Pria itu melangkah mendekati Allan, Velia, dan Mimi. Dia berdiri di hadapan Allan dan mengulurkan tangannya. "Selamat, Nak. Papa bangga padamu." Ferdinand melepaskan senyumnya pada Allan. Allan menatap papanya datar. Dia mengulurkan tangan berjabat tangan dengannya. "Terima kasih," ucap Allan. "Kenapa kamu datang?" Velia bertanya dengan nada ketus. Ferdinand melihat pada Velia. "Anakku diwisuda. Papanya harus hadir. Dan ini sangat terlambat. Seharusnya aku ada saat dia lulus SD, tamat SMP, dan tuntas SMA. Tapi aku tidak punya kesempatan. Kali ini, mana mungkin aku lewatkan, Lia." Velia mengepalkan tangannya kesal. Dia memegang tangan Allan dan berkata, "Allan, kita pergi." "Ya, Ma." Allan memutar badan dan melangkah meninggalkan Ferdinand di sana, mengikuti langkah Velia. "Permisi, Om." Mimi menyapa Ferdinand, sedikit mengangguk lalu menyusul Allan dan Velia. Ferdinand tidak menyerah. Dia mengejar ketiga orang di depannya. "Velia, kali ini saja. Beri aku kesempatan bersama pu
Terakhir Diperbarui : 2021-06-22 Baca selengkapnya