Beranda / Fantasi / NIRVANA'S WAY / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab NIRVANA'S WAY: Bab 61 - Bab 70

169 Bab

PENGHIBURAN

Seminggu sejak kepergian Eun Tak, Kim selalu saja murung. Hal ini tentu saja membuat Hyun Jae merasa sangat sedih. Beberapa kali ini meminta Kim Young Jo untuk meminta bantuan Dewa Lu agar bibinya berkunjung dalam mimpi. Namun, bagi Kim kehadiran Eun tak cukup hanya dalam mimpi. "Ibu tidak bisa di biarkan terus begini. Jika begini terus, aku bisa tidak tenang saat aku bekerja," ujar Hyun Jae pada Kim Young Jo malam itu. "Beberapa hari ini bukanlah bibimu datang berkunjung dalam mimpi?" "Memang, tapi bagi ibu itu tidak cukup. Entahlah, aku sendiri bingung menghadapinya."Kim Young Jo mengelus rambut Hyun Jae dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya. "Bersabarlah, sayangku. Terkadang, kita memang memerlukan waktu untuk bisa menerima kehilangan. Sama seperti ketika aku dulu kehilangan dirimu." "Kau pernah kehilangan diriku?" "Malam itu, kau bersamaku. Namun, saat aku terbangun di pagi hari, kau menghilang entah kemana. Dan, siang harinya aku
Baca selengkapnya

MENGHIBUR IBU

Kim Min Jae terkejut saat melihat Hyun Jae pulang ke rumah di siang hari. Dan, ia tidak sendiri. Kim Min Jae menatap bocah lelaki yang berjalan bersama Hyun Jae. "Hyun, siapa anak ini?" tanya Kim. Hyun Jae tersenyum, "Kita bicara di dalam saja ya, bu," ujarnya. Kim hanya menurut, ia pun segera melangkah masuk. "Bu, dia adalah Yukio Kang Dae. Kedua orang tuanya baru saja meninggal akibat kecelakaan mobil. Dan, Yukio tidak memiliki siapapun kecuali ayah dan ibunya. Dia juga menolak untuk tinggal di panti asuhan. Aku berpikir, bagaimana jika dia tinggal bersama kita? Apakah ibu merasa keberatan? Jika ibu merasa keberatan ya, aku dengan berat hati akan meminta Ye Jin dan Kim Young Jo merawat Yukio."Kim Min Jae langsung tersenyum dengan ceria. "Kau ini bicara apa, Hyun? Tentu saja ibu mengizinkan, ibu tidak akan merasa kesepian lagi. Dan, ada yang bisa ibu lakukan selain berdiam diri sekarang. Yaitu, mengurus adikmu," sahut Kim Min Jae. Hyun Jae langsung memeluk
Baca selengkapnya

KASUS BARU

 Saat Hyun Jae kembali masuk ke ruangan,ia melihat kapten Jo sedang memijit- mijit dahinya. Wajah- wajah dalam ruangan itu nampak tegang."Ada apa ini?" tanya Hyun Jae. Kapten Jo menoleh ke arah Hyun Jae lalu menghela napas panjang."Beberapa waktu lalu, sebelum kau bergabung bersama kami. Terjadi sebuah perampokan sebuah toko permata. Ada 4 pelaku yang di tangkap. Tapi, bukan tim ini yang menangkap mereka. Mereka di tangkap di 4 tempat yang berbeda. Namun, satu dari pelaku ini selalu berteriak dan menyangkal bahwa bukan dia pelaku perampokan itu. Dan, menurut Komisaris Chun Eun. Semalam, pelaku itu kabur. Beberapa tim sudah di kerahkan untuk mengejarnya. Tapi, dia tiba-tiba menghilang begitu saja di sebuah bukit. Beberapa orang petugas melihat dia berlari ke sebuah bukit kecil. Tapi, anehnya saat tim mendekat, tidak ada bukit. Tidak mungkin kan, sebuah bukit tiba-tiba menghilang. Komisaris menyuruh kita untuk mencari buronan ini."Hyun Jae mengerutkan
Baca selengkapnya

