Hari semakin larut, Sang Purnama masih setia menemani para bintang-bintang yang tersebar di atas langit. Hembusan angin lembut menampar kulit Ayuna. Gadis itu duduk di ujung jembatan kaku dan mengayunkan kakinya di atas permukaan air. Tak peduli dengan hawa dingin yang menusuk-nusuk dan masuk ke dalam pori-pori. Entah kenapa, hari ia merasakan sakit yang sangat dalam. Sakit salam hati yang tidak tahu kapan berdarah-darah. Namun, dokter atau pun perawat lain tak akan bisa menyembuhkannya.Setelah ia bertemu dengan Violet dan Ayuna. Gadis itu memesan makanan sedikit, lalu meninggalkan dua mantan kekasih itu. Lalu menangkan diri ujung jembatan kayu dekat dengan kamarnya.Air mata itu tiba-tiba luluh dengan sendirinya di pipi, “Duh kenapa kok aku nangis?” Gadis itu terlalu lugu dan polos. Ia tak pernah merasakan jatuh cinta, mana mungkin ia tahu perasaan tersakiti.“Apa karena tadi aku enggak di ajak makan sa
Last Updated : 2021-05-25 Read more