Home / Young Adult / DERSIK / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of DERSIK: Chapter 131 - Chapter 140

198 Chapters

Chapter 131

Fia masih berjalan menyusuri koridor hingga sampailah dia di depan pintu kamar Fiko. Dari tempatnya berdiri dengan jelas Fia mendengar teriakan Fiko memanggil dirinya.“Kakak!” kata Fiko dengan nada suara keras.Mendengar suara sang adik dengan buru-buru Fia membuka pintu kamar dan di depannya terlihat sosok sang adik terduduk di atas lantai dengan selang infus yang sedikit terbuka.“Fiko!” ucap Fia dan berlari ke arah Fiko dengan raut wajah cemas.“Kakak” panggil Fiko sambil meraba-raba sekelilingnya. Fia yang melihat itu sedikit merasa nyeri di dadanya, dengan lembut Fia memegang kedua tangan Fiko yang meraba sekelilingnya.“Kakak di sini dek” ucap Fia dengan lembut dan senyum manisnya.“Kakak!” ucap Fiko dan menubruk tubuh Fia dan di sambut hangat oleh Fia.“Ada apa hm?” ujar Fia sambil mengelus rambut Fiko sayang.“Kakak dari mana?” ucap Fik
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

Chapter 132

Sudah tiga hari Fia mencari tahu tentang takdirnya dan akhirnya pencariannya membuahkan hasil. Fia bertanya kepada sang paman, dengan datar sang paman menjelaskan. Inti dari penjelasan pamannya hanya beberapa poin yang Fia tangkap, salah satunya dia memiliki takdir yang cukup menantang. Fia bisa memenjarakan sosok makhluk yang memiliki niat jahat dan itu adalah inti dari takdirnya. Setelah menjelaskan itu sang paman menyuruh Fia untuk mencari sebuah kalung dengan lambang Surya Majapahit. Menurut pamannya Fia sudah cukup umur untuk menerima takdirnya, apalagi sebentar lagi dirinya akan berulang tahun ke-17.Sekarang yang menjadi tugasnya adalah kapan dia akan mencari benda itu. Sedangkan pamannya menyuruh untuk sesegera mungkin mencari kalung itu.Fia termenung di dalam kamar Fiko, otaknya berjalan menjauh ke depan. Dia ingin segera mencari benda itu namun siapa yang akan menjaga sosok adiknya untuk sementara waktu? Sedangkan Ayahnya sedang sibuk dengan dokumen dan kesehatan Bundanya.
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

Chapter 133

“Hehe” Fia tertawa dengan miris dan canggung sambil menatap sosok Fiko dengan pikiran bercabang.Fia menunduk sambil memikirkan ucapan Fiko barusan, dalam benaknya dia membenarkannya.“Bener kata lu dek” ucap Fia sambil menatap Fiko dengan nada suara sedikit bergetar.“Gue penyebab semua ini, lu kecelakaan sama Bunda yang jatuh sakit” ucap Fia dengan senyum pahit.“Gue yang sebenarnya beban di keluarga ini” lanjut Fia dengan senyum miris.Fiko yang tadinya marah mulai sadar saat mendengar ucapan Fia barusan.“Kak-“ ucap Fiko terpotong oleh perkataan Fia.“Gue pamit, lu jaga diri baik-baik” ucap Fia dengan senyum miris dan sorot mata kosong.Fiko ingin membuka suara tapi sebelum dia membuka suara dia bisa merasakan sosok kakaknya mulai menjauh meninggalkannya. Apalagi suara langkah kaki yang mulai menjauh dan suara pintu yang di tutup.“Kak!” panggil Fiko sambil meraba ke sekelilingnya, berharap sang kakak masih di sampingnya dan memaafkan ucapannya tadi.“Kak! Kakak di mana?!” ucap Fi
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

