Beranda / Romansa / Sweet Dreams / Hadiah Ulang Tahun Oma

Share

Hadiah Ulang Tahun Oma

Penulis: Ima Mulya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Besok adalah ulang tahun Oma, Rayyan. Apa kita akan menghadirinya?" tanya Gea saat sore harinya dia sedang duduk santai dengan Rayyan. 

"Tidak, Gea. Kita hanya perlu mengirimnya beberapa hadiah saja." Rayyan sudah memikirkan ide ini sejak lama. 

"Hadiah apa?" Gea begitu penasaran. 

"Hadiah yang akan membuat Oma serangan jantung." Rayyan tersenyum sekilas, membuat kerutan di dahi Gea terlihat jelas.

"Apa kau ingin membunuh, Oma?" tanya Gea hati-hati. 

"Bukan membunuhnya, Gea. Kenapa kau terlihat cemas jika Oma mati?"

"Karena dia itu Nenekku, Rayyan."

"Tapi dia tidak menganggapmu cucu selama ini, bagaimana bisa kau masih menanggapnya sebagai nenek?" Rayyan tidak mengerti dengan jalan pikiran Gea, seperti ada rasa sayang di hatinya untuk Nyonya Mellany. 

"Entahlah, Rayyan. Yang jelas aku tidak ingin jika Oma mati, sebelum dia melihat dan merasakan semua perbuatannya selama ini." Kalimat Gea menandakan benci. Rayyan yang awalnya sempat b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sweet Dreams   Panggil Aku, Nyonya Rayyan

    Setelah semuanya terbongkar, baik Bibi Meyli maupun Bibi Andini, keduanya sama-sama berada dalam situasi yang genting. Tidak dapat lagi menyembunyikan apa yang ada, Elle dan Citra akan segera terpanggil pulang. Setidaknya mereka masih aman hingga Oma benar-benar pulih kembali."Ini semua salah, Mama, kenapa harus membuat rencana seperti ini," tuding Paman Mex."Kenapa Mama yang disalahkan. Papa juga harusnya ikut disalahkan, jika bukan karena persetujuanmu, aku mungkin tidak akan berambisi seperti ini." Bibi Meyli masih membela diri. Menghilangkan fakta bahwa dirinyalah yang sebenarnya paling berkobar. Membayangkan pulang juta bahkan milyaran untuk biaya perawatan Citra yang Oma keluarkan, tentu saja hatinya menjadi licik demi sebuah ambisi yang bernilai uang.Beda halnya dengan B

  • Sweet Dreams   Rasakan Detak Jantungku

    3 hari dirawat, Oma mulai membaik dan meminta berkumpul di ruang rapat. Tapi sebelum itu, beliau meminta pada Bibi Meyli dan juga Bibi Andini untuk membawa anak mereka pulang. Secepatnya. Perintah Oma selalu tidak bisa ditawar, dengan apapun itu."Jika kalian gagal membawanya dalam waktu setengah jam, maka bersiaplah untuk keluar dengan tangan kosong!" ancam Oma tidak main-main.Maka dari itu, mereka melaksanakannya dengan sangat baik.Bibi Andini datang sendirian menjemput Elle, dia membujuk Elle dengan berbagai cara."Tidak ada cara lain, Elle. Kau tahu sendiri jika Oma tidak akan main-main dengan perkataannya. Maka menurutlah pada, Mama, ya!""Tapi, Ma. Bagaimana jika Citra membongkar segalanya, dia mengatakan hal yang sebenarnya. Aku pasti akan dibunuh untuk itu, Ma. Aku tidak mau jika itu sampai terjadi." Elle masih menolak dalam kepanikannya memikirkan nasib kedepannya. Jika semua fakta terungkap, maka dia akan berakhir di pen

  • Sweet Dreams   Tanpa Seorang Ayah

    Hari mendekati ulang tahun Gea, semakin lama mereka semakin was-was dan cemas. Karena sampai sekarang belum ada kabar apapun tentang Gea."Kenapa tidak ada juga yang belum memberikan kabar! Apa imbalan yang kita berikan tidak cukup?!" Oma berteriak marah di ruang tamu."Kita tunggu saja, Oma. Mungkin mereka belum menemukan apa-apa.""Iya, Oma jangan marah-marah. Oma yang sabar, ingat kesehatan, Oma."Mereka berlomba untuk memberikan nasihat."Sabar bagaimana? Hanya tinggal menghitung minggu saja, semuanya semakin dekat!"Tiba-tiba seorang pengawal masuk."Oma, ada yang datang," bisik Bibi Meyli.Oma segera menoleh pada pria yang sedang menunduk."Apa yang membawamu kemari? Jika itu bukan berita yang bagus, sebaiknya kau pergi saja!"Semua orang tahu jika keadaan Oma sedang tidak baik untuk mendengarkan hal-hal yang juga kurang baik. Termasuk mereka para pengawal, jika

