Not being loved by someone you love hurts, but it sure will help you to grow up and to realize that they do not even deserve you. — unknown.
****
"Siapa yang merindukanmu?" tanya Raja Evander yang tiba-tiba datang mengejutkannya. Pria itu sudah berdiri di samping Alexandra seraya bertolak pinggang.
"Eh, sejak kapan Yang Mulia ada di sana?" tanya Alex.
"Sejak kau melamun, apa kau sedang membayangkan gadis itu?" tanya Evander.
"Gadis yang mana, maksudmu adikku Selena?" tanya Alex.
"Iya, tunggu katamu dia adik?"
"Iya, aku hanya menganggapnya adik. Oh, aku tau. Aku cemburu pada Selena, ya?" tanya Alex menunjuk pria itu.
"Tidak, biasa saja, aku tak cemburu."
"Iya kau cemburu, yeay aku suka kalau kau cemburu," ucap Alex.
Tanpa pikir panjang lagi, ia malah memeluk Evander dengan mesra. Pria itu langsung tersenyum bahagia mendapat pelukan tersebut. Namun, derap langkah kuda para prajurit membuat keduanya tersent
“One step in the wrong direction will cause you a thousand years of regret.” —unknown *** "Seandainya saja aku tak menghancurkan rumah naga dan telurnya, maka aku akan tetap memiliki adik, ayah, dan para rakyatku," ucap Raja Evander yang terlihat sangat sedih dan merasa sangat bersalah. Alexandra memeluk pria itu dengan erat. Ia berusaha membuat Raja Evander lebih baik dan lebih tenang. Bahkan gadis itu memberikan kecupan hangat di bibir sang raja. "Semua sudah terjadi, kala itu kau masih muda, pikiranmu masih ingin bersenang-senang bersama adikmu. Sudahlah, sekarang aku mengerti bagaimana penderitaan yang kau rasakan saat mengirim para gadis ke Bukit Kegelapan. Aku tahu bagaimana perasaanmu," ucap Alex. "Terima kasih, Alex, terima kasih sudah membantu meringankan bebanku," ucap Evander seraya memeluk gadis itu lebih erat. Mereka berpisah kemudian. *** Dalam area pelatihan para calon ksatria, Tuan Albanus datang dan mengarahkan
Go to the people. Learn from them. Live with them. Start with what they know. Build with what they have. The best of leaders when the job is done, when the task is accomplished, the people will say we have done it ourselves. By: Lao Tzu*****Albanus mendekati Thomas kala itu. Ia juga mengajak serta Raja Evander."Begini, saya sudah menganggap Raja Evander sebagai anak sendiri, maka menurut saya ada baiknya Emma putri Anda bisa disandingkan dengan Yang Mulia. Saya yakin dia seorang putri ksatria yang dapat menemukan pedang di Bukit Kegelapan dan mengalahkan sang naga," ucap Albanus."Putriku, Emma?" tanya Thomas meyakinkan pendengarannya barusan."Iya, siapa lagi putrimu," sahut Albanus."Tunggu, maksud Paman, kau mau menjodohkan aku dengan Emma?" Tanya Evander."Iya, bukankah kalian sudah bersahabat dari kecil, tak ada salahnya say menjodohkan Yang Mulia dengan Emma," sahut Albanus."Tunggu, itu artinya kau akan mengirim Emma
Be who you are and say what you feel, because those who mind don't matter and those who matter don't mind. — unknown.*****Setelah mengikuti ujian pertarungan adu pedang, kini Alex dan para calon ksatria lainnya harus mengikuti ujian terakhir. Yaitu ujian bertahan hidup selama dua hari di dalam hutan tanpa bekal dan senjata apapun."Lelah sekali hari ini," keluh Alex."Iya benar sekali, eh apa kau siap jika dikirim ke dalam hutan untuk bertahan hidup?" tanya Fredi salah satu kawan Alex.
Part 26Your personal life is your professional life, and your creative life are all intertwined. I went through a few very difficult years where I felt like a failure. But it was actually really important for me to go through that. Struggle, for me, is the most inspirational thing in the world at the end of the day – as long as you treat it that way. – Skylar Grey***Tiba-tiba, suara gerbang pintu di pohon tadi terbuka dan terdengar derap langkah masuk ke gua dalam pohon tersebut. Alexandra mulai panik dan mencari tempat untuk bersembunyi. Ia melihat Tuan Albanus datang memasuki gua tersebut.
