Dan, dua malam kemudian, keempat orang suruhan itu membuka toko permata itu dengan mudah. Karena mereka memiliki kunci yang di berikan oleh Luxun. Mereka langsung mengambil permata- permata yang termahal. Kemudian tiga orang di antara mereka dengan sengaja membuka penutup wajahnya. Mereka tau, ada CCTV dalam toko itu. Setelah itu mereka pun langsung menyetor semua permata itu kepada Luxun dan Siaw Mei..
Pada hari ke -3 setelah izinnya selesai, Bae Man Ju seperti biasa kembali bekerja. Ia sama sekali tidak curiga karena pintu tertutup dengan rapat. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat permata- permata yang paling mahal telah hilang. Bae Man Ju dengan segera melaporkan kepada Guang Mi. Guang Mi langsung menuju ke tokonya."Kau yakin saat terakhir kali kau menguncinya?""Bahkan, pintu ini masih dalam keadaan terkunci pada saat saya datang tadi, paman. Tapi, permata- permata itu hilang.""Hanya aku dan kau yang memiliki kunci toko ini, Baek Man Ju. Kita li"Bibi ini, jika ayahanda sampai tau apa yang bibi lakukan, pasti ayah akan marah besar," ujar Guan Lu sambil menatap adik bungsu ayahnya itu dengan tatapan tajam. Yue Liang hanya tertawa kecil melihat wajah keponakannya itu. "Kalau kau tidak membocorkan rahasia kita pada ayahandamu dia tidak akan tau. Dan, besok kau harus membantuku. Aku bercerita padanya bahwa aku memiliki adik. Jadi, kau harus berpura-pura menjadi adikku. Aku mengatakan padanya bahwa kau pintar melukis. Jadi, besok kau harus melukis kami. Biasanya ayahmu akan mengizinkan kau pergi tanpa pengawal jika kau ingin melukis. Jadi, kali ini kau usahakan jangan ada yang mengikuti dirimu. Mengerti?"Guan Lu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Putra mahkota yang baru berusia 16 tahun itu memang paling dekat dengan adik bungsu ayahnya itu. Yue Liang adalah bibinya yang paling baik hati dan paling mengerti dirinya. Guan Lu selalu mendengarkan keluh kesah bibinya itu. Termasuk juga mengetahui rahasia besar bibinya
Hyun Jae menatap Yukio dengan keheranan. Bagaimana mungkin? Kenapa dia bisa mengingat dengan baik?"Kau...?""Kakak jangan khawatir, aku bisa membedakan dengan baik mana kehidupan yang sekarang, dan mana kehidupanku sebelumnya. Di kehidupan yang sekarang, namaku adalah Yukio Kang Dae. Dan, namamu adalah Hyun Jae. Aku bahkan mengingat ibumu, kak. Beliau adalah selir Munjeong, ibunda Jenderal Ming. Apakah reinkarnasi Jenderal Ming ada di kehidupan ini? Kakak bisa mengingat?"Hyun Jae tidak tau harus berkata apa. Bahkan, ia sendiri hanya dapat mengingat dari mimpi- mimpi saja. Ia tidak dapat mengingat sebanyak Yukio mengingat semuanya."Kau akan bertemu dengan Jenderal Ming, jika mau.""Aku mau, dia polisi juga?" tanya Yukio dengan penuh semangat. Ia merasa sangat ingin bertemu dengan Jenderal yang membuatnya kagum. Hyun Jae menatapnya, dan menghela napas panjang sebelum menjawab."Dia seorang malaikat maut."Yukio terbelalak kaget dengan pernyata
Pagi itu Hyun Jae bangun lebih pagi dari biasanya. Ia ingin segera melakukan tugasnya untuk menjebak Luxun dan Siaw Mei. Hyun Jae bertekad akan menjebloskan kedua kakak beradik itu jika mereka sampai terbongkar memang telah merencanakan untuk menjebak Baek Man Ju. Kebenaran harus di tegakkan bagaimanapun juga caranya."Pagi sekali kau bangun, Hyun?" sapa kim yang sedang memasak untuk sarapan."Ibu sendiri bangun pagi begini.""Hari ini hari pertama Yukio sekolah. Ibu ingin membuatkan bekal makan siang untuknya. Dan, ibu juga kan harus mengantarkan ke sekolah sebelum besok ia bisa terbiasa berangkat sendiri.""Hmm, semangat ibu mengalahkan semangat Kio Bu.""Ibu rasanya memiliki kekuatan baru, Hyun. Entahlah, sejak bibimu tidak ada rasanya ibu hampa dan kesepian. Tapi, kemudian ada Kio. Ibu merasa ada kekuatan baru yang membuat ibu kembali bersemangat. Terimakasih pada Dewa, membiarkan anak itu tanpa siapapun. Ah, bukan maksud ibu untuk bersyukur atas musibah