  • Sweet Dreams   Oma Berkunjung

    Rayyan menerima panggilan dari Oma, mendadak mengatakan akan berkunjung ke rumahnya.[Ini hanya untuk silaturrahmi, Rayyan. Lagian aku begitu mencemaskan keadaan Tuan Williams, ingin mengetahui bagaimana keadaannya] Suara Nyonya Mellany begitu lembut, hingga siapapun yang mendengarnya, mungkin mereka akan berpikir wanita itu adalah tipe orang yang penuh dengan kasih sayang.Rayyan berpikir sejenak sebelum menjawab. Dia menatap pada Gea dan ayahnya, dalam panggilan yang dispeaker, mereka juga ikut mendengar. Tuan Williams mengangguk, tapi tidak dengan Gea. Rayyan tidak terlalu peduli dengan hal itu, bila Tuan Williams mengangguk, berarti ada alasan yang tepat untuk melakukannya. Dan Rayyan menerima hal tersebut."Baiklah, kapan Oma akan tiba?" tanya Rayyan setelah memutuskan.[Nanti malam] Suara Oma langsung terdengar begitu bersemangat.Pembicaraan singkat tersebut membuat Gea cemas, bagaimana jika keberadaannya di sini akan diketahui. Ba

  • Sweet Dreams   Ayah Meminta Cucu

    Tuan Williams termenung di taman, masih ia ingat bagaimana semalam Nyonya Mellany mengutarakan semua perasaannya."Tuan Williams, apakah mendiang suamiku berhutang terlalu banyak pada anda? Kenapa bayarannya adalah cucuku?"Dahulu, memang Tuan Williams dan Tuan Kumar pernah terikat kerja sama. Tapi bukan berarti ada hutang budi antara keduanya. Bukan hutang budi, tetapi janji yang telah mereka tautkan, agar kelak, dua keluarga bisa menyatu dalam pernikahan."Ayah, sedang apa?" tanya Gea mendekat. Dia datang dengan membawa secangkir teh dan sepiring buah yang diiris dalam mangkuk kaca."Udaranya begitu sejuk, Ayah hanya ingin duduk dan menikmati.""Bagaimana jika dengan membawa ayah jalan-jalan?" tawar Gea.Tuan Williams tersenyum. "Apa kau tidak lelah setiap hari harus mendorong kursi roda, Ayah?" Tuan Williams merasa tidak enak hati pada apa yang dilakukan Gea, pun tidak kuasa untuk menolaknya."Buka

  • Sweet Dreams   Ancaman

    "Kita sudah melangkah sejauh ini, Rayyan. Dan kerjasama kita hanya sampai di sini saja," kata Tuan Keano. Mereka bertemu untuk yang terakhir kalinya hari itu.Memang pada awalnya Tuan Keano sudah mengatakan pada Rayyan, jika kerja sama mereka hanya sampai pada terbongkarnya kejahatan Bibi Andini dan Bibi Meyli."Mengapa keakraban kita hanya sebatas pekerjaan saja, Tuan Keano?" tanya Gea yang juga berada di tempat yang sama. Seakan dia merasa tidak rela untuk berpisah dengan pria tersebut."Iya, Tuan Keano. Kami sangat berharap akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan anda kembali," timpal Rayyan. Sejujurnya Rayyan merasa suka menjalin hubungan dengan pria itu.Tuan Keano tersenyum sekilas. "Jangan bersikap terlalu berlebihan, Gea, Rayyan. Meskipun ini telah selesai, tetapi tidak ada penyelesaian dalam sebuah hubungan hanya dengan perpisahan.""Apa maksud anda kita akan tetap berhubungan?" tanya Gea memastikan."Saya