Chapter 134

“Kenapa?” tanya orang tadi sambil duduk di samping Fia dengan raut wajah tenang.“Aku mau ke sana” ucap Fia sambil menundukkan kepala lesu.“Fiko?” tanya orang tadi dengan raut wajah heran. Pasalnya Fia menunda pencariannya karena Fiko sebagai alasan.“Aku titip ke Om ya?” ucap Fia dengan raut wajah sedikit memohon.“Terus ke sana sama siapa?” tanya Ridwan dengan datar.“Sama Yuan” balas Fia dengan tenang.“Om gak izini” ujar Ridwan dengan raut wajah tak suka.“Why? Kalau bukan Yuan siapa lagi Om?” ucap Fia dengan raut wajah bingung.“Sama Om aja, Si Fiko biar Yuan yang jaga” balas Ridwan dengan raut wajah terlewat santai.“Om jangan ngaco, kalau Om yang ikut emang pekerjaan Om udah selesai semua di sini? Belum ‘kan?” ucap Fia dengan raut wajah menahan kesal.“Selain Yuan?” ucap Ridwan setelah memikirkan ucapan Fia barusan.“Gak ada Om” balas Fia dengan raut wajah frustrasi. Ridwan diam sejenak untuk memikirkan sesuatu.“Kenapa tiba-tiba mau cari?” tanya Ridwan dengan raut wajah heran
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

Chapter 135

Yuan masih terjaga sambil bermain ponselnya. Dia masih di tempatnya lebih tepatnya di ruang inap Fiko, tentu saja setelah meminta izin kepada orang tuanya. Pergerakan tangan Yuan di atas layar ponselnya terhenti saat melihat pesan masuk dengan nama yang sangat dia kenal. Di dalam pesan itu tertulis, 'Yuan lu di mana? Besok bisa bantuin gue buat nyari barang yang di maksud oleh paman? Kalau bisa nanti gue tunggu di tempat biasa.' _Fia Dengan gerakan cepat Yuan mulai membalas pesan itu. 'Lu di mana? Adik lu nyariin dari tadi.' _Yuan 'Lu di rumah sakit?' _Fia 'Hm' _Yuan 'Untuk malam ini bisa gue minta tolong? Tolong jagain Fiko di sana' _Fia 'Lu di mana?' _Yuan 'Rumah pondok' _Fia 'Hm, hati-hati. Besok gue jemput' _Yuan Setelah pesan terkirim, Fia hanya membaca tak ada niatan untuk membalas dan dengan raut wajah lelah Yuan meletakkan ponselnya di atas meja dengan gerakan tenang. Yuan mulai mencari posisi nyaman dan tak lama dia mulai menyelami alam bawah sadarnya. Di lain sisi.
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more

Chapter 136

Membutuhkan waktu kurang lebih 6 jam untuk mereka sampai ke Mojokerto. Waktu mereka di dalam kereta habiskan dengan makan, tidur dan sibuk dengan urusan masing-masing. Sesekali mereka juga akan bercakap-cakap tapi tak bertahan lama. Fia keluar dari setasiun kereta dengan langkah pelan. Di sampingnya ada sosok Yuan dengan ransel di pundaknya. Mereka ke sini hanya membawa satu ransel. Di dalam ransel sudah terisi keperluan mereka selama di sini. “Langsung ke sana?” tanya Yuan dengan raut wajah tanpa emosi. “Kata paman kita haru ke sini dulu” ucap Fia sambil menyerahkan selembar kertas dan di sana tertulis sebuah alamat. “Alamat siapa?” tanya Yuan dengan raut wajah heran. “Entah, kata beliau dia orang yang bisa bantu kita di sini” balas Fia sambil mengangkat bahu tak tahu. “Ya udah, ayo keburu sore” ucap Yuan sambil menggenggam tangan Fia lembut dan membawanya berjalan mencari kendaraan untuk mengantar mereka ke alamat tadi. Setelah mendapatkan taksi mereka langsung di antar ke ala
last updateLast Updated : 2022-05-13
Read more

Chapter 137

“Cepat buka! Waktu saya terbuang sia-sia karena mu!” ucap sang sopir sambil menggedor jendela mobil dengan cukup keras.“Yuan” ucap Fia sambil memeluk sosok Yuan erat. Entah apa yang terjadi dengan Yuan, yang pasti tak ada yang beres di sini.Tak berselang lama tiba-tiba angin yang tadinya tenang menjadi riuh dan membuat dahan pohon saling bergesekan. Tak lama sang sopir membungkukkan badan seperti memberi hormat kepada seseorang. Fia masih diam di tempat sambil mengamati kejadian yang terjadi di depannya.Dari arah depannya ada sosok kakek tua yang berpakaian serba putih berjalan ke arah mereka.“Salam sesepuh” sapa sang sopir dengan rasa hormat dan nada suara sangat ramah.Sang kakek hanya membalas dengan mengangguk sekilas dan menatap ke arah Fia berada.“Dia orangnya?” tanya sang kakek tadi dengan mata masih mengarah ke arah Fia.“Iya sesepuh” balas sang sopir setelah berdiri dengan tegak dan berada di belakang sang kakek tua tadi. Tapi tak mengurasi rasa hormatnya. Bagaikan anji
last updateLast Updated : 2022-05-13
Read more

