Beranda / Romansa / Young Mom / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Young Mom: Bab 31 - Bab 40

106 Bab

BOLEHKAH AKU MENJAGAMU UNTUK SELAMANYA?

Steven baru tiba di rumah sakit dan ia mendapati Tamara yang sedang menangis tersedu-sedu, ia kebingungan bahkan lebih mendominasi perasaan takut terjadi sesuatu dengan Jeni.“Tamara, kamu kenapa menangis? Apa yang terjadi dengan Jeni?”Seketika Tamara mendorong tubuh Steven kuat-kuat, ia sangat marah, Tamara curiga Steven sudah tahu hal ini dan ia berusaha membantu Jeni untuk menyembunyikan semua ini darinya dan juga Tania.Steven terhuyung dan ia bingung.“Tamara apa yang terjadi denganmu?”“Jeni hamil, kamu pasti sudah tahu itu kan?” tanya Tamara dengan isak tangisnya.Steven membeku sesaat, wajahnya tertunduk.“Jawab aku Stev!” bentak Tamara.Tatapan Steven beralih sesaat sebelum akhirnya ia merendahkan suaranya dan bergumam, “Maafkan aku Tam.”Tamara kembali membanting tubuhnya di tempat duduk sambil menutup wajahnya dan menangis dengan frustasi.Ste
Baca selengkapnya

AKU RASANYA WAKTUNYA BELUM TEPAT

Mendengar hal itu, Jeni tercengang kemudian wajahnya tertunduk, detik berikutnya ia merasakan wajahnya memerah dan jantungnya berdebar kencang, seakan mensinyalir perasaan baru yang sedang bersemi di hatinya.Setelah penghianatan dan sikap Louis yang tak ada habisnya menyakiti dirinya, mata Jeni seakan terbuka lebar dan ia tidak sekeras kepala dulu, apalagi Steven selalu ada di sampingnya dan menjadi garda terdepan di setiap masa sulitnya.Tapi Jeni merasa ini bukan waktu yang tepat untuk menerima Steven, maka ia begitu bimbang. Melihat Jeni yang terdiam begitu lama, Steven segera menyela dan meralat ucapannya.“Maafkan aku Jeni, sepertinya aku harus pergi sebentar,” ujar Steven begitu gugup.“Steven tunggu!”“Jeni, aku....”“Steven, aku tidak masalah dengan perkataanmu, rasanya aku begitu bodoh jika aku terus-menerus menyia-nyiakan orang yang sangat baik sepertimu, tapi aku minta maaf k
Baca selengkapnya

AKU INGIN MENDENGAR PENGAKUANMU

Lama menunggu jawaban Louis, membuat Renata begitu kesal, ia mematikan sambungan teleponnya dan fokus menyetir, ia harus cepat sampai ke kantor Rena Group.Sepuluh menit berikutnya, mini cooper milik Renata tiba di Rena Group, ia buru-buru masuk dan mencapai private lift menuju ruangannya.“Serena, apa yang sebenarnya terjadi?”“Saya tidak tahu, saya sudah memeriksa semuanya dan harusnya ini tidak terjadi, tiga klien penting kita bahkan baru saja menelfonku untuk memutus kerja sama dengan perusahaan kita, jadi hampir semua klien mengagalkan dan memberhentikan kerja sama dengan Rena Group dalam waktu yang bersamaan Nona, apa ini masuk akal?”Kepala Renata rasanya ingin meledak saat itu juga, sebuah kejadian tidak masuk akal terjadi begitu saja di perusahaannya dan itu membuatnya gila.Renata jadi tiba-tiba teringat dengan seseorang dan jantungnya langsung bereaksi untuk berdegup semakin kencang.“Apa semua ini ad
Baca selengkapnya