RAHASIA BUKIT PENANTIAN

Yukio nampak gembira saat Hyun Jae menurunkan alat- alat lukis dan juga semua lukisan hasil karyanya. "Kakak membawa semuanya?!" pekiknya gembira. Hyun Jae hanya tertawa kecil melihat Yukio dengan semangat menurunkan semua barang yang Hyun Jae bawa dan langsung menata barang- barang itu di kamarnya. Setelah semua selesai ia pun menghambur memeluk Hyun Jae. "Terimakasih banyak, kak. Kakak baik sekali," ujar Yukio. Hyun Jae mengacak rambut bocah berusia 9 tahun itu penuh rasa sayang."Sama-sama, aku senang kalau kau gembira. Ah, besok ibu akan mengantar ke sekolah barumu. Sekolah lamamu terlalu jauh dari sini. Dan, kakak sudah mendaftarkanmu untuk masuk sekolah di dekat sini.""Baik, kak. Aku janji akan sekolah yang rajin. Dan, belajar dengan giat, serta beradaptasi dengan baik di sekolah baruku nanti.""Bagus, memang seharusnya begitu."Hyun Jae menatap wajah Kim Min Jae. Wajah itu nampak lebih ceria sekarang. Padahal, Yukio belum 24 jam tinggal bers
Baca selengkapnya

KASUS

Dan, dua malam kemudian, keempat orang suruhan itu membuka toko permata itu dengan mudah. Karena mereka memiliki kunci yang di berikan oleh Luxun. Mereka langsung mengambil permata- permata yang termahal. Kemudian tiga orang di antara mereka dengan sengaja membuka penutup wajahnya. Mereka tau, ada CCTV dalam toko itu. Setelah itu mereka pun langsung menyetor semua permata itu kepada Luxun dan Siaw Mei..Pada hari ke -3 setelah izinnya selesai, Bae Man Ju seperti biasa kembali bekerja. Ia sama sekali tidak curiga karena pintu tertutup dengan rapat. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat permata- permata yang paling mahal telah hilang. Bae Man Ju dengan segera melaporkan kepada Guang Mi. Guang Mi langsung menuju ke tokonya."Kau yakin saat terakhir kali kau menguncinya?""Bahkan, pintu ini masih dalam keadaan terkunci pada saat saya datang tadi, paman. Tapi, permata- permata itu hilang.""Hanya aku dan kau yang memiliki kunci toko ini, Baek Man Ju. Kita li
Baca selengkapnya

MIMPI YUKIO

"Bibi ini, jika ayahanda sampai tau apa yang bibi lakukan, pasti ayah akan marah besar," ujar Guan Lu sambil menatap adik bungsu ayahnya itu dengan tatapan tajam. Yue Liang hanya tertawa kecil melihat wajah keponakannya itu. "Kalau kau tidak membocorkan rahasia kita pada ayahandamu dia tidak akan tau. Dan, besok kau harus membantuku. Aku bercerita padanya bahwa aku memiliki adik. Jadi, kau harus berpura-pura menjadi adikku. Aku mengatakan padanya bahwa kau pintar melukis. Jadi, besok kau harus melukis kami. Biasanya ayahmu akan mengizinkan kau pergi tanpa pengawal jika kau ingin melukis. Jadi, kali ini kau usahakan jangan ada yang mengikuti dirimu. Mengerti?"Guan Lu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Putra mahkota yang baru berusia 16 tahun itu memang paling dekat dengan adik bungsu ayahnya itu. Yue Liang adalah bibinya yang paling baik hati dan paling mengerti dirinya. Guan Lu selalu mendengarkan keluh kesah bibinya itu. Termasuk juga mengetahui rahasia besar bibinya
Baca selengkapnya

YANG HARUS DIPERBAIKI

Hyun Jae menatap Yukio dengan keheranan. Bagaimana mungkin? Kenapa dia bisa mengingat dengan baik?"Kau...?""Kakak jangan khawatir, aku bisa membedakan dengan baik mana kehidupan yang sekarang, dan mana kehidupanku sebelumnya. Di kehidupan yang sekarang, namaku adalah Yukio Kang Dae. Dan, namamu adalah Hyun Jae. Aku bahkan mengingat ibumu, kak. Beliau adalah selir Munjeong, ibunda Jenderal Ming. Apakah reinkarnasi Jenderal Ming ada di kehidupan ini? Kakak bisa mengingat?"Hyun Jae tidak tau harus berkata apa. Bahkan, ia sendiri hanya dapat mengingat dari mimpi- mimpi saja. Ia tidak dapat mengingat sebanyak Yukio mengingat semuanya."Kau akan bertemu dengan Jenderal Ming, jika mau.""Aku mau, dia polisi juga?" tanya Yukio dengan penuh semangat. Ia merasa sangat ingin bertemu dengan Jenderal yang membuatnya kagum. Hyun Jae menatapnya, dan menghela napas panjang sebelum menjawab."Dia seorang malaikat maut."Yukio terbelalak kaget dengan pernyata
Baca selengkapnya