Part 27The best way to find out if you can trust somebody is to trust them.― Ernest Hemingway***Di luar sana, Devilla yang sedari tadi mengamati rumah Nyonya Demi akhirnya mengetahui kalau Alexandra seorang wanita. Ia lalu melayang pergi menemui Tuan Albanus."Bagaimana apa kau sudah menghabisi pemuda itu?" tanya Albanus."Tidak, aku membiarkannya hidup," jawab Devilla."Apa yang kau lakukan, kenapa kau malah membiarkannya hidup?"Albanus berteriak dengan kesalnya."Dia seorang perempuan, dan kau bisa membuatnya menjadi persembahan sang naga dan santapan untuk Satani," ucap Devilla."Apa? Alex seorang perempuan?" tanya Albanus dengan suara meninggi dan tak percaya."Betul sekali, ia seorang perempuan."Devilla melayang dengan begitu ringannya seraya tertawa menyeringai."Aku tak akan biarkan ia mengatakan kejahatan yang aku perbuat pada Raja Evander, aku akan segera mendahuluinya sebelum ia be
Part 28Have the courage to say no. Have the courage to face the truth. Do the right thing because it is right. These are the magic keys to living your life with integrity.” — W. Clement Stone***Warna emas yang menyilaukan indera penglihatan tetapi sangat cantik itu membuatnya sangat penasaran. Alex menguatkan diri untuk terus mendaki demi melihat benda yang berkilau itu dari dekat.Alex terus melangkah naik ke sebuah bukit yang tanahnya terjal dipenuhi kerikil yang menusuk sendi telapak kaki. Kedua kakinya sesekali diangkat karena merasakan sakit. Alexandra melihat sebuah pedang emas yang berkilau menancap di sebuah batu besar."Pedang siapa itu, kenapa bisa menancap di batu itu?" gumam gadis itu.Ia sangat takjub dengan bentuk dari pedang itu. Alexandra memberanikan diri untuk menarik pedang itu. Ternyata kejadian tak terduga terjadi, gadis itu dengan mudahnya dapat menarik pedang tersebut dari batu besar itu. Sarung pedang itu ikut mena
Part 29Every struggle in your life has shaped you into the person you are today. Be thankful for the hard times, they can only make you stronger. — Unknown***Alexandra jadi tahu kalau naga bernama Ares itu bukan makhluk pemakan daging, ia hanya memakan buah-buahan dari dalam hutan. Gadis itu pergi bersama Obis untuk mencari makan di dalam hutan di bawah bukit. Banyak tulang belulang yang ia lihat dan terlihat menyeramkan."Apa kau takut?" tanya Obis."Pastilah aku takut, siapa juga yang suka melihat tulang manusia berserakan begini," sahut Alexandra."Itulah persembahan yang kerajaan mu berikan untuk penyihir jahat itu," jawab Obis.Alexandra lalu menangis, ia teringat dengan Maria, kakaknya Selena."Mungkinkah tumpukan tulang itu salah satunya adalah Maria?""Siapa Maria?" tanya Obis."Dia sahabatku, dia tertangkap untuk dijadikan persembahan ke Bukit Kegelapan di sini. Tuan Obis, maukah kau membantuku untuk m
Part 29Your biggest weakness is when you give up and your greatest power is when you try one more time.— unknown.***Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara langkah kaki yang menginjak daun kering di dalam hutan itu. Obis memasang indera pendengarannya lebih awas. Ia juga memberi peringatan pada Alex untuk diam. Sesuatu sedang mengawasi mereka kala itu."Jangan bersuara, dan jangan bergerak, ayo kita sembunyi," bisik Obis pada Alexandra."Hai, Edward! Di mana Obis sekarang?" bisik makhluk kerdil yang sama dengan Obis."Tadi aku melihatnya di sini, aku juga masih mencium bau tubuhnya," ucap Edward."Lalu sekarang di mana dia?""Aku juga mencium seorang gadis, dia sedang bersama gadis persembahan dari Albanus, hmm... sepertinya santapan kita akan dia ambil," ucap Edward."Edward, aku menemukan dia di sini!" seru salah satu makhluk kerdil kawanan Edward.Panas bola api biru yang dilontarkan Obis langsung menerjang
