Part 29
Your biggest weakness is when you give up and your greatest power is when you try one more time.— unknown.
***
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara langkah kaki yang menginjak daun kering di dalam hutan itu. Obis memasang indera pendengarannya lebih awas. Ia juga memberi peringatan pada Alex untuk diam. Sesuatu sedang mengawasi mereka kala itu.
"Jangan bersuara, dan jangan bergerak, ayo kita sembunyi," bisik Obis pada Alexandra.
"Hai, Edward! Di mana Obis sekarang?" bisik makhluk kerdil yang sama dengan Obis.
"Tadi aku melihatnya di sini, aku juga masih mencium bau tubuhnya," ucap Edward.
"Lalu sekarang di mana dia?"
"Aku juga mencium seorang gadis, dia sedang bersama gadis persembahan dari Albanus, hmm... sepertinya santapan kita akan dia ambil," ucap Edward.
"Edward, aku menemukan dia di sini!" seru salah satu makhluk kerdil kawanan Edward.
Panas bola api biru yang dilontarkan Obis langsung menerjang
Part 30Fighting your way with brave and don't afraid to your next journey in life. —unknown.***Di lautan lepas itu. Sosok Rusalka muncul ke permukaan untuk menggoda para nelayan. Jika salah satu terkena sihirnya, maka dia akan terjebak oleh rayuan maut makluk yang menyerupai putri duyung itu."Cantik sekali, kau," ucap nelayan itu."Ayo, ikut saya!"Pria si nelayan itu lalu mengikuti sosok Rusalka tetapi ia langsung terkejut kala kedua mata makhluk itu menyala seperti api berwarna hijau, rambutnya berwarna kehijauan dan selalu basah. Bahkan menurut beberapa legenda, jika rambut Rusalka kering, maka ia akan mati.Dia juga suka menggoda laki-laki, dengan menariknya melalui tarian dan nyanyiannya. Termasuk kepada nelayan itu. Ia berhasil menggodanya. Namun, sosok itu butuh tumbal untuk bertahan hidup. Rusalka kemudian menenggelamkan si nelayan itu.Dan laki-laki yang tergoda oleh Rusalka akan mati dalam pelukannya. Bahkan lebih
Part 31Every struggle in your life has shaped you into the person you are today. Be thankful for the hard times, they can only make you stronger. — Unknown*****Si Kerdil itu melepaskan ikatan tangan Alexandra. Gadis yang sudah terlepas itu langsung mendorong si kerdil jatuh. Ia langsung meraih pedang emas miliknya dan menebas si kerdil. Gadis itu mencoba untuk ke luar dan melawan."Ares!" seru Alexandra kala melihat naga besar itu."Bagaimana kau bisa keluar dari sana?" tanya Satani dengan nada penuh amarah.Alexandra mengacungkan pedang di tangannya ke arah Satani."wah, wah, wah, sudah kubilang kau belum mampu mengendalikan kekuatan pedang itu," ejek Satani.Ares lalu mengangkat kaki depan sebelah kanan miliknya. Ia arahkan sinar biru dari ujung kukunya ke arah pedang yang ada di tangan Alexandra. Pedang Brave Gold itu bersinar berkilauan. Ada sesuatu yang membuat pedang itu bergetar. Gadis itu mencoba menahan kekuat
Part 33"If you're brave enough to say goodbye, life will reward you with a new hello". -Paulo Ceolho*****Obis mengalami kemajuan dan mulai pulih. Ia mendapati makhluk itu hilang di dalam gua itu. Ia yakin kalau Rusalka pasti bersama kawanannya mencari mangsa. Malam itu, Obis mencoba ke luar dari gua. Ia mendapati seorang pria yang tengah terpikat saat melihat makhluk itu bernyanyi sambil menyisir rambut di atas pohon."Hmmm... sepertinya itu mangsa baru bagi dia dan kawanannya," gumam Obis. Kaki kanannya masih terasa nyeri saat digunakan untuk melangkah.Perlahan-lahan, pria yang terbuai itu masuk ke tepi pantai dan lanjut melangkah sampai ke tengah laut lebih dalam. Makin kelamaan pria itu tak terlihat dan tenggelam.Menurut sebagian besar tradisi, rusalka merupakan perempuanikan, yang tinggal di dasarsungai, kadang juga berada di lautan.