MEMBONGKAR KEDOK ORANG JAHAT

Pagi itu Hyun Jae bangun lebih pagi dari biasanya. Ia ingin segera melakukan tugasnya untuk menjebak Luxun dan Siaw Mei. Hyun Jae bertekad akan menjebloskan kedua kakak beradik itu jika mereka sampai terbongkar memang telah merencanakan untuk menjebak Baek Man Ju. Kebenaran harus di tegakkan bagaimanapun juga caranya."Pagi sekali kau bangun, Hyun?" sapa kim yang sedang memasak untuk sarapan."Ibu sendiri bangun pagi begini.""Hari ini hari pertama Yukio sekolah. Ibu ingin membuatkan bekal makan siang untuknya. Dan, ibu juga kan harus mengantarkan ke sekolah sebelum besok ia bisa terbiasa berangkat sendiri.""Hmm, semangat ibu mengalahkan semangat Kio Bu.""Ibu rasanya memiliki kekuatan baru, Hyun. Entahlah, sejak bibimu tidak ada rasanya ibu hampa dan kesepian. Tapi, kemudian ada Kio. Ibu merasa ada kekuatan baru yang membuat ibu kembali bersemangat. Terimakasih pada Dewa, membiarkan anak itu tanpa siapapun. Ah, bukan maksud ibu untuk bersyukur atas musibah
Baca selengkapnya

MEMBONGKAR KEDOK ORANG JAHAT II

"Cara yang paling mudah, untuk melihat permata yang memiliki kualitas baik ada dua. Tempelkan pada pipi kalian. Yang kecil ini terasa dingin bukan di tempelkan di pipi?" ujar Hyun Jae."Dan, cara kedua kalian lihat gelas ini? Coba, berikan kepadaku Hyun Jae," ujar kapten Jo. Hyun Jae memberikan kedua permata itu pada kapten Jo. Kapten Jo langsung memasukkan kedua permata itu kedalam air. Permata yang paling kecil langsung tenggelam saat di masukkan ke dalam air."Permata yang kecil itu lebih berat dari permata yang berukuran besar itu. Dan, memang permata yang biru itu terlihat begitu cerah dan besar. Tapi itu hanya permata palsu. Tapi, dalam rekaman CCTV, kalian bertiga langsung mengambil permata yang ada di sudut. Jika kalian bukan ahli permata, kalian tentu akan mengambil semuanya. Tidak hanya sebagian. Tapi, kalian ambil yang termahal. Dan, dalam waktu yang begitu cepat. Seolah kalian memang sudah tau. Pastilah Siaw Mei dan Luxun sudah memberi tahu pada kalian mana per
Baca selengkapnya

KARMA

Guang Mi dan kedua anaknya kini berhadapan di kantor polisi. Segala yang telah di rencanakan, bahkan sudah setahun berlalu. Siapa yang menyangka dapat terbongkar. "Jadi, betul kalian yang merencanakan semua ini?!" hardik Guang Mi. "Semua ini kami lakukan karena ayah yang selalu percaya kepada dia! Dia itu bukan siapa-siapa kita, tapi bagi ayah dia lebih berharga di bandingkan kami, anak-anak ayah sendiri!" seru Luxun membela diri.Sementara Baek Man Ju hanya diam tak banyak bicara. "Apa anda akan menuntut putra putri anda?" tanya Komisaris Chun. "Masukkan saja mereka ke penjara. Biarkan jika Baek Man Ju ingin menuntut mereka karena fitnah dan pencemaran nama baik," ujar Guang Mi. Luxun dan Siaw Mei terbelalak kaget. Mereka tidak menyangka Guang Mi akan menjebloskan mereka ke penjara. Sanchesz dan Chan seong langsung membawa keduanya ke dalam tahanan. Tak peduli mereka berteriak dan melampiaskan kekesalan kepada ayah mereka.Guang Mi menghampiri Baek M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status