Home / Romansa / Imperfect Love / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Imperfect Love: Chapter 61 - Chapter 70

126 Chapters

Konsultasi Dulu

Sudah beberapa hari ini, Yasmen selalu was-was ketika pergi ke kantor bersama Byakta. Ia khawatir, Endy kembali mengiriminya sesuatu dan tahu-tahu sudah berada di atas meja kerja Yasmen. Namun, ternyata itu semua hanya menjadi kecemasan Yasmen belaka. Endy sudah tidak lagi mengirimkan sesuatu, bahkan pria itu sudah tidak menghubungi Yasmen sama sekali.Sepertinya, telepon dari Yasmen terakhir kali, cukup membuat Endy sadar diri.Ya! Sepertinya, begitu.Akan tetapi, dugaan Yasmen ternyata salah. Setelah seminggu lebih tidak mendengar kabar apapun dari Endy, hari itu akhirnya datang juga. Ketika pintu lift di lantai lobi terbuka, Yasmen melihat Endy segera menyematkan senyum lebar padanya.“Ah! Princess! Long time no see!” seru Endy seraya keluar dari bilik lift. “Aku baru dari atas, meeting buat persiapan,” terangnya tanpa diminta lalu berhenti di samping Yasmen. “Apa kabar?” Endy mengulurkan tangan pada gadis itu dengan ramah.“Baik.” Mencoba profesional, Yasmen segera menyambut ulura
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Berdiri Aja

“Kenapa nggak jadi ke dokter?”Menghadapi mood Yasmen yang naik turun di saat-saat seperti ini, sungguh membuat Byakta harus memiliki stok sabar yang berlebih. Setelah puas menangis di ruangan Bira siang tadi, dengan terpaksa Byakta membiarkan istrinya itu pulang ke rumah karena kondisi Yasmen tidak memungkinkan untuk bekerja.Teringat Yasmen menginginkan pergi ke dokter kandungan, maka Byakta sengaja pulang cepat agar tidak terkena macet nantinya. Namun, ketika ia sudah sampai di rumah, Yasmen mendadak berubah pikiran.“Kata mami entar aja,” jawab Yasmen masih menyimpan kesedihan mendalam, karena gagal memiliki bayi di awal bulan pernikahannya. “Tunggu selesai, jadi nanti sekalian USG trans … trans apa tadi, ya, mami bilang. Pokoknya, USG nanti di masukin ke situ.” Telunjuk Yasmen mengarah pada bagian inti tubuhnya, sambil menatap Byakta. Tidak ada rasa sungkan, maupun segan ketika ia mengatakan semua hal pada Byakta. “Biar nggak bolak balik ke dokter kata mami.”Byakta memalingkan w
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

Besok Pagi Aja

“Sudah jam sembilan,” ujar Byakta mengingatkan. Semua yang diminta Yasmen malam ini sudah dipenuhi oleh Byakta. Untuk itu, ia hanya ingin segera pulang, dan mengistirahatkan tubuhnya. “Semua sudah dibeli, dan kita juga sudah makan bakso. Jadi, sekarang waktunya pulang.”“Iya.” Yasmen mendengkus sambil memakai sabuk pengamannya. “Kalau ngomong sama istri itu yang mesra! Padahal udah dikasih jatah sebelum pergi. Tapi tetep aja habis itu balik ke settingan awal.”“Settingan awal?” Byakta melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.“He’em,” angguk Yasmen. “Nggak ada romantis-romantisnya sama sekali. Coba gitu, ya, entar sekali-kali nggak aku kasih apa-apa kalau lagi pengen kayak tadi. Biar tahu gimana rasanya.”“Hem, nanti dicoba aja.”Yasmen berdecak. “Hem! Awas, ya! Awas aja kalau nanti dempet-dempet terus minta macem-macem. Nggak bakal aku ladenin!”“Yakin?” Byakta hampir saja melepas tawa, tapi dengan segera ia urungkan. “Kalau kita nggak macam-macam, kamu nggak bakal bisa hamil, Hun.
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Mood Yasmen