  • Sweet Dreams   Tingkah Rayyan Di Pagi Hari

    Elle baru saja keluar dari kamarnya, suasana sepi membuatnya bosan. Lantas dia memilih keluar dengan berjalan-jalan di sekitar. Rasanya seperti mimpi dirinya bisa kembali lagi ke rumah itu. Elle tersenyum, menyadari kini satu masalah telah usai. Dirinya tidak harus bersembunyi lagi seperti yang sudah-sudah.Namun, tiba-tiba senyuman Elle menjadi pudar ketika ia bertemu dengan Citra. Elle menatap Citra dari kejauhan, gadis itu sedang duduk sendirian. Kepalanya mengarah lurus ke depan."Aku begitu penasaran kenapa Citra tidak bisa mengingat semuanya. Aku harus bertanya lebih banyak padanya," gumak Elle. Lantas dia pun mendekati Citra."Kau sedang apa di sini, Citra?"Citra tersentak dengan memegang jantungnya. "Elle, kau mengagetkanku," gerutunya kesal.Elle tersenyum dan mengambil tempat duduk di samping Citra."Bagaimana keadaanmu sekarang, Citra?""Apa aku terlihat sakit. Aku tidak suka dengan pertanyaan semacam itu."

  • Sweet Dreams   Menahan Gejolak Rasa

    Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua keluarga Kumar semakin dekat, bukan menunggu hari baik, tapi menunggu hari penentuan nasib mereka. Dan pada hari ini, sebuah fakta yang selama ini disembunyikan, telah Rayyan siapkan.Sebelumnya, tanda-tanda yang disampaikan Leon tentang keberadaan pengacara Tuan Harun, membuat Rayyan kebingungan. Pasalnya pengacara tersebut bukan seperti yang ada dalam bayangannya."Ada suara wanita yang kami tafsirkan, Bos. Dan kemungkinan, dia memang pengacara tersebut." Leon menyampaikan.Rayyan terkejut, dia berpikir itu hal yang konyol. "Apa kau yakin dia seorang gadis?" tanyanya tidak percaya. Bahkan pertanyaan Leon dianggapnya gurauan semata."Saya sangat yakin, Bos." Leon mengangguk mantap.Rayyan melihat tidak ada keraguan di wajah Leon, lantas untuk apa dia meragukan. "Bagaimana kau mendapatkan keyakinan seperti itu, Leon?"Leon pun bercerita, mereka telah banyak memasang mat

Bab terbaru

  • Sweet Dreams   Hadiah Spesial Malam Pertama

    "Kemarilah, Gea. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."Rayyan meraih tangan Gea dan memutarnya, hingga membelakangi dirinya. Rayyan mengeluarkan sapu tangan berwarna hitam dari saku celananya, tanpa persetujuan, dia mengikat ke mata Gea."Rayyan, kenapa kau menutup mataku," protes Gea kesal. Sedikit tidak suka saat Gea harus menghadapi rasa penasaran yang mendalam."Karena ini hadiah spesial, Gea. Ayo mulai berjalan!"Rayyan membimbing langkah Gea dengan menuntunnya untuk sampai pada tempat tujuan mereka. Gea yang begitu penasaran sudah tidak sabar untuk membuka matanya dan segera melihat apa yang Rayyan siapkan untuknya. 5 menit kemudian, mereka berhenti. Rayyan meninggalkan Gea sendirian di tengah-tengah ruangan."Buka matamu, Gea, dan temukan aku." Rayyan meleset bak anak panah setelah memberi instruksi pada Gea."Rayyan, apa yang ingin kau tunjukkan sebenarnya?"Gea membuka ikatan matanya dengan segera, mata

  • Sweet Dreams   Ulang Tahun Yang Tertunda

    Pukul 8 malam, Peggy mengajak Gea ke suatu tempat, yang katanya adalah tempat acara yang akan mereka hadiri dilangsungkan. Meskipun awalnya Gea sempat menolak karena tidak ingin pergi tanpa Rayyan, tapi Peggy menguatkan tekadnya untuk terus membujuk dengan berbagai alasan."Ini acara penting, Gea, kita masih bisa pergi tanpa, Rayyan," desak Peggy."Tapi aku belum mengatakan apapun pada, Rayyan. Bagaimana jika dia pulang ke rumah tapi aku tidak ada, bagaimana jika dia mencariku kemana-mana?" Gea hanya memikirkan bagaimana nanti paniknya Rayyan ketika tidak menemukan dirinya."Ponsel Rayyan dari tadi dimatikan, kita tidak bisa menghubunginya dan mengatakan hal sebenarnya," keluh Gea putus asa ketika panggilan yang kesekian kalinya tidak dapat terhubung.Akhirnya Peggy mencari cara lain. "Tunggu, kita bisa menghubungi Leon bukan?" Peggy memberi ide."Hu uh." Gea mengangguk setuju."Baiklah, tunggu sebentar. Aku minta nom

