukkan kepalanya. "Tak apa, aku memang ada di sudut," sahut Sh
Read more

Asal Berjanji

"A-aku … mana mungkin aku mencari tahu hal itu dari Raka. Setelah tiga tahun, orang yang pertama kali menemuiku adalah Tristan," ucap Shassy lalu mengaduk makanannya.   Beberapa saat kemudian Keen pun menghela napasnya. "Iya, istri pamanku itu meninggal karena bunuh diri," ucapnya.   "Tapi kenapa, bukankah kehidupannya sangat baik? Dan tante Melati itu seorang wanita yang kuat, dia itu seperti mama hanya saja lebih kaku," gumam Shassy memikirkan hal tersebut.   "Apa yang kamu lihat belum tentu nyata, apa kamu tidak belajar hal ini," sahut Keen dengan ringan.   Shassy pun manggut-manggut. "Benar juga apa yang kamu katakan Mas, apa yang dilihat memang belum tentu kenyataan."   "Lalu?" tanya Keen.   Shassy pun mengerutkan
Read more

Jangan Berisik Cakra Sedang Tidur

             Setelah keluar dari restoran mewah tersebut, Keen dan Tristan segera masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat itu dengan cepat. Di dalam mobil. "Kenapa?" tanya Keen yang sadar kalau Tristan berkali-kali melihat ke arahnya dari kaca di atasnya. "Itu Tuan—" "Ehem," deheman Keen memotong kalimat Tristan. "Maksud saya Kak," ujarnya merubah panggilannya pada Keen. "Itu tadi, apa Anda benar-benar mengenal orang bertopeng itu?" tanyanya penasaran. "Apa kamu meragukanku?"  "Bukan begitu Kak, tapi orang itu …" Tristan menggantung kalimatnya. "Kamu juga mengenalnya," sahut Ke
Read more

Untung Ada Bu Nur

Semua wanita itu pun langsung menatap ke arah pisau yang ada di tangan Shassy tersebut. "Lihat itu," ujar salah satu wanita itu sambil menunjuk ke arah pisau di tangan Shassy. Shassy pun langsung menyahut, "Aku baru—" "Geledah tempat ini!" teriak yang lainnya. Kemudian para ibu-ibu itu pun masuk ke dalam rumah tersebut, mereka masuk ke dalam setiap ruangan dan juga ke dapur. "Kamu tidak apa-apa Wen?" tanya Shassy kembali memperhatikan keadaan temannya. "Sedikit benjol sepertinya, tadi digetok pakai teplon sama ibu baju merah," jawab Weni sambil mengusap usap keningnya. Shassy pun mendesah kasar. "Sebenarnya mereka itu kenapa," ujarnya kesal. 
Read more

Paman Datang

Shassy yang mendengar hal tersebut pun hanya bisa menghela napas panjang. "Aku adalah Shassy," ujar Shassy menjawab kebingungan laki-laki terebut. Laki-laki itu pun langsung berbalik dan menatap Shassy dengan heran. "Apa maksud kamu?" tanyanya. "Ya … nama asliku Shassy bukan Ana, walaupun namaku memang Shassy anastasya sih," jawab Shassy dengan santai. "Lalu maksud laki-laki itu?"  "Ben, dia memang suamiku," jawab Shassy sambil berjalan ke arah laki-laki tersebut. "Tapi bukannya Cakra itu …" "Beni," panggil Shassy memotong kalimat Beni yang hampir saja keceplosan. "Maaf, tapi aku pikir kamu itu …" ujar Beni yang tiba-tiba teringat sesuatu. "Ah, jangan
Read more

Suami Yang Paling Bodoh

Tiga hari kemudian.            Sore itu Keen kembali ke rumah lebih awal. "Shass," panggil Keen mencari Shassy di dalam kamar mereka. "Aku di balkon," sahut Shassy dari arah balkon. Keen pun segera masuk ke dalam balkon kamar tersebut, ia melihat Shassy yang tengah duduk santai di sana. "Kamu belum bersiap?" tanyanya sambil duduk di kursi yang ada di dekat Shassy. Shassy pun menatap Keen. "Andaikan aku tidak ikut, bagaimana?" tanyanya. "Apa kamu takut?" tanya Keen sambil tersenyum meremehkan. "Aku hanya tidak ingin ada masalah. Jika aku ke sana, kamu tahu sendiri orang tua itu pasti akan membuat masalah seperti kemarin," jawab Shassy lalu menggigi
Read more

Kamu Menipuku

         Suasana di ruangan itu pun  mulai kacau, beberapa tamu undangan berteriak histeris bahkan ada yang sampai pingsan saat melihat hal tersebut. Hingga akhirnya Tuan Bastomi dan beberapa orang masuk ke dalam tempat tersebut. "Cepat periksa dia," perintah Tuan Bastomi pada anak buahnya sambil menunjuk ke arah calon istrinya tersebut. "Maaf Tuan," ujar orang yang baru saja memeriksa keadaan wanita tersebut.  Tuan Bastomi lalu mengarahkan pandangannya ke sekitar dan memakukan pandangannya pada Keen yang  juga sedang menatapnya dari kejauhan. "Kurang ajar," geramnya.  Lalu Tuan Bastomi pun dengan cepat melewati mayat calon pengantinnya itu dan berjalan ke arah Keen. "Kurang ajar, ini pasti ulah kamu!" teriak Tuan Ba
Read more

Hidup Atau Mati Terserah

       Kemudian terlihat beberapa orang masuk dan segera melumpuhkan anak buah Tuan Bastomi yang ada di tempat itu. Shassy pun makin kebingungan melihat hal tersebut. 'Apa ini?' pikirnya.Lalu ia pun teringat dengan Keen yang tergeletak di dekatnya. Dengan cepat ia menarik tubuh suaminya itu sekuat tenaga dan segera memangku kepala suaminya tersebut sambil terus membelai lembut rambutnya. "Mas kamu berat sekali, kamu banyak dosa pasti," ucap Shassy dengan senyum pahit dan air mata yang mengiringi kalimat tersebut. *Di sisi lain ...           Terlihat Tuan Bastomi yang tengah terbaring di lantai, sedangkan Raka kini duduk santai duduk di kursi yang tadi digunakan oleh Tuan Bastomui. 
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status