“Ayo makan!” ajak Yasmen hanya memasukkan kepalanya saja ke dalam ruang kerja Byakta. Jam makan siang sudah lewat lima menit, tapi Byakta tidak kunjung keluar dari ruangannya. Karena itu, Yasmen berinisiatif mengetuk pintu ruangan pria itu dan mengajaknya makan siang.“Sebentar.” Byakta merapikan berkas yang berserakan di mejanya, lalu menumpuknya jadi satu. Setelah selesai, ia segera beranjak menghampiri Yasmen dan keluar makan siang bersama. “Mau makan di luar?”“Kantin aja.” Semakin ke sini, Yasmen mulai berusaha profesional. Ketika berada di kantor, ia tidak lagi menggandeng Byakta seperti sebelumnya. Mereka hanya berjalan bersisian, seperti rekan kerja pada umumnya. “Lagi malas jalan jauh, haidku banyak banget.”“Outbound besok, berarti belum selesai?”“Ya, belum.” Padahal, Yasmen sudah membayangkan akhir minggu yang panas bersama Byakta. Namun, karena Yasmen kurang teliti dalam menghitung jadwal tamu bulanannya, maka pupuslah sudah semua bayangan indah yang ada di kepala. “Aku j
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Membujuk Yasmen

“Bee!” Yasmen menggedor pintu kamar mandi berulang-ulang karena kesal akan sesuatu. Bisa-bisanya ia tidak mengecek semua hal terlebih dahulu dan terlambat menyadari hingga beberapa saat yang lalu. Harusnya, Yasmen mengecek segala sesuatu ketika masih berada di rumah, bukan saat sudah berada di hotel seperti sekarang. “Bee! Buka pintunya.” Setelah menyadari sesuatu, akhirnya Yasmen memutar handle pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci. Di dalam sana, Byakta terlihat baru saja membilas tubuhnya yang penuh dengan busa. Sayang, seribu kali sayang, Yasmen masih tidak bisa bergabung dengan sang suami karena tamu bulanannya belum juga selesai. Byakta menoleh, sambil mengusap wajahnya berkali-kali karena kucuran air bercampur busa yang berasal dari kepalanya. “Aku, kan, kemarin bilang, ukuran kaosku S,” ujar Yasmen sambil meninggikan intonasi bicaranya. Tangannya sudah terjulur, menunjukkan sebuah kaos berwarna biru dongker pada Byakta. “Kenapa yang ada di koper justru ukuran XL?
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Langsung Pulang

“Morning Princess!”Sebuah seruan itu membuat Yasmen menoleh, dan terkejut ketika Endy tahu-tahu sudah berdiri di sebelahnya. “Morning, Mas Endy.”“Kamu nggak kebagian baju?” tanya Endy masih berdiri di samping Yasmen sambil menggenggam pergelangan tangan kirinya di depan perut.Yasmen yang tengah memastikan absensi para peserta, lalu menunduk untuk melihat penampilannya sendiri. Celana jeans, dengan kaos oversize yang ujungnya bagian depan telah ia masukkan ke dalam celana. Sementara bagian belakang, sengaja Yasmen biarkan menjuntai menutup bokong agar lebih terlihat fashionable.“Nggak bagus, ya, Mas?” Mendadak, Yasmen tidak percaya diri dengan penampilannya saat ini.“Pertanyaanku bukan itu,” kata Endy lalu memutar tubuh untuk melihat penampilan Yasmen, dari ujung rambut hingga kaki. “Apa kamu nggak kebagian baju ukuranmu? Aku bisa tanyakan ke stafku, apa masih ada sisa baju ukuran … kamu pake ukuran S, kan?” tanyanya memastikan.Yasmen mengangguk sangat pelan. Mengapa Endy bisa me
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

Capek

Sepanjang perjalanan pulang, Yasmen hanya diam dan tidak melontarkan satu patah kata pun. Bayangan outbound yang dipenuhi dengan keceriaan, ternyata hanya membuat perasaannya muram sepanjang acara. Yasmen hanya memasang senyum palsu, karena sikap Byakta yang sungguh tidak bisa mengerti akan dirinya.Karena itu pula, kalimat yang sempat dilontarkan Endy selalu saja terngiang di kepala.“Buat apa nikah, kalau akhirnya nggak bahagia. Ini itu dilarang, dan jadi nggak bebas.”“Tanya sama dirimu sendiri, apa kamu benar-benar bahagia setelah nikah sama Byakta? Atau, cuma terpaksa bahagia?”Kembali mengingat perbincangannya dengan Endy, lidah Yasmen tanpa sadar mengeluarkan decakan kecil.Hal tersebut, seketika membuat Byakta menoleh dan bertanya, “Masih marah?”“Menurut Mas Bee?” Yasmen kembali berdecak, lalu memalingkan wajah. Sejak menikah, mengapa semakin banyak peraturan yang seolah mengikat Yasmen. Bahkan, orangtuanya saja tidak pernah memberi peraturan yang terasa mengikat seperti seka
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Masalah Selesai