Part 34Don't be afraid of being different, be afraid of being the same as everyone else. —unknown.*****Di dalam hutan terlarang, Lycan bernama Fang datang menundukkan kepala di hadapan Devilla."Salam Ratu Devilla, saya membawa kabar buruk dari Bukit Kegelapan," ucap Fang."Kabar buruk tentang?" Wanita penyihir yang sedang menyantap daging seorang pria muda itu langsung menghentikan aksinya.Ia menatap tajam ke arah Lycan Fang."Tuan Satani, dia sudah mati," sahutnya."Satani mati? Jaga ucapanmu!"Devilla menghantam Lycan itu dengan serbuan api hitam dan membuat makhluk itu terpelanting membentur dinding."Aku, aku tak mengada-ada, Ratu. Aku sudah pastikan sendiri kalau memang Tuan Satani telah mati," sahutnya menahan rasa sakit dan nyeri di punggungnya."Siapa yang bisa membunuh saudaraku?" hardiknya."Seorang gadis yang bersama Naga Ares," sahutnya."Seorang gadis? Dia juga bersama Ares?"
Part 35Every struggle of love in your life has shaped you into the person you are today. Be thankful for the hard times, and they can only make you stronger. —unknown.*****Alexandra berhasil melewati hutan belantara dari kaki Bukit Kegelapan. Ia melihat seseorang bertudung dan berjubah hitam melintas di hadapannya."Sosok itu, iya aku yakin sekali dia membawa seorang perempuan ke dalam hutan, apa aku harus mengikuti dia, ya?" gumam Alexandra.Gadis itu mengikuti si jubah hitam tadi masuk ke dalam hutan kembali karena saking penasarannya.Alex akhirnya melihat sosok itu membuka tudung kepalanya. Ia mendapati seorang pria berambut panjang yang dikuncir, sedang merangkul seorang gadis menuju ke dalam hutan. Sosok pria itu merebahkan si gadis dan berusaha mencumbu si gadis itu."Hei, bukankah ini terlalu kurang ajar untuk kulihat, aku harus menolong gadis itu, tapi bagaimana jika mereka berkencan, ini bukan urusanku, kan?" guma
Part 36Human progress is neither automatic not inevitable. Every step toward the goal of justice requires sacrifice, suffering, and struggle; the tireless exertions and passionate concern of dedicated individuals. – Martin Luther King, Jr.*****Alexandra merasa terkejut karena mendapat sergapan dari belakang."Ini aku, Alex, aku Josh!" bisiknya.Alexandra menoleh pada pria itu."Josh, kenapa kau ada di dalam hutan ini?""Bukan hanya aku, beberapa warga yang dianggap membelot dari kerajaan juga berada di sini," sahutnya melepas sergapannya dari tubuh Alex."Beberapa warga yang membelot katamu?""Ya, kerajaan tak lagi sama, entah apa yang terjadi, Raja Evander tak pernah kelihatan, kudengar dia memilih menyendiri di dalam istana. Dan kau tahu siapa yang memimpin kerajaan?""Albanus, pasti dia.""Tepat sekali, dia memimpin kerajaan dengan sangat kejam. Entah apa yang dia berikan pada Raja Evander samp
Part 37Three words to find my profound feeling, I miss you. — Alexandra.*****Alex mencoba masuk ke dalam kerajaan melalui teman Josh. Ia menyamar menjadi pedagang. Ia harus bertemu Ibu Rose dan menanyakan keadaan Selena. Terlebih lagi ia ingin bertemu dan melihat wajah Evander."Apa kau yakin?" tanya Josh."Aku yakin.""Kau harus berhati-hati, ya!""Pasti, doakan aku ya."Alexandra melempar daun yang dia beri pemberat batu kerikil melalui jendela kamar Bu Rose. Wanita paruh baya itu melihatnya dan meraih benda tersebut. Ia lalu menengok ke arah jendela dan mendapati sosok bertudung yang membuka tudungnya."Alex?"Wanita itu langsung keluar dari rumahnya dan menemui Alexandra. Kedua tangannya langsung menangkup wajah gadis itu. Ia memeluknya dengan erat sambil menangis."Kau masih hidup? Bagaimana bisa kau masih hidup, anakku?""Aku kan ksatria yang kuat, aku dapat bertahan, Bu, bagaimana kabar dir
