Semua Bab Pendekar Mayat Bertuah.: Bab 121 - Bab 130
255 Bab
Gairah berlanjut
"Au ... Kakang ...! Hmmm ..." teriak Dewi Sunti sambil diikuti dengan senyum.Kemudian Ranggawuni merebahkan tubuh Pendekar cantik itu di atas dipan yang telah dipersiapkannya barusan, dan setelah itu Pendekar sakti itu terlihat berdiri terus melepaskan peti mayat sakti itu dari tubuhnya, dan kemudian meletakkannya di atas kotak kecil yang berada di dekat tiang rumah kosong tersebut.Lalu setelah itu Ranggawuni pun kembali berjalan menghampiri Dewi Sunti yang sudah telentang di atas dipan itu, Ranggawuni pun langsung duduk tepat di samping pantat Dewi Sunti, dirabanya paha perempuan cantik itu dengan lembut terus kemudian dia elus-elus perlahan, dan seketika itu Dewi Sunti pun langsung mendesah pelan."Huuh ... Kakang ..." ujar Dewi Sunti sambil tubuhnya nampak menggeliat karena merasa geli dan nikmat.Melihat itu Ranggawuni tidak berkata apa-apa, Pendekar sakti itu nampak cuma tersenyum sambil terus mengelus paha Dewi Sunti, semakin lama Ranggawuni menge
Baca selengkapnya
Ranggawuni Khilaf
Kini nampak tubuh kekar Ranggawuni berada tepat di atas tubuh Dewi Sunti dengan menggunakan dua lengannya untuk bertumpu. Dengan kedua wajah yang sudah hampir beradu baik Ranggawuni maupun Dewi Sunti nampak sama-sama merasakan hembusan hangat dari nafas masing-masing.Mata Ranggawuni menatap mesra pada mata Dewi Sunti, lalu kemudian dengan perlahan Ranggawuni mendaratkan kecupan bibirnya pada kening Dewi Sunti, mendapat kecupan yang begitu hangat nampak Dewi Sunti terlihat memejamkan kedua matanya, lalu setelah mengecup kening, Ranggawuni beralih mengecup bibir seksi Pendekar wanita itu."Mmm ... mmm ... mmm ... mmm ... mcuah ...!"Begitu lama mulut Ranggawuni mencium dan melumat bibir Dewi Sunti, dan Dewi Sunti pun juga terlihat begitu menikmatinya. Lalu setelah itu Pendekar pemilik mayat sakti itu nampak mulai menyudahi kecupannya itu, dan selanjutnya tangan dia terlihat mulai membuka ikatan baju Dewi Sunti yang berjumlah empat, satu ikatan baju berhasil dia b
Baca selengkapnya
Dewi Sunti Klimaks
Lalu mungkin karena saking kaget akhirnya Ranggawuni pun segera buru-buru menyeka air liurnya itu dengan kain bajunya. Jantung Ranggawuni pun berdegup dengan kencang, Pendekar pemegang mayat sakti itu benar-benar sudah berada dalam kondisi up normal, dan setelah itu dengan tangan yang nampak bergetar Ranggawuni mulai menjamah kan dua tangannya itu ke daerah pusar Dewi Sunti, diusap-usapnya dengan penuh lembut, dan setelah beberapa saat Ranggawuni mulai menurunkan dua telapak tangannya ke bawah dengan cara mengusapkannya, kemudian berhenti tepat di daerah pantat, lalu dengan perlahan dimasukkannya dua telapak tangannya itu ke bawah dan merasa kalau pantat disusupi oleh tangan Ranggawuni Dewi Sunti pun langsung sedikit mengangkat pinggulnya, jadilah sekarang gundukan daging belah tengah punya Dewi Sunti itu menyembul tepat di hadapan muka Ranggawuni dengan pantat beralaskan telapak tangannya.Dalam kondisi yang sudah dikuasai oleh nafsu birahi Ranggawuni pun langsung membenamka
Baca selengkapnya
Ada yang ngintip