Ekstra Part Happy Ending “Happiness is not something ready made. It comes from your own action," — Dalai Lama. ***** Kondisi Evander dan Alexandra sudah membaik. Mereka diperbolehkan untuk pulang. Ayah dan ibunya menyempatkan diri menjemput keduanya saat pulang dari rumah sakit. Tuan Edward bahkan memberikan mereka bulan madu menuju Maldives dengan pesawat jet pribadi yang bertuliskan E Sky di dinding pesawat. "Ayah, kau benar-benar akrab dengan Ares sekarang ini," ucap Alexandra kala merangkul pinggang ayah mertuanya itu. Tuan Edward menoleh ke arah Ares yang berjalan di sampingnya. "Dia anjing yang pintar, semua yang aku perintahkan dia paham." Gurat kerutan di wajahnya nampak jelas kala ia tersenyum. "Yah begitulah ayah kalian, ia bahkan sengaja pulang cepat untuk bermain dengan anjing ini. Dia sudah menganggap Ares seperti anak
Part 90 “There are all these moments you think you won’t survive. And then you survive.” — David Levithan. ***** Beberapa petugas yang membawa tandu untuk mengevakuasi tubuh Alexandra dan Evander datang. Tuan Edward dan sang istri bersama Selena juga ikut berlarian menuju tepi sungai. Mereka juga tak sabar ingin melihat keduanya. Alexandra mencoba membuka kedua matanya. Ia sudah melihat para petugas lalu lalang di sekitarnya saat sudah berada di atas tandu darurat. Wanita itu menoleh ke arah Evander yang juga sedang ditandu. "Hai, Alex!" sapa Selena yang mengiringi dengan melangkah di samping tandu Alexandra. "Hai, Sel! Di mana Ares?" Alexandra mencari keberadaan anjing peliharaannya itu. "Ada, tuh! Dia terlihat menggemaskan dan lucu sekali." Selena menunjuk Tuan Edward yang menggendong tubuh anjing siberian husky yang kira-kira berusia satu tahun itu. Pria itu merasa berhutang budi
Part 89 Human progress is neither automatic nor inevitable… Every step toward the goal of justice requires sacrifice, suffering, and struggle; the tireless exertions and passionate concern of dedicated individuals.–Martin Luther King, Jr. ***** Keesokan harinya, Alexandra, Evander dan Ares melangkah mengikuti Obis dan Arial menuju The Dark Hill. Mereka sampai di batu besar bertuah yang menjadi pembuka dimensi waktu. Batu besar yang berpendar kehijauan seolah ada kristal-kristal yang menyelimuti permukaannya kala terkena sinar matahari itu berkilauan. "Wow, cantik sekali batu ini," ucap Evander. "Jadi, ini mungkin pertemuan terakhir kita, karena menurutku batu ini harus dihancurkan agar tak lagi membuka portal dimensi waktu," ujar Obis.
Part 88“Trust yourself. You’ve survive a lot, and you’ll survive whatever is coming.” — Robert Tew.*****"Ayah? Ibu?" Alexandra menoleh pada Tuan Obis."Begitulah."Pria kerdil itu mengangkat kedua bahunya."Kalian menganggapnya anak kalian?" tanya Alexandra."Ya, kau benar. Aku akan siapkan makanan untuk kalian. Oh iya, sebentar aku lupa mengeringkan tubuh kalian."Obis lalu mengarahkan telapak tangan pada Alexandra dan Evander. Makhluk itu sudah memiliki sihir untuk menyembuhkan dan mengeringkan tubuh kedua orang itu."Wow, kau hebat! Bagaimana kau bisa melakukan sihir seperti ini?" tanya Alexandra."Sejak aku pergi, batu besar tempat pedang Brave Gold memberikan aku kekuatan. Tapi, pedang itu hilang begitu saja. Dia akan kembali saat diperlukan
Part 87 “The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why.” —Mark Twain. ***** Alexandra membuka kedua matanya. Hawa pengap dan lembab sangat terasa. Pipi wanita itu terasa dingin karena berada di atas tanah lembab. Jemari tangan kirinya mulai meraba. Tubuhnya basah kuyup kala itu. "Di mana ini?" lirih Alexandra mencoba mengamati sekitar. Ia mencoba bangkit untuk duduk. Alexandra menemukan Evander terbaring tak jauh dari tempatnya berada. Tak butuh waktu lama, ia langsung menghampiri suaminya itu. "Evan, Evan sayang bangun...!" Alexandra berusaha mengguncang bahu kekar milik Evander. Tak ada respon yang tercipta. Pria itu masih terbaring tak berdaya. "Sayang, kau harus bangun! Jangan tinggalkan aku!" seru Alexandra. Tetap tak ada respon sampai akhirnya ia memberikan napas buatan pada pria itu. Linangan air matanya tak dapat terbendung sa
