Home / Young Adult / DERSIK / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of DERSIK: Chapter 121 - Chapter 130

198 Chapters

Chapter 121

“Selain sikap yang percaya diri, dia ternyata munafik dan perebut cowok orang” ucap Fia sambil menatap ke punggung Rita dengan raut wajah sinis.Setelah itu tubuh Fia kembali di telan oleh cahaya dan di sinilah dia berada, di dalam ruang guru. Dengan raut wajah bingung Fia menatap ke sekelilingnya, di sana hanya ada Fia seorang.“Kenapa gue di sini?” gumam Fia sambil menatap ke sekelilingnya mencari kehadiran orang lain tapi nihil tak ada siapa pun selain dirinya.Melihat ruangan yang kosong Fia berniat berjalan keluar ruangan tapi langkahnya terhenti saat melihat pintu ruangan terbuka dan terlihatlah sosok siswi dengan sorang guru memasuki ruangan.Awalnya seperti biasa tapi lama kelamaan Fia merasa aneh dan menatap mereka dalam diam dengan raut wajah datar.Kejanggalan mulai terjadi saat sang guru duduk di kursi panjang dan menyuruh siswi tadi duduk di sebelahnya.“Sini Rita, duduk di samping bapak” ucap
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 122

“Gila, anak Smk tapi berani goda guru yang udah beristri” ucap Fia dengan raut wajah tak percaya.Setelah itu cahaya kembali menelan tubuhnya dan secara tiba-tiba Fia berada di situasi yang membuatnya sedikit iba dengan Rita. Situasi yang pernah Rita perlihatkan kepada Disa.Di depannya ada sosok Rita yang sedang di seret ke salah satu ruangan. Dengan kondisi tak sadarkan diri, ada tiga laki-laki di sekitar Rita. Ketiga laki-laki itu tak ada yang memiliki penampilan yang menarik, dengan penampilan acak-acakan dan wajah yang tak terlalu mendukung.“Apa yang akan mereka lakukan kepada Rita?” gumam Fia dengan raut wajah heran dan mulai mengikuti langkah mereka dengan pelan. Dia penasaran dengan tindakan mereka yang menyeret tubuh Rita yang tak sadarkan diri ke salah satu ruangan yang tak jauh dari tempat mereka.“Aku dulu setelah itu kalian” ucap salah satu di antara mereka dengan senyum cabul. Tubuh Rita di letakkan di at
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 123

Yuan masih setia menemani sosok Fia yang tak sadarkan diri. Sedangkan sang siluman harimau tersenyum misterius tanpa Yuan sadari.Tangan Yuan masih menggenggam tangan Fia dengan lembut dan mata masih fokus menatap wajah tenang Fia. Hatinya merasa sedikit cemas karena tak di samping Fia saat ini, dia takut ada sesuatu yang tak di inginkan terjadi dengan Fia di sana.Sang siluman harimau putih hanya menatap ke arah Yuan dengan raut wajah malas. Menurutnya Yuan terlalu berlebihan, Fia hanya jalan-jalan ke masa lalu dan Yuan sangat menghawatirkan itu.Yuan masih setia menatap ke arah Fia hingga dia merasakan sosok Fia menegang dan dengan cemas dia berdiri dari duduknya dan menatap sosok Fia dengan raut wajah khawatir.Sang siluman harimau yang melihat itu hanya menatap dengan datar.‘Dasar’ gumam sang siluman harimau dengan datar dan memutarkan mata malas.“Fi” panggil Yuan dengan lembut.Dengan raut wajah terkejut
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 124

Sesampainya di rumah sakit Fia langsung berjalan memasuki rumah sakit dengan bantuan Yuan.Mereka berjalan menyusuri koridor dengan langkah pelan. Karena kondisi Fia yang sedikit tak memukinkan. Membutuhkan waktu yang cukup lama hingga mereka sampai di depan pintu ruang rawat Fiko.Sesampainya Fia di sana dia langsung di sambut dengan pelukan hangat dari ibunya.“Dari mana saja kamu? Bunda khawatir terjadi sesuatu padamu” ucap Bundanya dengan nada suara pelan dan masih memeluk tubuh Fia erat.Yuan yang tahu situasi mulai menjauh dan duduk di bangku yang ada.“Fia pergi buat ngepastiin sesuatu Bunda dan sekarang Fia ada satu pertanyaan untuk Ayah” ujar Fia sambil melirik Ayahnya dengan sorot mata serius.“Memangnya apa? Sepenting apa itu Fia?” ucap Bunda Fia dengan raut wajah frustrasi.“Ini tentang kejadian 16 tahun yang lalu Bunda. Fia mau dengar karena kejadian itu yang mengakibatkan Fiko ma
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 125

Sudah hampir 1 minggu Fiko tak sadarkan diri, bahkan Fia masih senan tiasa berada di sisi adiknya. Dia enggan berada jauh dari jangkauan adiknya. Terkadang dia akan bangun malam hari dan menangis saat melihat keadaan adiknya yang masih belum sadarkan diri.Dia rindu akan adiknya, senyum jahilnya, sikapnya yang terkadang sedikit membangkang dan membuatnya kesal dan sikap adiknya saat dia dalam bahaya. Dia ingin adiknya sadarkan diri dan kondisinya baik-baik saja. Dia berharap ucapan Ayahnya waktu itu tak jadi kenyataan.“Bangun dek” ucap Fia dengan lirih.“Gak kangen sama kakak?” tanya Fia lagi dengan sorot mata sedih dan putus asa.Tak mendapat respons dari Fiko membuat Fia sedikit frustrasi, dengan lelah dia meletakkan wajahnya di atas berangka Fiko dengan kasar.“Gue minta maaf dek, gue gagal jadi kakak. Gue gak bisa nyelametin elu dek, maaf” ucap Fia dengan air mata yang kembali mengalir membasahi pipinya. Tan
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 126

