Home / Romansa / Sweet Dreams / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Sweet Dreams: Chapter 21 - Chapter 30

47 Chapters

'Tolong'

"Elle!" jerit Citra terkejut. "Kau … sedang apa di sini?"  Elle menjauh, dipakainya topi hitam tersebut kembali ke atas kepalanya. Lantas Elle segera pergi. "Elle, tunggu!" teriak Citra mengejar. Tiba di anak tangga paling bawah, Citra berhasil meraih tangan Elle.  Elle meringis sakit, dia meronta dan berusaha untuk melepaskan tangan Citra. "Lepaskan aku, Citra.""Sebelumnya katakan dulu dan jawab segala pertanyaanku, baru aku akan melepaskanmu," kata Citra menyeringai. "Untuk apa aku menjelaskannya padamu, kita tidak punya urusan!" bentak Elle marah.  Citra tersenyum sinis. "Oh … ternyata kau seberani ini sekarang. Aku pikir, selama pergi … kau bahkan tidak berani untuk menampakkan diri lagi. Tapi … aku malah menemukanmu di sini, haha …." Tawa Citra menggema, membuat bulu kuduk Elle merinding. "Apa maumu, Citra. Sebaiknya tinggalkan aku," kata Elle kesal. "Tanpa diminta juga nyatanya kau yang
last updateLast Updated : 2021-04-02
Read more

Rasa Bersalah

 Gea menyandarkan kepalanya ke dinding, dia berdiri di dekat jendela. Bayangan wajah Citra yang terakhir kali dilihatnya, belum juga bisa ia lupakan dengan mudah. Bahkan, Gea cukup takut walau hanya untuk memejamkan matanya. "Kau belum tidur?" tiba-tiba Rayyan bertanya. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 00:35 WIB, lantas dia pun mendekati Gea yang sedang mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Menikmati gelapnya malam dengan ditemani bintang-bintang yang menerangkan. "Aku tidak bisa tidur," jawab Gea apa adanya.  Rayyan menatap Gea iba. "Ayo, kemarilah!" Dia menuntun gadis itu, kemudian naik bersamanya ke atas ranjang. Rayyan meletakkan kepala Gea
last updateLast Updated : 2021-04-04
Read more

Oma Mencurigai

 Di rumah sakit, Bibi Meyli masih menunggu kabar Citra. Dia mondar-mandir di depan UGD, sesekali dia menyebut nama Citra. Begitu panik dan cemas. "Bagaimana keadaan, Citra, Ma?" tanya Paman Aleks yang baru saja tiba. Diikuti oleh anggota keluarga lainnya, termasuk juga Oma. "Citra masih ditangani, Pa." Bibi Meyli langsung dipeluk suaminya, mencoba menenangkan dengan segala sisa kekuatan dalam kepanikannya. "Bagaimana ini bisa terjadi, Meyli? Kenapa Citra bisa berada di bawah tangga?" tanya Bibi Andini begitu penasaran. Menurut dari kabar yang ia dengar, Bibi Andini dapat mengambil kesimpulan sendiri, jika Citra tidak mungkin jatuh sendiri, seperti yang dikabarkan dalam berita."Sebaiknya tidak usah bertanya dulu, Ma, kasihan Meyli," tegur Paman Burhan merasa iba, istrinya selalu tidak bisa membedakan suasana dalam kesedihan. "Aduh, Mas, bisa nggak sih sekali aja nggak tegur aku di depan keluarga." Bibi Andini menggerutu kesal, lan
last updateLast Updated : 2021-04-07
Read more