Part 86 “I am prepared for the worst, but hope for the best” — Benjamin Disraeli. ***** "Siap ya, satu... dua... ti... ga!" Alexandra dan Evander melempar bucket bunga bersama ke arah belakang mereka. Tania akhirnya berhasil menangkap bucket bunga yang dilemparkan oleh Alexandra dan Evander secara bersamaan itu. Dia berteriak histeris dan melonjak-lonjak kegirangan. "Yeaay, akhirnya aku dapat... aku akan menikah... aku akan menikah! Brian, kau harus menikahi aku,ya?" tanya Tania yang langsung menoleh ke arah pria itu. Brian terperanjat saat Tania mengatakan hal tersebut. Ia hanya tertawa dan menahan berat air saliva yang ada di mulutnya itu. Alexandra dan Evander hanya bisa tertawa saat itu melihat kelakuan sahabatnya. Lalu acara dilanjutkan dengan persembahan sebuah lagu cinta yang dipersembahkan oleh Alexander untuk suaminya. Suara Alexandra terdengar sangat merdu dan membuat para tamu undangan y
Part 85 “It can only be true love when you enable your other half to be better, to be the person they’re destined to be.” — Michelle Yeoh. ***** Namun, di luar area hotel, sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Julian yang masih menyimpan dendam ingin melakukan sesuatu pada Alexandra dan Evander. Meskipun ia sudah mengakui semua hasil sketsa rancangan pakaian yang Alexandra buat atas namanya, ia masih juga ingin menghancurkan pernikahan Evander dan Alexandra malam itu. Julian duduk di dalam mobil miliknya yang terparkir di halaman hotel, sementara ia memerintahkan pembunuh bayaran untuk melakukan sabotase terhadap mobil pengantin itu. Pria yang menggunakan jaket hitam dan topi yang ia turunkan ujungnya agar wajahnya tertutup itu mengendap-endap. Pria itu menuju mobil pengantin milik Alexandra dan Evander. Ia melakukan pemotongan terhadap kabel penghubung rem agar rem mobil tersebut blong dan akan menyebabkan kecelak
Part 84 Today you start this new journey in your life. Let it be fantastic, crazy and wonderful, unbelievable and unforgettable. — unknown. ***** "Bawa ini, aku akan menghubungi Julian," ucap Evander. "Menghubungi Julian? Kau mau apa?" Evander menghentikan laju mobilnya. Ia menunjukkan wajah smirk pada wanita itu saat turun dari mobil untuk bergantian dengan Alexandra. Kini, Alexandra sudah berada di kemudi mobil Bugatti Chiron Pur Sport milik Evander dan melajukan kendaraan itu menuju panti asuhan. Evander menghubungi Julian kala itu, ia menekan icon loud speaker agar wanita di sampingnya bisa mendengarnya. "Sayang... kau ada di mana, sih?" tanya Julian dari seberang sana. "Aku sedang berada, entahlah aku ada di mana yang jelas aku hanya ingin bilang kalau..." "Kalau apa? Kalau kau mencintaiku dan ingin pernikahan dipercepat? Sayang, aku tahu kalau aku mencintaiku, tetapi jadwal kegiatanku sangat
Part 83 "Animals are not property or things but rather living organisms, subjects of a life, who are worthy of our compassion, respect, friendship, and support.” — Marc Bekoff. ***** "Ares? Apakah ini reinkarnasi naga besar itu?" gumam Alexandra. Evander menoleh dan menanyakan perihal yang dikatakan Alexandra. "Ares, naga besar? Apa maksudmu naga yang membawamu pergi ke Kerajaan Anathema?" tanya Evander. Alexandra menjawab dengan anggukan. Evander sekilas menoleh pada siberian husky yang ada di pangkuan wanita di sampingnya itu. Hewan itu dalam keadaan tak sadarkan diri kala itu. "Jika anjing itu ditabrak mobil, ia dapat mengalami patah tulang, masalah pada tulang belakang, luka dan perdarahan, shock, bahkan cedera otak yang menyebabkan koma atau kejang. Atau, dia mungkin tidak mengalami luka apapun dan pergi begitu saja. Seekor anjing yang terluka parah dapat menggigit Anda karena d