Semua Bab CEO Yang Hilang Ingatan: Bab 101 - Bab 110

217 Bab

101. Mendatangi Anaknya!

"Ini dia rumah sakitnya, Bos."  Lelaki berbadan tegap dengan jambang panjang di sebelah telinga itu menoleh ke belakang. Bulu-bulu halus di sekitar dagu dan di atas kumisnya menampilkan kesan seram pada supir kami.  "Apa kamu yakin?" David memastikan. "Tentu, Bos," jawab supir kami itu sambil mengangguk. Entah dari mana David mendapatkan anak buah seperti itu? Namun, sebagai bawahan ia berbicara pada David dengan suara hormat. Tentu saja, uang yang berkuasa. "Bro, dia ada di dalam sana." David mengarahkan matanya ke dalam rumah sakit bertingkat tiga di hadapan kami, "Ayo, kita masuk," lanjutnya.
Baca selengkapnya

103. Mereka Saling Mengenal?

"Kalian siapa?""Kenapa Lilis, gak pernah melihat kalian sebelumnya?" Dia berusaha duduk dan bersandar di tepi ranjang.Aku dan David saling pandang."Kami Baru," kilahku dengan cepat."Dokter magang baru, baru hari ini." David menambahkan kata-kataku.Hening. Sejenak anak perempuan Bik Asih itu memandangku dan David bergantian. Kedua alisnya mengernyit, kerutan halus juga timbul di keningnya. Menambah kesan sakit."Aarrghh ….""Kamu kenapa?"
Baca selengkapnya

104. Dia Menjebak Kami!

Menjelang senja kami tiba di hotel. Kali ini aku dan David tidur di kamar terpisah. Kamar kami bersebelahan. Jika ada apa-apa aku tinggal meneleponnya.  "See you." "See you, acara kita besok jam sembilan pagi. Jangan lupa, Lex!" "Ok. Santai, Bro. Hanya kunjungan ke kantor cabang, 'kan?" "Jangan terlambat!" peringatnya lagi. David mengangguk dan masuk ke kamarnya. Aku memutar kunci, mendorong pintu kamar. Saatnya untuk beristirahat. Melepas kancing kemeja satu persatu. Dengan tampang setampan ini takkan ada orang yang curiga jika aku meng
Baca selengkapnya

105. Menjadi Trending Topik!

Aku dan David masih duduk di dalam kantor polisi. Hampir dua jam kami dimintai keterangan. Luka-lukaku sudah diobati. Namun, tetap saja sekujur badanku terasa sakit semua.   "Bagaimana sekarang?" David bertanya dengan nada kasihan padaku.   "Batalkan peninjauan hari ini. Masak iya, loe masih ngajak gue meninjau kantor cabang?"   "Oke." David melihat ke halaman kantor polisi beberapa awak media berkumpul menunggu kami keluar.   "Tunggu sebentar," ucap David sambil berlalu. Ia berjalan ke ruang kepala kantor polisi. Entah apa yang dibicarakannya.   "Ayo, Bro!" Tak berapa lama sekretaris pribadiku itu keluar dari ruang kepala kantor polisi. Di sebelahnya seora
Baca selengkapnya

106. Mama dan Wulan Datang.

~Jika air mata seorang ibu adalah obat penyembuh untuk luka anak-anaknya. Niscaya setiap ibu di dunia ini pasti rela menangis tanpa henti untuk mengobati anaknya yang terluka.~ ***CEO Yang Hilang Ingatan*** Tok … tok … tok! "Alex?" Aku mengerjapkan mata beberapa kali memicing, menatap kearah pintu. sepertinya ada yang memanggil namaku. Menggeliat, menyibakkan selimut dari badan. Berusaha bangkit dari tidur. Siapa yang sepagi ini mengetuk pintu."Siapa," kataku dengan pelan. Tak ada jawaban dari luar. Tok … tok … tok. 
Baca selengkapnya

