Home / Romansa / Hatimu Bukan Sebongkah Batu / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Hatimu Bukan Sebongkah Batu: Chapter 101 - Chapter 110

120 Chapters

101. Ingin Melupakan Cinta Itu

Insiden mengejutkan karena Sherly, tidak perlu waktu lama mulai mereda. Mimi lega, sangat lega. Semua boleh dikatakan berjalan normal kembali. Dia terus sibuk dengan perkuliahan, persiapan juga semester depan dia akan magang. Bagusnya, tempat magang Mimi tak jauh dari galeri Allan. Saat tahu itu, Allan juga sangat senang. Mereka bisa berangkat dan pulang bersama nanti. Allan dan teman-temannya di galeri sudah punya setidaknya event yang akan mereka gelar kembali. Baik untuk seni lukis maupun dunia fotografi. Event pada pembukaan galeri yang lalu memang langkah awal yang sangat menguntungkan. Acara sukses, orang langsung kenal galeri mereka bahkan cukup banyak yang menanyakan kapan akan ada event lagi. Dan bagusnya makin berkembang bukan melulu foto, tapi juga video pendek yang akan disertakan dalam event selanjutnya. "Peserta pasti makin meluas. Sekarang lagi marak video pendek yang menarik dan punya muatan pesan baik untuk penontonnya. Aku punya tema menarik. Bisa menjangkau ketiga
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

102. Kunjungan Istimewa

Hari yang dinanti tiba juga. Andini datang ke Malang. Allan menyempatkan melihat event yang diikuti Andini. Kali ini Andini menjadi juri untuk lomba modelling pelajar SMP dan SMA. Ikut menyaksikan acara yang digelar di salah satu sekolah ternama di kota ini, cukup menyenangkan. Memori dipaksa kembali ke masa sekolah. Masa-masa yang menyenangkan. "Seru juga ya, lihat acara kayak gini. Jadi ingat saat sekolah dulu." Allan memandang ke seluruh area yang cukup luas. Suasana meriah, riuh, dan sibuk. Semua tampak penuh semangat dengan kegiatan ini. "Ya, Kak. Aku dulu suka nonton aja kalau lomba modeling. Aku kan bisanya nyanyi, hee ..." Mimi tersenyum lebar. Usai acara, Andini langsung menghampiri Allan dan Mimi. Dia memeluk mereka bergantian dengan senyum ceria. Pelukan Allan, terasa hangat. Rindu Andini benar-benar terobati. "Kangen. Banget. Makasih udah mau datang ke sini," kata Andini senang. "Kebetulan hari ini Mimi ga ada kuliah. Dan, sekalian aku ada rencana mengunjungi teman. K
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

103. Maafkan Aku Karena Masih Sayang Kamu

Pertemuan menyenangkan. Yudha semakin ceria karena bisa bicara banyak dengan Allan dan Mimi. Juga berkenalan dengan Andini. Sungguh hari yang luar biasa buatnya. Sayang, kunjungan tidak bisa lebih dari satu jam. Meskipun hanya sejenak, sangat berkesan rasanya. Andini pun merasa berada di lapas, bertemu Yudha menjadi hari yang tak akan dia lupakan. Setiap orang punya kisah hidup masing-masing. Ada banyak kejadian tak diharapkan terjadi. Rencana berantakan, semua yang ditata hancur tak bersisa, dan rasanya hanya menabrak tembok di depan. Namun, jika mau bersabar, niat menata hati, langkah baru bisa dimulai lagi. Itu yang Andini pelajari dari hidup Yudha dan Allan. Keluar dari rumah pesakitan, Alla meluncur menuju rumah. Sepanjang jalan pembicaraan mereka masih seputar Yudha. Allan begitu senang sahabatnya punya kesempatan bebas lebih cepat dari yang dia kira. Rasanya hari itu makin menyenangkan saja. "Tidak sabar aku, dapat kabar Yudha akan mendapat keringanan dan segera bisa menghiru
last updateLast Updated : 2021-08-03
Read more