"Cara yang paling mudah, untuk melihat permata yang memiliki kualitas baik ada dua. Tempelkan pada pipi kalian. Yang kecil ini terasa dingin bukan di tempelkan di pipi?" ujar Hyun Jae."Dan, cara kedua kalian lihat gelas ini? Coba, berikan kepadaku Hyun Jae," ujar kapten Jo. Hyun Jae memberikan kedua permata itu pada kapten Jo. Kapten Jo langsung memasukkan kedua permata itu kedalam air. Permata yang paling kecil langsung tenggelam saat di masukkan ke dalam air."Permata yang kecil itu lebih berat dari permata yang berukuran besar itu. Dan, memang permata yang biru itu terlihat begitu cerah dan besar. Tapi itu hanya permata palsu. Tapi, dalam rekaman CCTV, kalian bertiga langsung mengambil permata yang ada di sudut. Jika kalian bukan ahli permata, kalian tentu akan mengambil semuanya. Tidak hanya sebagian. Tapi, kalian ambil yang termahal. Dan, dalam waktu yang begitu cepat. Seolah kalian memang sudah tau. Pastilah Siaw Mei dan Luxun sudah memberi tahu pada kalian mana per
Guang Mi dan kedua anaknya kini berhadapan di kantor polisi. Segala yang telah di rencanakan, bahkan sudah setahun berlalu. Siapa yang menyangka dapat terbongkar. "Jadi, betul kalian yang merencanakan semua ini?!" hardik Guang Mi. "Semua ini kami lakukan karena ayah yang selalu percaya kepada dia! Dia itu bukan siapa-siapa kita, tapi bagi ayah dia lebih berharga di bandingkan kami, anak-anak ayah sendiri!" seru Luxun membela diri.Sementara Baek Man Ju hanya diam tak banyak bicara. "Apa anda akan menuntut putra putri anda?" tanya Komisaris Chun. "Masukkan saja mereka ke penjara. Biarkan jika Baek Man Ju ingin menuntut mereka karena fitnah dan pencemaran nama baik," ujar Guang Mi. Luxun dan Siaw Mei terbelalak kaget. Mereka tidak menyangka Guang Mi akan menjebloskan mereka ke penjara. Sanchesz dan Chan seong langsung membawa keduanya ke dalam tahanan. Tak peduli mereka berteriak dan melampiaskan kekesalan kepada ayah mereka.Guang Mi menghampiri Baek M
Kim Young Jo memeluk Hyun Jae dengan erat. "Pada saatnya nanti, kita akan memiliki kehidupan yang normal. Kehidupan di mana kita akan bersatu dalam pernikahan. Memiliki banyak anak untuk kita rawat dan besarkan bersama. Kita akan melewati masa tua berdua sampai tiba akhirnya para malaikat maut akan menjemput dan mengantarkan kita ke bukit kematian. Lalu, kita akan reinkarnasi atau meneruskan perjalanan kita menuju kahyangan."Hyun Jae menatap Kim Young Jo. "Sejak kapan kau menyiapkan kata- kata indah seperti ini? Apa kau sudah mempersiapkan kata- kata ini sejak kemarin?" "Ahahhaha... Aku belajar dari serial televisi yang sering dilihat oleh Daek Wo dan Ye Jin."Hyun Jae tertawa kecil. Malam itu adalah, malam pertama yang mereka habiskan bersama ,dengan cara yang berbeda. Bagi Hyun Jae itu sudah cukup.Setelah selesai menonton, mereka memilih untuk langsung pulang. Namun, sesampainya di rumah Hyun Jae mereka melanjutkan duduk berdua di halaman sambil menikmat
Mendengar kisah yang diceritakan oleh Dewa Jug Eun dan Dewa Tsao membuat Kim Young Jo sedikit mengerti. Ada sesuatu yang membuat kisah cintanya bersama Yue Liang kandas di masa lalu. Semua adalah akibat kutukan. Akibat sebuah kecemburuan, kedengkian yang membawa pada kehancuran.Kim Young Jo menghela napas panjang, "Apakah Yukio bisa mematahkan kutukan yang telah di ucapkan oleh kakek buyutnya? Bukankah dia adalah keturunan langsung? Terlebih dia memiliki ingatan yang lengkap . Apakah dulu anda memang sengaja membiarkan Yukio tidak meminum tehnya sebelum reinkarnasi?" tanya Kim Young Jo."Aku hanya mengikuti perintah Raja Langit," jawab Dewa Jug Eun. "Jadi, memang Yukio adalah benar-benar keponakan Yue Liang? Saat ini artinya mereka memang sudah di takdirkan bertemu?" tanya Kim Young Jo menegaskan. Dewa Jug Eun hanya mengangguk. "Ada banyak rahasia langit yang tak mungkin kami buka padamu, Kim Young Jo. Tapi, raja Langit sudah memperhitungkan segalanya."
Angela Lee seorang artis dan foto model cantik yang sedang naik daun itu berjalan menuju apartemennya. Ia baru saja ribut besar dengan manager sekaligus ibunya. Angela Lee baru saja berusia 17 tahun. Ia baru saja menyelesaikan high School nya. "Kau ini tidak tau di untung sama sekali, Angela!" "Aku bosan, Bu! Aku bosan dengan syuting ini dan itu setiap hari. Aku bahkan tidak pernah memiliki kawan. Tidak ada yang mau bermain denganku. Bahkan aku lupa kapan terakhir kalinya aku bisa bermain, belajar bersama kawan- kawanku. Tak pernah ada waktu! Selalu ibu yang mengatur waktuku untuk mencari uang!!"."Itu semua untuk masa depanmu!""Masa depan yang seperti apa?! Ini bukan untukku. Tapi untuk kepentingan ibu!"Plak plak plakKyung So menampar putrinya dengan keras. Ia merasa kesal karena sejak tadi Angela membantahnya terus menerus. "Teruslah melawan! Dan, jangan harap kau bisa melanjutkan kuliahmu!"Kyung So menyeret Angela masuk ke dalam