Tarikan tangan Ranggawuni sangatlah keras dan mengakibatkan pintu rumah kosong itu langsung membentur tembok dengan sangat keras, dan begitu dia sampai di depan pintu Ranggawuni melihat seorang pemuda yang sedang berlari terbirit-birit, lalu begitu melihat orang yang telah berani mengintip perbuatan mesumnya itu kabur Ranggawuni pun langsung membalikkan badannya dan setelah itu langsung mengambil mayat saktinya dan kemudian langsung menggendongnya dipunggung seperti biasa. Lalu setelah itu Ranggawuni segera bergegas keluar, dan begitu telah berada di depan rumah kosong itu Ranggawuni langsung berteriak dengan sangat lantang memanggil orang tersebut. "Hoooe ...! Berhenti!" Suara Ranggawuni terdengar begitu menggelegar laksana sebuah gledek yang menyambar dan menghantam orang yang sedang berlari itu. "Uuah ...!" teriak orang itu setelah tubuhnya jatuh bergulingan di atas tanah. Lalu begitu melihat orang yang telah berani mengintipnya itu telah jatuh Ran
Baca selengkapnya
Hilangnya kekuatan batu Mustika
"Kakang Ranggawuni, gimana Kakang ... apakah orang yang mengintip kita tadi itu sudah tertangkap?" tanya Dewi Sunti penasaran."Yah, sudah Nini ... bahkan dia juga sudah aku bunuh!" jawab Ranggawuni terlihat masih sangat marah."Siapakah dia Kakang? Apakah Kakang Wuni mengenalnya?" lanjut tanya Dewi Sunti."Bukan cuma kenal Nini, dia itu adalah murid ku sendiri," dan mendengar itu Dewi Sunti pun langsung kaget."Apa ...?! Murid Kakang ...?! Siapa ...?!" tanya Dewi Sunti sambil menatap wajah Ranggawuni."Yah benar, aku sudah tidak bisa memaafkannya lagi, perbuatannya itu sungguh bisa mengancam dan merusak nama baikku sebagai seorang ksatria yang memiliki perguruan silat," tutur Ranggawuni, dan mendengar itu Dewi Sunti terlihat hanya menganggukkan kepalanya saja.'Hehheh ... rupanya kamu masih punya malu Ranggawuni, dan kamu sepertinya juga tidak siap kalau nama besar mu sebagai seorang Pendekar ksatria akan hancur sia-sia akibat perbuatan cab
Baca selengkapnya
Ide Cemerlang Dewi Sunti
"Ranggawuni ... rupanya kamu bukanlah orang yang tepat untuk membawa mayat sakti Eyang Reksa, ternyata aku salah kira. Kekuatan batu Mustika Pager Rogo yang semestinya bisa membantumu untuk mengendalikan mayat sakti itu malah kamu buang begitu saja, kejahatan apa yang telah kamu lakukan Wuni? Sehingga kekuatan batu Mustika itu sampai keluar karena tidak betah lagi tinggal di dalam tubuhmu," ujar Biswara setelah mengetahui kalau kekuatan batu Mustika Pager Rogo yang dia berikan kepada Ranggawuni itu telah kembali masuk ke dalam tubuhnya.Memang mayat sakti itu bisa dijadikan sebagai sumber kekuatan bagi orang yang hanya bisa mengendalikannya saja, yaitu orang yang memiliki mustika pager rogo seperti Biswara atau orang yang diberi kekuatannya saja seperti Ranggawuni. Dan untuk orang yang hanya mendapat kekuatannya saja, itu masih bisa mengendalikan selama dia sendiri tidak melakukan tindakan yang menyalahi aturan atau normanya sebagai Pendekar aliran putih, seperti mabok, berju
Baca selengkapnya
Pura-pura mesra
'Yah ... aku sekarang mendapatkan ide, aku sudah mendapatkan cara agar supaya Ranggawuni mau melepaskan mayat sakti itu dari tubuhnya, hmmm ... dengan bulunya buah rawe itu aku akan taburkan pada baju Ranggawuni yang baru saja dia cuci, atau kalau tidak aku akan tabur-taburkan ketempat penyimpanan baju-baju dia,' ujar batin Dewi Sunti, Pendekar cantik itu terlihat manggut-manggut sembari tersenyum sendiri.Merasa sudah punya ide dan yakin kalau idenya itu akan bisa berhasil maka Dewi Sunti pun segera bergegas menuju ke bawah pohon mangga tersebut.Siang itu cuaca cukup terik, namun begitu, karena memang mulai memasuki musim pancaroba jadi angin pun bertiup lumayan kencang dan kondisi seperti itu sangat menguntungkan bagi Dewi Sunti, karena dengan begitu bisa dipastikan kalau apa yang dia cari itu akan dengan mudah dia dapatkan, dan memang benar, begitu Pendekar cantik itu sudah tiba di bawah pohon mangga itu dia langsung tersenyum sambil berkata."Nah! Apa kubil