Part 38Let's fight for the right, bring your spirit to your glory!*****Satu malam sebelum Alexandra memberanikan diri datang ke kerajaan. Albanus dan Devilla saling bertemu untuk merencanakan sesuatu, tetapi mereka terbuai dengan keadaan saling menyukai satu sama lain.Malam itu di dalam gua Devilla saat sinar bulan purnama sempurna, penyihir Devilla dan Albanus terbuai dengan hubungan terlarang mereka. Keduanya sedang menikmati sentuhan masing-masing yang saling menyesap satu sama lain. Suara gemericik air yang mengucur dari ujung batu runcing dari dalam gua menjadi pengiring di sekitar dua insan yang terlena itu.Perlahan - lahan tangan Albanus mulai merangkak bergerilya menuju bagian sensitif milik makhluk itu tanpa rasa jijik. Pria tua itu benar-benar mabuk kepayang. Dia mencodongkan tubuhnya ke samping dan mulai meraba.Devilla yang sebenarnya bertubuh mengerikan penuh rongga dan keriput. Namun, Albanus terbuai oleh sihir yang
Ekstra Part Happy Ending “Happiness is not something ready made. It comes from your own action," — Dalai Lama. ***** Kondisi Evander dan Alexandra sudah membaik. Mereka diperbolehkan untuk pulang. Ayah dan ibunya menyempatkan diri menjemput keduanya saat pulang dari rumah sakit. Tuan Edward bahkan memberikan mereka bulan madu menuju Maldives dengan pesawat jet pribadi yang bertuliskan E Sky di dinding pesawat. "Ayah, kau benar-benar akrab dengan Ares sekarang ini," ucap Alexandra kala merangkul pinggang ayah mertuanya itu. Tuan Edward menoleh ke arah Ares yang berjalan di sampingnya. "Dia anjing yang pintar, semua yang aku perintahkan dia paham." Gurat kerutan di wajahnya nampak jelas kala ia tersenyum. "Yah begitulah ayah kalian, ia bahkan sengaja pulang cepat untuk bermain dengan anjing ini. Dia sudah menganggap Ares seperti anak
Part 90 “There are all these moments you think you won’t survive. And then you survive.” — David Levithan. ***** Beberapa petugas yang membawa tandu untuk mengevakuasi tubuh Alexandra dan Evander datang. Tuan Edward dan sang istri bersama Selena juga ikut berlarian menuju tepi sungai. Mereka juga tak sabar ingin melihat keduanya. Alexandra mencoba membuka kedua matanya. Ia sudah melihat para petugas lalu lalang di sekitarnya saat sudah berada di atas tandu darurat. Wanita itu menoleh ke arah Evander yang juga sedang ditandu. "Hai, Alex!" sapa Selena yang mengiringi dengan melangkah di samping tandu Alexandra. "Hai, Sel! Di mana Ares?" Alexandra mencari keberadaan anjing peliharaannya itu. "Ada, tuh! Dia terlihat menggemaskan dan lucu sekali." Selena menunjuk Tuan Edward yang menggendong tubuh anjing siberian husky yang kira-kira berusia satu tahun itu. Pria itu merasa berhutang budi
Part 89 Human progress is neither automatic nor inevitable… Every step toward the goal of justice requires sacrifice, suffering, and struggle; the tireless exertions and passionate concern of dedicated individuals.–Martin Luther King, Jr. ***** Keesokan harinya, Alexandra, Evander dan Ares melangkah mengikuti Obis dan Arial menuju The Dark Hill. Mereka sampai di batu besar bertuah yang menjadi pembuka dimensi waktu. Batu besar yang berpendar kehijauan seolah ada kristal-kristal yang menyelimuti permukaannya kala terkena sinar matahari itu berkilauan. "Wow, cantik sekali batu ini," ucap Evander. "Jadi, ini mungkin pertemuan terakhir kita, karena menurutku batu ini harus dihancurkan agar tak lagi membuka portal dimensi waktu," ujar Obis.
