Home / Fantasi / Queen of The Dark Hill / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Queen of The Dark Hill: Chapter 21 - Chapter 30

91 Chapters

21. The Past

Home is where you're surrounded by other creatures that care about you". - Sandy****Alexandra melamun di sebuah taman dalam kerajaan. Entah kenapa gadis itu sangat merindukan panti asuhan tempat tinggalnya yang dulu. Kemudian, ia mengingat saat berada di sana, tempat yang penuh kehangatan.***Mentari pagi yang hangat menyambut Alexandra  dan adik-adik panti asuhan.  Ia selalu bersemangat membawa anak-anak di panti asuhan tempatnya bernaung untuk berolahraga ke tanah lapang. “Ayo dong semangat semuanya, kita pemanasan lari-lari kecil dulu ya anak-anak!” ajak Alexandra  pada sepuluh anak panti yang dibawanya kala itu.“Kak, bolehkah aku bertanya?” tanya seorang anak perempuan yang rambutnya dikepang dua.“Boleh, memangnya Diana mau tanya apa?" tanya gadis itu sambil mencubit hidung si kecil.“Memangnya Kak Alex mau pergi ya dari panti?” tanya anak itu.Alexandra terdiam kala mendengar pertanyaan ana
Read more

22. The Beginning

Not being loved by someone you love hurts, but it sure will help you to grow up and to realize that they do not even deserve you. — unknown. **** "Siapa yang merindukanmu?" tanya Raja Evander yang tiba-tiba datang mengejutkannya. Pria itu sudah berdiri di samping Alexandra seraya bertolak pinggang. "Eh, sejak kapan Yang Mulia ada di sana?" tanya Alex. "Sejak kau melamun, apa kau sedang membayangkan gadis itu?" tanya Evander. "Gadis yang mana, maksudmu adikku Selena?" tanya Alex. "Iya, tunggu katamu dia adik?" "Iya, aku hanya menganggapnya adik. Oh, aku tau. Aku cemburu pada Selena, ya?" tanya Alex menunjuk pria itu. "Tidak, biasa saja, aku tak cemburu." "Iya kau cemburu, yeay aku suka kalau kau cemburu," ucap Alex. Tanpa pikir panjang lagi, ia malah memeluk Evander dengan mesra. Pria itu langsung tersenyum bahagia mendapat pelukan tersebut. Namun, derap langkah kuda para prajurit membuat keduanya tersent
Read more

23. Emma

“One step in the wrong direction will cause you a thousand years of regret.” —unknown *** "Seandainya saja aku tak menghancurkan rumah naga dan telurnya, maka aku akan tetap memiliki adik, ayah, dan para rakyatku," ucap Raja Evander yang terlihat sangat sedih dan merasa sangat bersalah. Alexandra memeluk pria itu dengan erat. Ia berusaha membuat Raja Evander lebih baik dan lebih tenang. Bahkan gadis itu memberikan kecupan hangat di bibir sang raja. "Semua sudah terjadi, kala itu kau masih muda, pikiranmu masih ingin bersenang-senang bersama adikmu. Sudahlah, sekarang aku mengerti bagaimana penderitaan yang kau rasakan saat mengirim para gadis ke Bukit Kegelapan. Aku tahu bagaimana perasaanmu," ucap Alex. "Terima kasih, Alex, terima kasih sudah membantu meringankan bebanku," ucap Evander seraya memeluk gadis itu lebih erat. Mereka berpisah kemudian. *** Dalam area pelatihan para calon ksatria, Tuan Albanus datang dan mengarahkan
Read more

24. Jealousy With Emma

Go to the people. Learn from them. Live with them. Start with what they know. Build with what they have. The best of leaders when the job is done, when the task is accomplished, the people will say we have done it ourselves. By: Lao Tzu*****Albanus mendekati Thomas kala itu. Ia juga mengajak serta Raja Evander."Begini, saya sudah menganggap Raja Evander sebagai anak sendiri, maka menurut saya ada baiknya Emma putri Anda bisa disandingkan dengan Yang Mulia. Saya yakin dia seorang putri ksatria yang dapat menemukan pedang di Bukit Kegelapan dan mengalahkan sang naga," ucap Albanus."Putriku, Emma?" tanya Thomas meyakinkan pendengarannya barusan."Iya, siapa lagi putrimu," sahut Albanus."Tunggu, maksud Paman, kau mau menjodohkan aku dengan Emma?" Tanya Evander."Iya, bukankah kalian sudah bersahabat dari kecil, tak ada salahnya say menjodohkan Yang Mulia dengan Emma," sahut Albanus."Tunggu, itu artinya kau akan mengirim Emma
Read more

25. Devilla's Dinner

Be who you are and say what you feel, because those who mind don't matter and those who matter don't mind. — unknown.*****Setelah mengikuti ujian pertarungan adu pedang, kini Alex dan para calon ksatria lainnya harus mengikuti ujian terakhir. Yaitu ujian bertahan hidup selama dua hari di dalam hutan tanpa bekal dan senjata apapun."Lelah sekali hari ini," keluh Alex."Iya benar sekali, eh apa kau siap jika dikirim ke dalam hutan untuk bertahan hidup?" tanya Fredi salah satu kawan Alex.
Read more