Malam harinya saat ini keluarga Fia sedang berkumpul di ruang inap Fiko dan ada tambahan Yuan, Alvin dan Sasa.Saat ini Fia sedang makan bersama teman-temannya dan orang tuanya sedang fokus dengan kegiatan masing-masing. Ayahnya yang sibuk memeriksa berkas dan Bundanya yang sibuk dengan ponsel.“Kapan lu berangkat sekolah Fi?” tanya Sasa dengan raut wajah sedih.“Besok mungkin” balas Fia dengan senyum kecil.“Janji loh, gue gak ada temen” ucap Sasa dengan raut wajah sedikit kesal.“Iya, besok gue pinjem catatannya” ujar Fia dengan nada suara lemah dan kembali melanjutkan makannya.“Oke” balas Sasa dengan senyum mengembang.“Gue denger-denger si Disa kemarin buat masalah ya?” ucap Alvin sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.“Iya, dia berantem sama kakak kelas” kata Sasa menimpali perkataan pacarnya tadi.“Kenapa?” tanya Fia
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 127

“Fiko buta kak” ucap Fiko dengan lirih.“...” Fia hanya bisa diam sambil menambah erat memeluk sosok rapuh adiknya.“Fiko gak bisa lihat lagi kak..” ucap Fiko dengan nada suara pilu.“...” Fia hanya bisa diam menganggapi perkataan Fiko barusan.“Kenapa Fiko kak? Fiko ‘kan anak baik. Kenapa Tuhan ambil penglihatan Fiko?!” ucap Fiko dengan histeris dan memberontak di pelukan Fia.Fia masih memeluk sosok adiknya walau yang di peluk memberontak ingin di lepaskan.“Tuhan gak adil! Kenapa Tuhan ambil penglihatan Fiko?!” jerit Fiko dengan air mata yang semakin deras.Teman-teman Fia yang melihat itu pun juga merasakan sakitnya di posisi Fiko, dan merasakan hancur di posisi Fia yang melihat adik kesayangannya seperti itu.“Kakak sayang Fiko, jangan kayak gini” ucap Fia di sela-sela pelukannya.“Enggak! Fiko mau bisa lihat lagi!!&rdquo
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 128

Pagi harinya Fia mulai berangkat sekolah setelah izin selama satu minggu penuh. Fia berjalan ke arah kelasnya dengan langkah pelan dengan pikiran berjalan ke mana-mana.‘Gue harus berhenti ‘in dia sebelum menjadi’ batin Fia dengan sorot mata datar.‘Tapi gimana caranya?’ batin Fia lagi dengan sorot mata terlihat frustrasi.Saat Fia sedang fokus dengan pikirannya secara tiba-tiba ada kertas mengenai punggungnya. Dengan penasaran Fia mengambil kertas yang terkepal dengan berantakan di samping kakinya.Ini baru awal, masih ada kejutan-kejutan yang lain,tunggu saja kejutan itu menghampiri mu satu demi satu. Tapi aku cukup puas ngelihat wajah frustrasi mu beberapa hari ini. Gunakan waktu mu dengan baik Fia karena setelah ini ada kejutan yang lebih hebat menanti.Fia yang membaca isi surat itu sedikit marah dan meremas kertas tadi dengan erat.“Gak bisa gue biar ‘in gitu aja” gumam Fi
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 129

Mereka mulai fokus ke makanan masing-masing hingga kedatangan dua orang mengganggu mereka.“Maaf, boleh gabung?” tanya Disa dengan senyum manisnya.“Duduk aja” balas Alvin dengan acuh tak acuh, bahkan dia hanya melirik sekilas setelah itu sibuk dengan makanannya kembali.“Makasih” balas Disa dengan senyum manisnya, dan mulai duduk di samping kiri Yuan sedangkan Yara duduk di samping Sasa. Sasa hanya diam tak memedulikan kehadiran Yara di sampingnya. Jujur saja dia sudah muak dengan dua orang yang baru datang ini. Mood makannya tiba-tiba hilang entah ke mana.“Makan sayang” ucap Alvin sambil menatap ke arah Sasa dengan lembut.“Iya” balas Sasa dengan senyum manisnya dan mulai memakan makanannya dengan tenang.Alvin yang melihat itu mengelus rambut Sasa dengan lembut dan kembali memakan makanannya dengan tenang tanpa memedulikan tatap seseorang untuknya.Yara yang sendari tadi
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 130

Pulang sekolah Fia sudah berada di dalam ruang inap sang adik. Tadi dia sempat mampir ke rumah untuk berganti pakaian.Dia memasang raut wajah tanpa ekspresi sambil mata fokus ke sosok Fiko.Hatinya sedikit tenang saat melihat kondisi adiknya mulai stabil bahkan pengendalian emosi adiknya sudah baik. Dia sudah tak marah-marah lagi atas kehilangan salah satu indranya. Tapi terkadang Fia melihat Fiko menangis dalam kesendirian. Dan itu berhasil membuat hatinya terasa nyeri.“Gue butuh udara segar” gumam Fia dan mulai bangkit dari duduknya, setelah itu berjalan keluar ruangan dengan langkah pelan.Fia menyusuri koridor rumah sakit dengan raut wajah datar dan tak ada ramah-ramahnya sama sekali.Langkahnya terhenti saat dia berada di tempat yang cukup mistis. Tempat ini ada di halaman belakang rumah sakit yang membuat Fia tertari adalah sebuah sumur tua di bawah pohon beringin dan jangan lupa sebuah bangku panjang yang terlihat lusuh.
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status