“Aduh Ris, aku enggak mau lagi deh berurusan sama pak Dayat, dia nyeremin,” tukas Nina.“Makanya jangan ajak aku bicara tadi,” jawabku lagi.“Huh, ini semua kan gara-gara wanita tua tadi. Coba saja dia bisa sedikit sabar, pasti enggak bakal begini,” omel Nina.“Jangan keras-keras, nanti ibu-ibu itu dengar,” jawabku sedikit menyikut Nina.“Biarin. Lagian juga pak Dayat, marah-marah gak jelas gitu. Nyesal aku jadi penggemarnya,” celetuk Nina lagi. Terlihat kesal dengan Dayat.“Dia marah karena kita memang salah Nin,” Jelasku.“Iya sih, tapi kan jangan mengancam pakai dipecat segala Ris. Aku sama Udin mau makan apa kalau di pecat,” ucap Nina dramatisir.“Makan pakai batu,” jawabku cuek.“Sialan, tegakah seorang Risa melihat sahabatnya makan batu?” tanya Nina dengan nada baca puisi.“Sudah deh, kita lanjut k
Baca selengkapnya