26. She

Part 26Your personal life is your professional life, and your creative life are all intertwined. I went through a few very difficult years where I felt like a failure. But it was actually really important for me to go through that. Struggle, for me, is the most inspirational thing in the world at the end of the day – as long as you treat it that way. – Skylar Grey***Tiba-tiba, suara gerbang pintu di pohon tadi terbuka dan terdengar derap langkah masuk ke gua dalam pohon tersebut. Alexandra mulai panik dan mencari tempat untuk bersembunyi. Ia melihat Tuan Albanus datang memasuki gua tersebut.
Read more

27. The Dark Hill

Part 27The best way to find out if you can trust somebody is to trust them.― Ernest Hemingway***Di luar sana, Devilla yang sedari tadi mengamati rumah Nyonya Demi akhirnya mengetahui kalau Alexandra seorang wanita. Ia lalu melayang pergi menemui Tuan Albanus."Bagaimana apa kau sudah menghabisi pemuda itu?" tanya Albanus."Tidak, aku membiarkannya hidup," jawab Devilla."Apa yang kau lakukan, kenapa kau malah membiarkannya hidup?"Albanus berteriak dengan kesalnya."Dia seorang perempuan, dan kau bisa membuatnya menjadi persembahan sang naga dan santapan untuk Satani," ucap Devilla."Apa? Alex seorang perempuan?" tanya Albanus dengan suara meninggi dan tak percaya."Betul sekali, ia seorang perempuan."Devilla melayang dengan begitu ringannya seraya tertawa menyeringai."Aku tak akan biarkan ia mengatakan kejahatan yang aku perbuat pada Raja Evander, aku akan segera mendahuluinya sebelum ia be
Read more

28. Meet The Dragon

Part 28Have the courage to say no. Have the courage to face the truth. Do the right thing because it is right. These are the magic keys to living your life with integrity.” — W. Clement Stone***Warna emas yang menyilaukan indera penglihatan tetapi sangat cantik itu membuatnya sangat penasaran. Alex menguatkan diri untuk terus mendaki demi melihat benda yang berkilau itu dari dekat.Alex terus melangkah naik ke sebuah bukit yang tanahnya terjal dipenuhi kerikil yang menusuk sendi telapak kaki. Kedua kakinya sesekali diangkat karena merasakan sakit. Alexandra melihat sebuah pedang emas yang berkilau menancap di sebuah batu besar."Pedang siapa itu, kenapa bisa menancap di batu itu?" gumam gadis itu.Ia sangat takjub dengan bentuk dari pedang itu. Alexandra memberanikan diri untuk menarik pedang itu. Ternyata kejadian tak terduga terjadi, gadis itu dengan mudahnya dapat menarik pedang tersebut dari batu besar itu. Sarung pedang itu ikut mena
Read more

29. More Practice

Part 29Every struggle in your life has shaped you into the person you are today. Be thankful for the hard times, they can only make you stronger. — Unknown***Alexandra jadi tahu kalau naga bernama Ares itu bukan makhluk pemakan daging, ia hanya memakan buah-buahan dari dalam hutan. Gadis itu pergi bersama Obis untuk mencari makan di dalam hutan di bawah bukit. Banyak tulang belulang yang ia lihat dan terlihat menyeramkan."Apa kau takut?" tanya Obis."Pastilah aku takut, siapa juga yang suka melihat tulang manusia berserakan begini," sahut Alexandra."Itulah persembahan yang kerajaan mu berikan untuk penyihir jahat itu," jawab Obis.Alexandra lalu menangis, ia teringat dengan Maria, kakaknya Selena."Mungkinkah tumpukan tulang itu salah satunya adalah Maria?""Siapa Maria?" tanya Obis."Dia sahabatku, dia tertangkap untuk dijadikan persembahan ke Bukit Kegelapan di sini. Tuan Obis, maukah kau membantuku untuk m
Read more

30. Try to Fight

Part 29Your biggest weakness is when you give up and your greatest power is when you try one more time.— unknown.***Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara langkah kaki yang menginjak daun kering di dalam hutan itu. Obis memasang indera pendengarannya lebih awas. Ia juga memberi peringatan pada Alex untuk diam. Sesuatu sedang mengawasi mereka kala itu."Jangan bersuara, dan jangan bergerak, ayo kita sembunyi," bisik Obis pada Alexandra."Hai, Edward! Di mana Obis sekarang?" bisik makhluk kerdil yang sama dengan Obis."Tadi aku melihatnya di sini, aku juga masih mencium bau tubuhnya," ucap Edward."Lalu sekarang di mana dia?""Aku juga mencium seorang gadis, dia sedang bersama gadis persembahan dari Albanus, hmm... sepertinya santapan kita akan dia ambil," ucap Edward."Edward, aku menemukan dia di sini!" seru salah satu makhluk kerdil kawanan Edward.Panas bola api biru yang dilontarkan Obis langsung menerjang
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status