Koma

"Bagaimana perkembangannya, Dokter?" tanya Rayyan saat Dokter selesai memeriksa Tuan Williams. "Sudah banyak kemajuan, dan sekarang Tuan Williams sudah bisa menjalani perawatan tanpa pemasangan alat bantu.""Syukurlah," ucap Gea senang. "Apa itu artinya aku bisa mengajak ayah keluar?""Kau mau membawa ayah kemana?" tanya Rayyan. "Mengajaknya jalan-jalan dan menghirup udara segar. Aku yakin, ayah juga pasti akan senang. Bukankah begitu, Ayah?""Tentu saja," sahut Tuan Williams tersenyum. "Apa itu dibolehkan, Dokter?" tanya Rayyan ragu. "Boleh saja, itu juga akan membantu Tuan Williams. Udara di luar sangat bagus, apalagi selama ini dirinya tidak terkena sinar matahari.""Ye … kita bisa keluar, Ayah," sorak Gea kegirangan. Rayyan merasa geli dengan sikap Gea yang seperti anak kecil. "Baiklah, kalau begitu saya akan mencabut semua alatnya." Rayyan dan Gea menunggu di luar sembari Dokter mencabut semua alat-alat di badan
last updateLast Updated : 2021-04-08
Read more

Antara Masakan Mereka Berdua

"Gea, beberapa bulan lagi, pengacara ayahmu akan membacakan surat wasiat," kata Rayyan. "Surat wasiat? Aku baru mendengarnya.""Ya. Ternyata selama ini mereka menyembunyikan semuanya dengan detail. Itu akan diumumkan saat umurmu genap 20 tahun, Gea.""Apa umurku sudah hampir mencapai 20 tahun sekarang?" Rayyan mengerutkan keningnya. "Kau tidak tahu?" tanyanya tidak percaya.  Gea hanya menggeleng lemah. "Sudah kuduga." Rayyan menghela nafas berat. Dia juga sudah memeriksa tanggal lahir Zaya di buku nikah mereka, dan di sana tertulis tepat tanggal 29-09-2020 umur Zaya mencapai 25 tahun. Itu artinya hanya tersisa kurang lebih 2 bulan lagi. "Lalu bagaimana jika aku belum pulang, Rayyan?" tanya Gea. Dirinya tahu, jika tidak pulang sebelum waktu tersebut, maka tidak memungkinkan jika orang-orang rumah akan mengambil alih segalanya. Dengan iming-iming dirinya telah meninggal. "Itulah yang aku inginkan, Gea," sahut Rayyan tena
last updateLast Updated : 2021-04-09
Read more

Bertemu Elle

 Setelah pertemuan tempo hari gagal, hari ini Bibi Andini berencana untuk menemui Elle. Dia sudah bergegas pagi-pagi sekali, sebelum penghuni rumah terjaga. "Nyonya Andini baru saja keluar, Tuan." lapor Pak Sukiman.  Bibi Andini menuju garasi dengan mengendap-endap, takut ada yang melihat dirinya. Setelah berhasil keluar dari rumah, Bibi Andini segera menghubungi Elle. "Elle sayang, apa kau baik-baik saja? Kau masih menunggu Mama kan, Nak?"[Iya, Mama. Cepatlah datang, aku takut sekali]"Baiklah, kamu tenang dulu dan jangan kemana-mana. Oke!"[Iya, Ma] Bibi Andini melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota setelah fajar, membuatnya bisa meleset cepat dengan leluasa. Mobilnya memasuki pemukiman yang padat penduduk, tiba di gang kecil, Bibi Andini menghentikan mobilnya. Dia memilih berjalan kaki, karena mobilnya tidak bisa masuk ke dalam.  Begitu juga dengan Rayyan yang mengikutinya sejak tadi, untuk mengh
last updateLast Updated : 2021-04-10
Read more

Menghilangkan Bukti

 Waktu terus berjalan, sudah 5 hari semenjak kecelakaan Citra belum ada kabar mengenai apapun. Juga mereka yang mencari bukti di tempat kejadian, belum menemukan apa-apa. Sementara itu, pihak keluarga telah memutuskan jika Citra memang murni jatuh sendiri dari tangga. Hal tersebut pun langsung diumumkan di berbagai siaran televisi dan dimuat dalam berbagai berita di koran. Rayyan dan Tuan Williams yang sedang menonton berita, juga mendengar hal yang sama. 'Sejauh ini belum ada hasil apapun dari penyelidikan polisi, juga tidak ada bukti yang mengarah ke pembunuhan berencana yang polisi temukan di TKP. Dengan itu, pihak polisi telah mengumumkan jika cucu dari Nyonya Mellany, yaitu Citra, dinyatakan murni jatuh dari tangga. Demikian hal tersebut disepakati oleh pihak keluarga ….'"Bukankah itu saudaranya, Gea?" tanya Tuan Williams. "Iya, Ayah. Sekarang dia masih koma di rumah sakit.""Apa Gea tidak meminta bertemu dengannya?"
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more

