Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Alf beserta rombongan jalan-jalan sudah diantar pulang ke kosan oleh si 'supir cantik', Inn."Makasih, ya, Alf! Utangnya lunas!" kekeh Inn."Aku yang harusnya makasih, karena kamu udah mau ngejemput kita," jawab Alf."Santai aja, Alf! Lain kali jalan lagi, yuk! Bareng Willy juga boleh," celetuk Inn yang tentu saja disambut dengan senyum merekah dan tangan terbuka oleh Willy."Nih orang emang hatinya bagai bidadari! Emang pantes buat sohib gue yang hatinya bagai bidadara. Hihi..." batin Willy.Tapi, tidak dengan respon Alf. Alf malah mencebik. "Kalau sama Willy yang ada tekor!"Mulut Willy refleks manyun. "Ralat! Hati iblis!" batin Willy mengumpat.Inn tertawa kecil melihatnya. "Ya, udah! Aku pamit dulu, ya! Sampai ketemu lagi Mak!" ujar Inn sambil menciumi tangan emak."Hati-hati di jalan, ya, Nak," sahut emak. "Salam buat orang tua kamu.""Iya, mak. Emak ju
Read more