Baca selengkapnya
Keberhasilan Dewi Sunti
"Hmm ... ya sudah ... kalau begitu sekarang Kakang inginnya mandi dulu?Atau makan dulu?" tanya Dewi Sunti memperjelas."Makan dulu saja ..." ujar Ranggawuni terlihat ragu dengan keputusannya."Halaah ... terserah ...!" timpal Dewi Sunti nampak seperti merasa jengkel, kemudian Pendekar cantik itu pun beranjak dari tempat duduknya, dan bukannya pergi kemana, namun ternyata Dewi Sunti masuk ke dalam kamarnya sembari terus mengawasi Ranggawuni."Aku akan terus mengawasi Ranggawuni dari sini, dan semoga saja rencana ku ini bisa berjalan dengan baik," ujar Dewi Sunti lirih.Sementara itu Ranggawuni masih terlihat makan dengan lahapnya, Pendekar sakti itu terlihat menaruh mayat saktinya itu di samping dia duduk, dan setelah beberapa saat kemudian Ranggawuni pun telah selesai menghabiskan makanannya itu."Hhhooek ...!" terdengar suara sendawa Ranggawuni menggelegar. "Ah ... enak sekali masakan Nini Sekar, rupanya setelah satu bulan tinggal di
Baca selengkapnya
Berhasil kabur
Lalu kemudian Ranggawuni pun mengamuk sejadi-jadinya, seluruh isi rumahnya dia pukul, dia lempar dan juga dia tendang hingga hancur berkeping-keping, dan ditengah dia sedang ngamuk seperti orang yang sedang kesetanan itu, dari luar rumah nampak empat murid Ranggawuni yang masih setia terlihat mengintip ke dalam, berani begitu karena mereka mendengar suara ribut-ribut dari dalam rumah gurunya tersebut.Keempat murid Ranggawuni itu tidak lain adalah Taruna dan Tungga sebagai murid paling senior, kemudian Jajang dan Sukmara yang biasa menjadi kusir kalau dia sedang bepergian dengan kereta."Astaga ... ada apa dengan Guru Ranggawuni ... kenapa dia seperti itu ...?" ujar Taruna terlihat sangat keheranan."Yah, dia sudah seperti orang yang gila," sahut Tungga."Benar, lantas apakah dia masih layak untuk kita jadikan sebagai guru?" tanya Sukmara."Sungguh aku malu kalau memiliki guru yang prilakunya seperti orang yang tidak waras seperti itu," sahut Jajan
Baca selengkapnya
Kecerobohan Dewi Sunti
Disaat suaminya itu masih terbengong dan larut dalam pikirannya yang terlihat sedang berusaha untuk mengingat-ingat kembali pengalamannya, tiba-tiba terlintas dalam pikiran Dewi Sunti untuk meminta supaya suaminya itu mengetes kesaktian dari mayat kecil yang ada di hadapannya tersebut."Begini saja Kakang, bagaimana kalau sekarang Kang Jaka menjajal keampuhan dari mayat sakti ini?" ucap Dewi Sunti."Sebentar Dewi, sebelum menjajal aku akan mencoba untuk mencari tahu tentang keaslian dari mayat sakti ini dulu," jawab Jakawulung."Caranya gimana Kakang?" timpal Dewi Sunti lanjut bertanya."Aku akan mencoba untuk melakukan kontak batin dengan roh Eyang Reksa Jagat, dan aku akan mencoba untuk bertanya mengenai mayat kecil ini apakah ini memang benar mayatnya atau bukan," ujar Jakawulung."Yah itu terserah Kang Jaka, kalau aku sih sudah yakin kalau ini memang mayat sakti itu," balas Dewi Sunti sambil terlihat membuka dua telapak tangannya.Kemudi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
26
DMCA.com Protection Status