Dengan terpaksa, Bira dan istrinya membatalkan candle light dinner yang sudah direncanakan sejak seminggu sebelumnya. Padahal, keduanya sudah berpakaian rapi, dan bersiap pergi ketika Yasmen dan Byakta tahu-tahu sudah berada di teras rumah. Dari wajah Yasmen saja, Bira sudah tahu sesuatu kembali terjadi dalam pernikahan putri semata wayangnya itu. “Kenapa lagi sekarang?” Bira menghela panjang sambil melepas blazer berwarna biru dongker dari tubuhnya. Kemudian, ia berbalik dan kembali masuk ke bagian dalam rumah tanpa menunggu Yasmen menjawab pertanyaannya. Bayangan menghabiskan malam romantis bersama sang istri terpaksa harus tertunda. Byakta memijat leher bagian belakangnya ketika Yasmen langsung menggandeng sang mami, lalu menyusul Bira. “Aku tidur sini, ya, Mi,” ujar Yasmen bergelayut manja pada lengan maminya. “Aku mau tidur sama Mami.” “Ha?” Bira yang baru menghempaskan bokongnya di sofa, segera melempar protesnya. “Yas, kamu sudah nikah dan punya suami. Ngapain tidur sama Ma
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Tidur

Yasmen langsung beringsut masuk ke dalam selimut, setelah mengganti pakaiannya. Menunggu sang mami, yang masih berada di depan meja rias untuk melakukan ritual rutinnya di malam hari. “Yas.” “Ya, Mi?” Yasmen menatap lurus pada langit-langit kamar, dengan kedua tangan terlipat di atas perut. “Coba bayangin, misal … Raya ngasih jas, atau kemeja buat Byakta.” “Ngapain aku harus bayangin begituan.” Nada bicara Yasmen mendadak meninggi karena kesal. Kenapa juga sang mami harus menyinggung masalah seperti itu ketika sudah waktunya tidur. “Mami jangan aneh-aneh, deh.” “Jawab Mami dulu, Yas.” Nada bicara sang mami tetap tenang, dan terus saja mengoleskan krim malam di wajahnya. “Andai beneran, kamu marah apa nggak?” “Marah.” Tatapan Yasmen masih menerawang. “Aku pasti marah dan bakal datangin Raya. Aku mau semprot dia, biar nggak kegatelan jadi cewek!” “Misal lagi,” sang mami kembali memberi pertanyaan pada Yasmen. “Raya itu SPG mobil, terus lagi ngobrol sama Byakta karena suamimu itu m
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Cuma Sebulan

“Papi sudah bilang sama ayah tadi malam, kamu pindah ke Palace High mulai senin.”“Ha?” Yasmen tidak jadi menyuapkan makanan ke dalam mulut. Ternyata, ucapan Bira tadi malam bukan isapan jempol belaka. Bahkan, pagi ini semua hal sudah fix, dan Yasmen tidak akan lagi satu kantor dengan Byakta. “Papi, serius? Aku betulan pindah ke Palace High?”“Iya.” Bira mengangguk sambil memelankan kunyahannya. “Papi juga sudah telpon Nando pagi tadi. Jadi, besok tinggal datangi dia aja kalau sudah sampai hotel.”Kedua bahu Yasmen merosot seketika. Ia meletakkan sendok yang berisi nasi kuning kembali ke piring dengan lesu. Mendengar dirinya akan pisah kerja dengan Byakta, semangat Yasmen langsung memudar.“Nggak jadi pindah, ya, Pi,” pinta Yasmen dengan nada memohon. Jika ia pindah ke Palace High, itu artinya Yasmen tidak akan bisa melihat Byakta secara langsung selama 12 jam lebih setiap harinya. “Aku tetap di Casteel High.”“Nggak bisa,” tolak Bira tetap melanjutkan sarapannya dengan santai. Sesung
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status