Karen sangat takut hingga dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, dan pisau itu pun menggores punggung tangannya, menorehkan darah di irisan lukanya."Aaah!" Karen berteriak kesakitan. Dia kaget dengan tindakan bengis Lana. "Kau, kau—""Hmph." Lana mencibir dan menatap Madeline. "Bagaimana menurutmu, Eveline? Kau membenci ibu mertuamu, ‘kan? Aku membantumu untuk memberinya pelajaran. Tidakkah kau merasa senang?”Karen menatap luka berdarahnya. Saat mendengar kata-kata itu, dia menumpahkan amarahnya kepada Madeline. "Eveline, apa ini ulahmu? Perempuan ini jelas-jelas mengincar kamu! Jeremy jadi begini karenamu! Aku terluka sekarang juga karena kamu! Dasar pembawa sial!""Ck, ck, ck. Sungguh sepasang bibir yang menyebalkan." Lana melambaikan pisau tajam di tangannya dengan tidak sabar. "Eveline, karena mertuamu sangat menyebalkan, biarkan aku membantumu dan menutup mulut perempuan itu untuk selamanya."Ketika Karen mendengar itu, wajahnya langsung memucat karena ketakutan.Dia ingi
Baca selengkapnya