MEREKA PASTI KECEWA

“Kalau kamu tidak mau membantuku lebih baik kamu pergi sekarang!” bentaknya kemudian.Louis tak mengindahkan perkataan Renata, ia tetap berdiri dengan tatapan dingin.“Renata aku akan membantumu, tapi jujurlah! Jangan sampai aku sendiri yang menanyakannya pada Steven,” ujar Louis murka.“Pergi!”Louis akhirnya menyerah dan ia memilih pergi dari ruangan Renata. Melihat Louis pergi, Renata semakin emosi sehingga ia membuat seluruh dokumen dan barang-barang yang ada di meja kerjanya jatuh berserakan ke lantai.***Di rumah sakit, kondisi Jeni semakin membaik, hal itu membuatnya tidak ingin tinggal terlalu lama di rumah sakit ini.“Steven, kapan aku akan diperbolehkan pulang?”“Aku belum tanyakan itu pada dokter, memangnya kamu sudah merasa lebih baik?”Jeni mengangguk-angguk, entah kenapa ia merasa tidak nyaman tinggal di rumah sakit, itu karena Jeni lebih memikirk
Baca selengkapnya

AKAN KUBERIKAN SELURUH HATIKU PADAMU

“Dia tidak mau jujur padaku.”“Kamu yakin ingin tahu yang sebenarnya?”“Iya.”Steven mematikan kemudian mematikan ponselnya dan mengirim pesan pada Louis berupa rekaman CCTV cafe sekaligus tangkapan layar pesan Felix.Alisnya kemudian terangkat sambil menampakkan senyuman yang tidak terlihat seperti senyuman, Steven lalu kembali ke ruangan Jeni dan menormalkan ekspresinya.***Di Graha Ayu Residence, Tamara tampak membanting tubuhnya di tempat tidur, pikirannya masih penuh tentang berita kehamilan Jeni, hal itu membuatnya frustasi, ia tidak menyangka Jeni yang ia kenal begitu kalem akan menyerahkan harta berharganya sebagai seorang perempuan kepada laki-laki yang tak bertanggung jawab seperti Louis.Tamara melenguh nafas berat, tangan kanannya kemudian bergerak-gerak meraih ponselnya dan ia menghubungi Tania.Kebetulan Tania sudah kembali di Indonesia hanya saja masih berada di kota lain di r
Baca selengkapnya

KENAPA KAMU BERUBAH PIKIRAN?

Sisa hari itu berlalu begitu cepat, tak terasa malam hari dan saat ini Louis sedang makan malam bersama kedua orang tuanya di rumah.Ada yang ingin Louis katakan pada papinya, namun entah kenapa tenggorokannya seperti tercekat, akhirnya Louis mengisyaratkan matanya untuk menyuruh maminya.“Pi,” tegur Monica di sela makan malam itu.“Iya.”Aditya Saloka menjawab tanpa menatap, ia terlalu fokus pada makan malamnya karena seharian tadi ia begitu sibuk hingga tidak memperhatikan perutnya yang belum terisi apapun selain air mineral.“Louis, sebenarnya mau bicara sama Papi, kalau dia ingin melamar pekerjaan di perusahaan Papi,” lanjut Monica.Aditya Saloka hampir tersedak, ia buru-buru meraih minumnya dan kemudian menghentikan aksi sendok garpunya.“Benar begitu Louis?” tanyanya dengan tatapan penuh selidik.Pasalnya selama ini Louis selalu menolak dengan dalih ingin menyelesaikan kulia
Baca selengkapnya

APA KAMU TIDAK SALAH KOSTUM?

***Pagi-pagi sekali Tania tiba di rumah Tamara, pada saat itu Tamara sedang sarapan sendirian di ruang makan dan ia dikagetkan oleh kepulangan Tania, Tamara sangat senang dan ia memeluk Tania dengan erat.“Aku kangen sama kamu Tan.”“Aku juga, kamu baik kan?”Tamara mengangguk, namun ia berubah murung saat ingat masalah Jeni, Tania segera bereaksi untuk bertanya kepada Tamara, “Kenapa kamu tiba-tiba sedih?”“Ayo kita sarapan dulu, aku janji nanti akan cerita semuanya sama kamu Tan.”Tania mengangguk setuju karena perutnya sudah keroncongan akibat perjalanan pagi-pagi menuju ke Jakarta.Mereka sarapan berdua kemudian Tamara menggiring Tania ke kamarnya ketika selesai sarapan.“Ada yang ingin aku ceritain sama kamu Tan, tapi kamu jangan kaget ya?”Tania mengangguk ragu-ragu meski dalam hatinya justru sangat deg-degan.“Ini soal Jeni Tan, jadi ternyat
Baca selengkapnya