104. Pesan Sahabat Untuk Kakak

Mimi menengadah membalas tatapan Allan. Dia bersungguh-sungguh dengan yang dia katakan. Meskipun dia bicara tenang dan lembut, Mimi bisa merasa yang Allan katakan seperti sebuah perintah bukan permintaan. "Aku akan sayang kamu, Mi. Akan selalu sayang sama kamu." Mata Allan masih menghujam pada dua bola mata Mimi. Mimi mengangguk. Dia tak punya alasan juga menolak kekasihnya ini. Jika mereka saling sayang, apa yang ditunggu. Cepat atau lambat mereka akan menikah juga. "Thank you." Allan mendekatkan wajahnya dan mengecup lagi puncak kepala Mimi, lalu keningnya. Mimi memeluk pinggang Allan. Dia ingin merasakan kasih Allan yang tumpah untuknya, juga mengalirkan rasa sayang buat pria istimewa itu. "Istirahatlah. Aku juga akan segera tidur. Berharap besok saat membuka mata, aku dan kamu ada di altar, bersiap berjanji hidup bersama." Allan tersenyum. "Kakak ...." Mimi ingin tertawa mendengar ucapan Allan. Tetapi tentu saja hatinya kembali melambung. Allan melepas Mimi dan membiarkan ga
last updateLast Updated : 2021-08-05
Read more

105. Apapun Bisa Terjadi

Perkataan Yudha cukup mengejutkan buat Allan, sekalipun yang dia katakan benar. Andini, model terkenal itu, seorang publik figur, apakah mungkin dia akan mempedulikan Yudha? Jika dulu, Yudha adalah mahasiswa dengan potensi luar biasa. Seperti Allan, kebanggaan kampus. Pada dosen bahkan bisa memprediksi kalau di masa depan Yudha akan jadi Seniman sukses dan ternama. Namun, keadaan berbalik begitu cepat. Saat Yashinta menghantam hatinya, seluruh hidup Yudha porak poranda. Wanita yang dia cintai itu bahkan merenggut nyawa karena emosi Yudha yang tak tertahankan. Semua berbeda. Yudha luluh lantak. Dia bukan apa-apa. Dia hanya pria bodoh dan malang yang harus meringkuk di balik terali besi untuk mempertanggungjawabkan nyawa Yashinta yang melayang. Allan tidak bisa menjawab pertanyaan Yudha. Dia juga tidak mungkin membujuk Andini agar mau membuka hati untuk Yudha. Andai Yudha bukan pesakitan, sangat mungkin Allan berani mencomblangi mereka berdua. Tapi kenyataan sekarang, hampir tidak mung
last updateLast Updated : 2021-08-06
Read more

106. Dia Memang Berbeda

Pernyataan Andini membuat Yudha merasa mendapat aliran air sejuk. Apa yang Andini katakan seolah membuka pintu dia bisa memberanikan diri mendekat pada Andini. Tinggal caranya saja agar Andini pun dengan lebar menerima Yudha untuk mendekat padanya. "Kurasa kamu benar. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Benar juga, bahwa setiap orang sangat bisa mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan. Namun, jika ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya, pasti akan melakukan yang terbaik." Yudha memandang Andini. Dia sangat berharap apa yang Andini ungkapkan sebenarnya ditujukan untuk dirinya juga. Berharap Andini menyukainya rasanya terlaluh jauh, tapi Yudha tidak akan menyia-nyiakan peluang yang ada di depan mata. "Aku ingat kisah seorang pria yang justru menemukan jati diri dan tujuan hidup saat dia berada di tempat paling gelap di dalam hidupnya. Penjara. Penjara tidak melenyapkan sesuatu yang istimewa dalam dirinya. Dia menjadi seorang yang besar setelah hukumannya berakhir." Sek
last updateLast Updated : 2021-08-08
Read more

107. Aku Merasakan Sesuatu

Hati Allan menghangat. Apa yang Mimi katakan membuat dia begitu girang. Mimi mengatakan dia yakin dengan Allan, kalau harus menikah muda, dia siap. Allan makin tidak sabar saja menunggu Mimi selesai kuliah. Dengan senyum lebar, dia gandeng Mimi dan mengajaknya pulang. Yang Mimi katakan tadi akan membangkitkan semangat Allan. Dia akan siapkan segala sesuatu sebaik mungkin untuk hari bahagia dia dan Mimi nanti. Meskipun Mimi tipe gadis yang simple, tidak akan minta macam-macam, tapi Allan akan buat sesuatu yang istimewa untuk menyatukan cinta mereka. Mimi pun, setelah dia mengatakan isi hatinya pada Allan, merasa kelegaan. Memang, kesibukan terus berjalan, waktu bersama Allan juga masih belum akan lebih banyak, setidaknya dia bisa yakin, dua tahun lagi, tidak akan ada yang menghalangi dia bisa terus di samping pria yang dia cintai. "Kak, ini keren, wow banget!" Mimi menggandeng tangan Allan memasuki galeri yang sudah dipermak dengan dekorasi sesuai tema, tentang cinta. Warna merah dan
last updateLast Updated : 2021-08-11
Read more