  • Sweet Dreams   Persiapan

    Rayyan nyatanya tidak pulang ke rumah atau pun pergi ke kantor, melainkan Rayyan berkunjung pada sebuah hotel megah berlantai 20. Hotel yang biasanya hanya dihuni oleh para pejabat tertinggi dengan tamu yang maksimum, Rayyan tersenyum sambil terus melangkah. Aura yang dipancarkan Rayyan begitu indah, mata setiap wanita yang melewati tak berkedip sekali pun."Selamat pagi, Tuan." Seorang wanita yang bertugas di meja resepsionis menyapa Rayyan dengan berdiri sopan. Gadis itu tiba-tiba tersipu malu saat menatap Rayyan. "Dia tampan sekali," pujinya dalam hati."Berapa luasnya lantai teratas di hotel ini?" tanya Rayyan sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh area yang bisa ditangkap oleh penglihatannya."Maaf?" Wanita itu sedikit tidak fokus pada pertanyaan Rayyan barusan, karena ia sedang terpesona dengan ketampanan pemudah itu.Rayyan menatap gadis di hadapannya dengan tatapan dingin dan kening yang mengerut. Kemudian Rayyan tersenyum sinis

  • Sweet Dreams   Ciuman Pagi Hari

    Keesokan paginya, Rayyan pamit pada Gea, dengan alasan pergi ke kantor agar Gea tidak melarang dirinya."Pagi ini aku akan pulang," ucap Rayyan ketika baru saja selesai mandi.Gea yang saat itu sedang merapikan tempat tidur, menoleh pada Rayyan. Dalam hati Gea berpikir, kenapa Rayyan tidak mengajaknya pulang serta?"Mau kemana memangnya?" tanya Gea menegakkan badannya, berdiri berhadapan dengan Rayyan."Aku harus ke kantor, Gea. Memangnya mau kemana lagi." Rayyan menduduki ranjang sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.Gea ikut duduk, mengambil alih handuk dan aktivitas Rayyan. Bila alasan pekerjaan, Gea bisa mengatakan apa. Meskipun ingin melarang, tetap saja tidak memungkinkan. Gea tidak ingin menyekap Rayyan dalam rumahnya."Tapi tetap sarapan di sini, kan?" tanya Gea. Seakan berpisah lama, Gea hanya tidak ingin melewati sarapan pagi bersama suaminya, apalagi ini adalah sarapan pagi bersama di rumah ini

  • Sweet Dreams   Tidak Memberi Hadiah

    Gea dan Rayyan kembali ke kamar mereka, kamar pengantin yang sempat mereka tempati hanya semalam. Tidak ada yang berubah, semua masih tertata sama saat Gea meninggalkan kamar tersebut. Bahkan di ruang ganti, Gea menemukan banyak tumpukan hadiah dari Rayyan yang belum sempat ia buka."Cukup berat untuk hari ini, Gea. Aku pikir kau tidak bisa sebaik itu untuk menghadapi semuanya," ujar Rayyan menghempaskan badannya di atas ranjang. Tubuhnya tidak lelah memang, hanya saja menghadapi suasana mencekam seperti tadi sangatlah membuat tenaga berkurang.Gea ikut berbaring di sisi Rayyan."Jangan berkata seperti itu, Rayyan, kau lihat sendiri kan, betapa aku bisa menguasai semuanya. Bahkan aku menambahkan beberapa kalimat yang diajarkan, Peggy. Kurang apa lagi coba?" Gea memuji dirinya sendiri dengan bangga. Bisa berdiri tegak dan menghadapi keluarganya dengan keberanian, adalah hal yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Juga merupakan sesuatu yang