CALON PRESDIR SALOKA GROUP

“Nanti malam saya akan mengudang semua dewan eksekutif perusahaan juga beberapa perusahaan lain untuk makan malm di ballrom hotel Saloka, saya akan mengumumkan berita baik ini kepada mereka semua, meski Louis belum lulus kuliah tapi saya percaya dia bisa sama hebatnya sepertimu Stev, kalian penerus keluarga Saloka yang luar biasa, sembari mengawasi kinerja kalian, saya juga ingin mengembangkan perusahaan Saloka secara global, saya akan lebih memperhatikan beberapa perusahaan yang ada di luar negeri,” lanjut Aditya Saloka begitu semangat.Steven menanggapi hal itu dengan suka cita, akhirnya Saloka Group dipercayakan padanya, setidaknya ia sudah mewujdukan impian almarhum sang ayah.Sementara Louis merasa tidak senang karena Axel Corp hanya perusahaan kecil baginya, ia lebih menginginkan kedudukan di Saloka Group, maka ia tidak bisa menahan diri untuk tidak protes kepada ayahnya.“Maaf Pi, tapi kenapa saya harus ditugaskan di Axel Corp? Bukankah
Baca selengkapnya

MERENCANAKAN SESUATU

“Aku pasti akan membalas perasaan Steven, dan aku sudah pernah mengatakan itu padanya, namun aku rasa saatnya belum tepat untuk sekarang, Louis menuduh bahwa anak ini adalah anak Steven, aku rasa itu tidak adil, Steven bahkan selalu menjaga dan menghormatiku.”“Jadi Louis mengira bahwa anak ini adalah anak Steven? Brengs*k sekali dia,” Tania bersungut marah.Jeni mengangguk membenarkannya.“Apa karena itu juga Louis mencelakaimu Jen?”“Iya Tam, Renata seakan sudah mencuci otak Louis, makanya dia semakin membenciku.”Tania dan Tamara memeluk Jeni, mereka seakan ikut merasakan kesedihan sekaligus kekecewaan yang dirasakan oleh Jeni.Lama mereka berpelukan dan pada akhirnya mereka mengajak Jeni pulang, Jeni menyetujuinya dan mereka keluar dari rumah sakit.Di parkiran, mereka bertiga sudah ditunggu oleh sopir Tamara dan mobil alphard siap melaju ke Graha Ayu Residence.Mereka tiba di
Baca selengkapnya

PERTEMUAN DUA KELUARGA

Jeni hanya memaksakan tersenyum mendengar rencana mereka, lagipula ia juga tidak peduli lagi dengan Louis.Jika dia masih mau bertanggungjawab, Jeni akan tetap menerimanya dengan suka cita, jika tidak dia hanya pasrah.“Ya sudah kalau begitu terserah kalian, terimakasih sudah mau membantuku. Aku ke kamar dulu ya, kepalaku sangat pusing.”Tamara dan Tania mengangguk mengijinkannya.Jeni kemudian bangkit dari duduknya dan pergi ke lantai dua menuju kamarnya, rumah Tamara sangat luas jadi meski ia hanya numpang di sana untuk sementara waktu, baik Jeni maupun Tania menempati kamar sendiri-sendiri.Jeni kemudian menonaktifkan ponselnya begitu ia merasa sangat mengantuk dan ingin istirahat.Semantara di taman belakang, tanpa sepengetahuan Jeni, Tania dan Tamara yang masih asik mengobrol, menelfon Steven dan memyuruhnya ke rumah Tamara.Steven yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang, mengaku tidak keberatan saat dihubungi, m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status