107. Membuat Sebuah Rencana

Kantor Polsekta Tasikmalaya. "Benarkah lelaki ini yang melakukan pengeroyokan pada anda dan tuan Alexander Ibrahim, pimpinan The One Property kemarin?" Suara tegas dengan intonasi cepat meluncur dari seorang lelaki berbadan tegap di hadapan David. David menatap dengan seksama wajah Aseptian Waluyo.  "Benar, Pak! Dia yang mengeroyok kami!" kataku. David, Aseptian Waluyo juga polisi yang sedang menginterogasi mereka menoleh ke arahku. "Alex, Tante, Wulan?" David terkejut melihat keberadaan kami di kantor polisi. Alisnya berkerut, "Kalian ikut kemari?" tanyanya lagi. Mama memasang wajah dengan se
Baca selengkapnya

108. Semua Terbongkar!

"Tidaaakk …." "Lilis … jangan tinggalkan bapak, Nak. Bangun Lis!" "Aarrrghh …," teriak Aseptian Waluyo, "Nak, bangun, Nak. Ini Bapak, Nak," lanjutnya lagi. Kedua tangan Aseptian Waluyo terborgol di belakang punggungnya, ia meronta berusaha lepas dari pegangan polisi.  "Aarrghhh … ini semua gara-gara kamu, Alexander Ibrahim!" pekik Aseptian Waluyo. Menyalahkan aku. "Diam! Jangan berisik, pelankan suaranya, Pak!" Seorang perawat mendekat ke arah suami Bik Asih itu. Menegurnya agar tak berteriak-teriak. Perawat itu lalu pergi membawa besi penyangga infus dan beberapa o
Baca selengkapnya

109. Memakan masakannya.

Pukul 21.00 kediaman Ibrahim.   Ceklek.   Tanpa mengetuk pintu aku langsung masuk. Wulan mengikuti dari belakang.    "Akhirnya sampai rumah juga." Aku tersenyum dan melirik sekilas pada Wulan.   "Welcome home," jawabnya sambil membalas senyum ke arahku.   "Kok sepi, ya?"   "Udah malam. Pasti Tante, Om dan Alicia berada di kamar mereka masing-masing."   Ruang tamu hanya diterangi nyala lampu duduk di atas meja. Lampu gantung  utama dengan hiasan kaca telah mati.    "
Baca selengkapnya

110. Keluargaku Kembali Harmonis

"Maksud Alex ada orang lain dibalik Aseptian Waluyo. Seseorang yang dengan sengaja menekan dan menyuruhnya melakukan semua perbuatan kriminalnya pada keluarga kita." Papa dan Mama saling berpandangan. Seharusnya mereka bisa menduganya. Ada sebuah persekongkolan dibalik semua kejadian di rumah keluarga Ibrahim. Di mulai dari masuknya Paula Stephanie ke kehidupan papa. Bagaimana dia menjadi sekretaris yang menggoda lalu berusaha naik ke ranjang Papa. Kejadian demi kejadian terjadi. Secara bertahap kemudian mama yang depresi dan ketergantungan alkohol hingga terjebak dalam one night stand dengan lelaki lain. Semua hal itu saling berkaitan.  "Kesimpulan Alex, ada beberapa orang yang terlibat dan orang-orang itu ing
Baca selengkapnya

111. Penolakan Pembangunan Pabrik.

Aku dan David kembali masuk ke dalam mobil. Peninjauan lokasi kali ini cukup. Mungkin lain kali aku akan menyerahkan tugas ini langsung pada penanggung jawabnya. "Kita pulang, Bro."  "Setelah ini Loe, ada rapat. Kita ke kantor The One Property dulu." Kami segera masuk ke mobil. Matahari kian meninggi. Pekerjaan di kantor meminta untuk segera ditangani. "Siapa itu, Bro?" Pandanganku fokus menatap seseorang yang menghalangi jalan kami. "Entahlah, aku juga tak tahu." Tanpa menoleh David berkata. Kami sama-sama fokus menatap ke arah lelaki paruh baya yang menghadang jalan. Tak berapa lama muncul b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
22
DMCA.com Protection Status