Mencarikannya Pacar

 Leon dan Rayyan pergi menemui Tuan Keano, membahas beberapa hal yang penting dengan pria itu. Tuan Keano mendesak agar Rayyan segera menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya. "Sudah saatnya kau beraksi, Rayyan." Namun, Rayyan belum ingin melakukan apapun, dia hanya memikirkan tentang pengacara Tuan Harun. "Tapi aku masih mempunyai satu urusan yang belum tercapai. Tanpa itu, semuanya akan sia-sia saja, Tuan Keano." Tuan Keano yang sangat tahu apa tujuan Rayyan, hanya tersenyum datar. "Mau mencari ke ujung dunia pun, kau tidak akan menemukan orang itu, Rayyan. Anggap saja dia akan benar-benar muncul pada waktu yang tepat, jadi tidak usah risau.""Tapi bagaimana caranya agar aku bisa membuat kesepakatan dengannya, bagaimana jika pengacara itu berpikir bahwa Gea sudah mati. Itu sangat tidak baik." Hal yang tidak boleh terjadi adalah bila pengacara memikirkan hal tersebut, maka secara otomatis seluruh harta warisan Tuan Harun
last updateLast Updated : 2021-04-14
Read more

Amplop Coklat

 Pagi-pagi buta, seorang pelayan menemukan sebuah amplop berwarna coklat di bawah pintu saat akan menyapu, segera ia memungut dan membukanya. Seketika pelayan itu menjerit, membuat Bibi Andini yang kala itu sedang melewati ruang tamu, ikut mendekati. "Ada apa?" tanya Bibi Andini heran. "I - ini … Nyonya." Tangan pelayan tersebut dengan bergetar menyerahkan amplop pada Bibi Andini. "Apa kau sudah bisu." Bibi Andini menariknya begitu saja, merasa kesal dia terus mengomel. "Kenapa hal seperti ini saja kau tidak bisa menjelaskannya. Kenapa harus aku sendiri yang …," suaranya sedikit tertahan saat tiba-tiba melihat sesuatu, "membacanya …." Bibi Andini langsung melotot tidak percaya, mengamati hingga beberapa kali. Kembali ia melihat isi di dalam. "Tidak!" Dia langsung menutup dengan cepat.  Lantas dia menatap wanita di sampingnya. "Tutup mata dan juga mulutmu jika kau masih membutuhkannya. Kau paham!" ancam Bibi Andini. "I - iya, Nyo
last updateLast Updated : 2021-04-15
Read more

Pengiriman Hari Kedua

"Apa kau bicara dengan, Elle?" tanya Paman Burhan yang sudah berdiri diambang pintu. "Mas, sejak kapan berdiri disitu?" Bibi Andini berdiri, jantungnya berdegup kencang. "Katakan yang sejujurnya. Apa ada yang kau sembunyikan?" Paman Burhan mendekat.  Jika Paman Burhan sudah menyebut Bibi Andini dengan sebutan 'kau', berarti ada sesuatu yang membuatnya marah atau tidak suka. Bibi Andini menyadari kemarahan suaminya, dan menutupi kebenaran bukanlah jalan yang tepat. "Aku tanya sekali lagi, Andin. Apa kau bicara dengan, Elle?!" teriak Paman Burhan dengan suara yang lantang. "Mas … itu … a - aku hanya ….""Mana ponselmu!" Paman Burhan merebut ponsel yang disembunyikan Bibi Andini di belakangnya. "Mas, kembalikan!" raung Bibi Andini marah.  Segera Paman Burhan mengecek panggilan masuk, dia terkejut melihat nama Elle tertera jelas di sana."Tamatlah riwayatku," gumam Bibi Andini dalam hati.  Paman
last updateLast Updated : 2021-04-16
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status