“Mas Qaiii.”Yasmen langsung menyergap lengan Qai dan bergelayut manja. Melupakan sejenak, kalau mereka saat ini masih berada di kantor.“Kita itu satu kantor, tapi kenapa nggak pernah ketemu!” lanjut Yasmen.“Sibuk, Yas.” Qai yang tengah menunggu lift, menatap Yasmen sebentar. Setelahnya, Qai menatap ke arah datangnya gadis itu. “Mas By lembur?”“Nggak tahu.”“Ya, ditanyalah, Yas,” ujar Qai lalu berdecak. “Itu suami kamu, apa bukan?”“Suami,” jawab Yasmen santai.Melihat gelagat Yasmen, Qai langsung merotasikan bola matanya. “Begini, kalau anak kecil sudah kebelet kawin. Makanya ayah waktu itu nggak setuju kamu nikah sama mas By.”“Eh, apa hubungannya,” sanggah Yasmen tidak ingin dipojokkan. Ia menarik tangannya, kemudian jalan lebih dulu memasuki lift yang baru saja terbuka.Qai menahan pintu lift, dan tidak masuk bersama Yasmen. Di sudut koridor, Qai melihat Byakta baru saja berbelok dan berjalan ke arahnya.“Baru keluar, Mas!” sapa Qai mempersilakan Byakta lebih dulu masuk ke dala
Terakhir Diperbarui : 2022-11-24 Baca selengkapnya