"Lepaskan! Lepaskan aku! Kau pergi saja sana ke kamar Sisil! Obati lukanya! Cium kedua pipinya, lalu cium juga bibirnya. Biar dia cepat sembuh! Aku tidak butuh siapa-siapa! Aku tidak akan mati hanya karena kau tidak mendukungku. Toh, sejak dulu aku sudah biasa menghadapi semuanya sendiri. Tanpa siapa pun. Tanpa Ibu, tanpa Ayah, juga tanpa dirimu!" omel Smith tanpa henti. Ia terus mengoceh dengan air mata yang juga meluber sendiri."Jangan berkata seperti itu. Aku mohon, aku minta maaf. Seharusnya aku mendengarkan dulu penjelasan darimu sebelum menanyakan hal yang tidak-tidak. Aku memang salah, masih saja sint*ng di saat yang harusnya waras," tutur Janu menyalahkan diri sendiri. Janu sadar benar. Ia sudah melakukan kesalahan besar karena telah menghakimi Smith dengan pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan. Tidak biasanya ia seceroboh itu. Biasanya Janu akan bersikap netral sampai dengan suatu masalah jelas duduk perkaranya.Entahlah! Mungkin Janu menjadi dem
Last Updated : 2021-06-16 Read more