Chapter 138

Abiseka masih fokus akan perkelahiannya, sudah cukup lama dia berkelahi hingga mendapatkan beberapa luka di tubuh Fia. Bukan hanya luka fisik, dia juga mendapatkan luka dalam, jiwanya terasa sakit dari waktu ke waktu.Fia yang sendari tadi mencoba menghubungi Candramaya pun tak bisa. Ikatan batinnya dengan Candramaya benar-benar terblokir. Jujur saja, saat ini jiwa Fia sedang menahan rasa sakit yang hadir saat tubuhnya terkena pukulan oleh sang kakek.‘Di mana kau Candaramaya?’ batin Fia dengan Frustrasi.Bhuk!Suara pukulan yang sangat keras membuat mata Fia terbuka sambil memegang perutnya dan dari mulutnya keluar darah yang cukup kental, dengan raut wajah penasaran Fia melihat kondisi Abiseka saat ini. Di sana, terlihat tubuhnya yang di kendalikan oleh Abiseka berjalan mundur beberapa langkah karena pukulan dari lawan.Abiseka memegang perutnya yang terasa nyeri dan berdenyut, tak lupa dia juga terbatuk. Dia terbatuk sambil mengeluarkan cairan merah kental.“Haha! Menyerahlah bocah
last updateLast Updated : 2022-05-14
Read more

Chapter 139

Yuan masih berjalan menyusuri hutan, hutan ini terasa sangat luas. Sendari tadi dia berjalan tapi belum juga menemukan jalan keluar. Dan sialnya lagi, ia pikir kalau jalan yang ia ambil salah. Apalagi hari yang semakin gelap dan hutan terasa sama karena pohon-pohon yang menjulang tinggi.“Istirahat dulu, gue tau lu capek” ucap Fia sambil membuka matanya menatap wajah Yuan dari samping.“Hm” balas Yuan dan berjalan ke arah bawah pohon besar di depannya. Dengan hati-hati, Yuan menurunkan tubuh Fia dan menyenderkannya ke batang pohon.“Sorry” ucap Fia dengan penuh sesal.“Hm” balas Yuan dengan senyum manisnya dan mengelus rambut Fia pelan. Yuan meletakkan ranselnya di samping Fia.“Gue cari kayu bakar dulu, lu tunggu sini” ucap Yuan sambil menatap Fia dengan sorot mata lembut.“Cari ke mana?” tanya Fia dengan raut wajah sedikit gelisah.“Sekitar sini” balas Yuan sambil berjongkok di hadapan Fia dan mengelus rambut Fia dengan lembut.“Hati-hati” ucap Fia dengan senyum manisnya.“Pasti” ba
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

Chapter 140

Fia masih di dalam posisi nyamannya dan Yuan masih terjaga, bahkan dirinya sudah memasang sikap siaga. Jika kalau ada seseorang yang berniat buruk kepada dirinya atau Fia.Malam semakin larut dan udara semakin dingin membuat Fia sedikit kedinginan dalam tidurnya. Dengan penuh perhatian Yuan memberikan kemejanya dan meninggalkan kaus berwarna hitam di tubuhnya.Yuan tersenyum sangat manis saat melihat raut wajah imut dari Fia. Fia sedikit menggeliat dan mencari tempat yang nyaman di dada Yuan. Yuan yang melihat itu hanya terkekeh lucu.“Manis” gumam Yuan dengan senyum geli.Yuan mulai menyenderkan badannya di batang pohon yang ada di belakangnya. Perlahan-lahan rasa kantuk datang menghampirinya dan membuatnya sedikit terlena.Mata Yuan mulai terpejam, sesekali dia menampar pipinya agar terus terjaga. Hingga dia tak bisa menahan kantuknya, Yuan tertidur di atas kepala Fia dengan tangan merangkul pundak Fia.Baru saja Yuan memejamkan mata telinganya menangkap suara semak-semak yang berge
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status