  • Sweet Dreams   Pembacaan Surat Wasiat

    Beberapa orang baru saja turun dari pesawat, seorang perempuan dan 4 orang pria. Leon yang sejak tadi berada dalam mobil, mengarahkan fokusnya pada sosok pria tinggi yang terlihat cukup familiar. Segera Leon menghubungi Rayyan dan mengatakan hal tersebut.Beberapa minggu kemudian, di rumah mewah Tuan Kumar, mereka sedang duduk gelisah sambil menunggu seseorang yang sangat penting."Kenapa mereka lama sekali." Oma terlihat cemas, meremas jemari tangannya beberapa kali."Mungkin mereka tidak akan datang, Oma.""Iya, Oma. Ini sudah lebih dari 15 menit dari jadwal yang diperkirakan.""Oma, yakin mereka pasti akan datang," ucap Oma.Tidak lama kemudian, perhatian mereka teralihkan pada suara tapak sepatu beberapa orang. Suara tersebut sangat bervariasi, diperkirakan antara wanita dan pria."Selamat siang, Nyonya Mellany." Wanita yang berdiri paling depan menyapa Oma."Selamat siang."Lantas tatapan wan

  • Sweet Dreams   Menahan Gejolak Rasa

    Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua keluarga Kumar semakin dekat, bukan menunggu hari baik, tapi menunggu hari penentuan nasib mereka. Dan pada hari ini, sebuah fakta yang selama ini disembunyikan, telah Rayyan siapkan.Sebelumnya, tanda-tanda yang disampaikan Leon tentang keberadaan pengacara Tuan Harun, membuat Rayyan kebingungan. Pasalnya pengacara tersebut bukan seperti yang ada dalam bayangannya."Ada suara wanita yang kami tafsirkan, Bos. Dan kemungkinan, dia memang pengacara tersebut." Leon menyampaikan.Rayyan terkejut, dia berpikir itu hal yang konyol. "Apa kau yakin dia seorang gadis?" tanyanya tidak percaya. Bahkan pertanyaan Leon dianggapnya gurauan semata."Saya sangat yakin, Bos." Leon mengangguk mantap.Rayyan melihat tidak ada keraguan di wajah Leon, lantas untuk apa dia meragukan. "Bagaimana kau mendapatkan keyakinan seperti itu, Leon?"Leon pun bercerita, mereka telah banyak memasang mat

  • Sweet Dreams   Tingkah Rayyan Di Pagi Hari

    Elle baru saja keluar dari kamarnya, suasana sepi membuatnya bosan. Lantas dia memilih keluar dengan berjalan-jalan di sekitar. Rasanya seperti mimpi dirinya bisa kembali lagi ke rumah itu. Elle tersenyum, menyadari kini satu masalah telah usai. Dirinya tidak harus bersembunyi lagi seperti yang sudah-sudah.Namun, tiba-tiba senyuman Elle menjadi pudar ketika ia bertemu dengan Citra. Elle menatap Citra dari kejauhan, gadis itu sedang duduk sendirian. Kepalanya mengarah lurus ke depan."Aku begitu penasaran kenapa Citra tidak bisa mengingat semuanya. Aku harus bertanya lebih banyak padanya," gumak Elle. Lantas dia pun mendekati Citra."Kau sedang apa di sini, Citra?"Citra tersentak dengan memegang jantungnya. "Elle, kau mengagetkanku," gerutunya kesal.Elle tersenyum dan mengambil tempat duduk di samping Citra."Bagaimana keadaanmu sekarang, Citra?""Apa aku terlihat sakit. Aku tidak suka dengan pertanyaan semacam itu."

  • Sweet Dreams   Ancaman

    "Kita sudah melangkah sejauh ini, Rayyan. Dan kerjasama kita hanya sampai di sini saja," kata Tuan Keano. Mereka bertemu untuk yang terakhir kalinya hari itu.Memang pada awalnya Tuan Keano sudah mengatakan pada Rayyan, jika kerja sama mereka hanya sampai pada terbongkarnya kejahatan Bibi Andini dan Bibi Meyli."Mengapa keakraban kita hanya sebatas pekerjaan saja, Tuan Keano?" tanya Gea yang juga berada di tempat yang sama. Seakan dia merasa tidak rela untuk berpisah dengan pria tersebut."Iya, Tuan Keano. Kami sangat berharap akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan anda kembali," timpal Rayyan. Sejujurnya Rayyan merasa suka menjalin hubungan dengan pria itu.Tuan Keano tersenyum sekilas. "Jangan bersikap terlalu berlebihan, Gea, Rayyan. Meskipun ini telah selesai, tetapi tidak ada penyelesaian dalam sebuah hubungan hanya dengan perpisahan.""Apa maksud anda kita akan tetap berhubungan?" tanya Gea memastikan."Saya

DMCA.com Protection Status