"Gea, cepatlah bangun!" Rayyan menggoyang-goyangkan punggung istrinya, jam sudah menunjukkan pukul 7, dan Gea masih pulas terlelap. Tidak seperti biasanya, kali ini Gea melewatkan paginya. "Gea, ayo bangun!" Gea menggeliat, dan bukannya bangun, dia malah menarik selimut hingga menutupi dada. Matanya masih terpejam rapat, membuat Rayyan kesal. "Makanya besok-besok tidak usah mengajak menonton." Rayyan mengacak rambutnya kasar, jujur saja, dia pun masih belum puas tidur. Tapi apalah daya saat pekerjaan harus memanggilnya ke kantor, Rayyan tidak punya waktu untuk bermalas-malasan. Dengan malas, Rayyan menuruni ranjang, meninggalkan Gea tanpa mengusiknya lagi. Segera setelah air menyatu dengan wajahnya, mata Rayyan kembali segar seperti sedia kala. Dia menatap lekat-lekat wajahnya di cermin."Apa aku setampan ini," gumamnya memegang dagu. Rayyan memutar wajahnya beberapa kali, melihat dari berbagai sudut, dia memujanya. &nbs
Last Updated : 2021-04-17 Read more