108. Waktu Akan Membuktikan Semuanya

Allan paham, sangat paham apa yang Mimi rasakan dan pikirkan. Karena dia juga pemikiran yang sama. Bukan sesuatu yang mudah seorang narapidana bisa berhubungan dengan seorang yang bebas dan baik di luar penjara. Bahkan semisal dia sudah menuntaskan hukuman, lalu menjadi pria bebas, orang di sekitarnya juga tidak mudah menerima dia."Aku juga merasa itu yang menyulitkan hubungan mereka. Seandainya pun sungguh mereka bisa saling menerima, aku tidak tahu dengan papaku dan Tante Lea. Apakah mereka akan dengan gampang menyetujui kalau Kak Andini punya pasangan pria yang pernah lama mendekam di balik jeruji besi?" Allan memandang Mimi.Mimi menarik nafas dalam. Ah, kisah cinta manusia bisa jadi begitu rumit. Bahkan kalau dia ingat kisahnya sendiri dengan Allan. Semua tidak bisa diduga.Allan mengajak Mimi meninggalkan galeri. Hari sudah makin malam, dan rasa lelah sudah terasa mendera tubuh. Pulang, membersihkan diri dan berbaring di atas kasur yang empuk pasti akan s
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

109. Doakan Saja yang Terbaik

Senyum Yudha melebar. Dia sengaja membuat Allan penasaran. Allan pasti ingin tahu apakah Yudha sudah menyatakan isi hatinya pada Andini, lalu apakah Andini juga memberi jawaban pada Yudha? "Kakakmu bukan hanya cantik, Allan. Tapi juga smart." Itu yang Yudha katakan. Dia juga berteka-teki. "Katakan saja yang jelas, Yudha." Allan gemes rasanya dengan temannya itu. "Jika matahari dan bulan bisa menampakkan wajah di langit yang sama, mengapa tidak bintang juga akan hadir di sana?" Yudha mengatakan kalimat yang terdengar seperti syair. "Apa? Kamu baca puisi?" Allan makin bingung. "Kakakmu minta aku memberikan makna dari kalimat itu. Minggu depan, jika aku bisa menjawab atau memberi penjelasan maknanya, dan menurut dia tepat, dia akan menjawab penyataan isi hatiku." Yudha kembali menjelaskan maksud perkataannya. Allan menggeleng tak percaya. Yang dia tahu Andini itu seorang model, bukan pujangga. Apa lagi ini? Benar-benar membingungkan. "Sudahlah, kamu dan Kak Andini saja yang mikir.
last updateLast Updated : 2021-08-15
Read more

110. Membela Sahabat

Semua mata masih memandang pada Allan dan Andini, yang tanpa sengaja mereka duduk bersebelahan. Seolah-olah mereka akan dihakimi atas kesalahan yang mereka lakukan. Allan merasa sedikit lebih tegang sekarang. Sedang Andini, dia sudah mempersiapkan hari ini. Dia tahu apa yang akan dia katakan di depan mereka semua yang memandangnya. "Yudha memang di dalam kungkungan karena pernah melakukan kesalahan. Tetapi dia bukan orang jahat. Yang terjadi padanya adalah sebuah kesalahan karena seseorang yang terluka dengan keadaan dirinya." Andini berkata begitu rapi dan tearah. Allan justru mulai gelisah. Dia tidak ingin jika dia harus bicara, dia salah ucap lalu dia akan mengacaukan semuanya. "Allan, aku akan katakan apa yang aku tahu tentang Yudha, jika ternyata ada yang tidak benar, kamu luruskan, karena kamu ada di sana saat semua itu terjadi." Andini menoleh pada Allan. Allan merasa lehernya tercekat. Tapi dia menganggukkan kepala. Kisah pedih itu kembali dikuak. Kejadian menyakitkan yang
last updateLast Updated : 2021-08-16
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status