Part 88“Trust yourself. You’ve survive a lot, and you’ll survive whatever is coming.” — Robert Tew.*****"Ayah? Ibu?" Alexandra menoleh pada Tuan Obis."Begitulah."Pria kerdil itu mengangkat kedua bahunya."Kalian menganggapnya anak kalian?" tanya Alexandra."Ya, kau benar. Aku akan siapkan makanan untuk kalian. Oh iya, sebentar aku lupa mengeringkan tubuh kalian."Obis lalu mengarahkan telapak tangan pada Alexandra dan Evander. Makhluk itu sudah memiliki sihir untuk menyembuhkan dan mengeringkan tubuh kedua orang itu."Wow, kau hebat! Bagaimana kau bisa melakukan sihir seperti ini?" tanya Alexandra."Sejak aku pergi, batu besar tempat pedang Brave Gold memberikan aku kekuatan. Tapi, pedang itu hilang begitu saja. Dia akan kembali saat diperlukan
Part 87 “The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why.” —Mark Twain. ***** Alexandra membuka kedua matanya. Hawa pengap dan lembab sangat terasa. Pipi wanita itu terasa dingin karena berada di atas tanah lembab. Jemari tangan kirinya mulai meraba. Tubuhnya basah kuyup kala itu. "Di mana ini?" lirih Alexandra mencoba mengamati sekitar. Ia mencoba bangkit untuk duduk. Alexandra menemukan Evander terbaring tak jauh dari tempatnya berada. Tak butuh waktu lama, ia langsung menghampiri suaminya itu. "Evan, Evan sayang bangun...!" Alexandra berusaha mengguncang bahu kekar milik Evander. Tak ada respon yang tercipta. Pria itu masih terbaring tak berdaya. "Sayang, kau harus bangun! Jangan tinggalkan aku!" seru Alexandra. Tetap tak ada respon sampai akhirnya ia memberikan napas buatan pada pria itu. Linangan air matanya tak dapat terbendung sa
Part 86 “I am prepared for the worst, but hope for the best” — Benjamin Disraeli. ***** "Siap ya, satu... dua... ti... ga!" Alexandra dan Evander melempar bucket bunga bersama ke arah belakang mereka. Tania akhirnya berhasil menangkap bucket bunga yang dilemparkan oleh Alexandra dan Evander secara bersamaan itu. Dia berteriak histeris dan melonjak-lonjak kegirangan. "Yeaay, akhirnya aku dapat... aku akan menikah... aku akan menikah! Brian, kau harus menikahi aku,ya?" tanya Tania yang langsung menoleh ke arah pria itu. Brian terperanjat saat Tania mengatakan hal tersebut. Ia hanya tertawa dan menahan berat air saliva yang ada di mulutnya itu. Alexandra dan Evander hanya bisa tertawa saat itu melihat kelakuan sahabatnya. Lalu acara dilanjutkan dengan persembahan sebuah lagu cinta yang dipersembahkan oleh Alexander untuk suaminya. Suara Alexandra terdengar sangat merdu dan membuat para tamu undangan y
Part 85 “It can only be true love when you enable your other half to be better, to be the person they’re destined to be.” — Michelle Yeoh. ***** Namun, di luar area hotel, sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Julian yang masih menyimpan dendam ingin melakukan sesuatu pada Alexandra dan Evander. Meskipun ia sudah mengakui semua hasil sketsa rancangan pakaian yang Alexandra buat atas namanya, ia masih juga ingin menghancurkan pernikahan Evander dan Alexandra malam itu. Julian duduk di dalam mobil miliknya yang terparkir di halaman hotel, sementara ia memerintahkan pembunuh bayaran untuk melakukan sabotase terhadap mobil pengantin itu. Pria yang menggunakan jaket hitam dan topi yang ia turunkan ujungnya agar wajahnya tertutup itu mengendap-endap. Pria itu menuju mobil pengantin milik Alexandra dan Evander. Ia melakukan pemotongan terhadap kabel penghubung rem agar rem mobil tersebut blong dan akan menyebabkan kecelak
Part 84 Today you start this new journey in your life. Let it be fantastic, crazy and wonderful, unbelievable and unforgettable. — unknown. ***** "Bawa ini, aku akan menghubungi Julian," ucap Evander. "Menghubungi Julian? Kau mau apa?" Evander menghentikan laju mobilnya. Ia menunjukkan wajah smirk pada wanita itu saat turun dari mobil untuk bergantian dengan Alexandra. Kini, Alexandra sudah berada di kemudi mobil Bugatti Chiron Pur Sport milik Evander dan melajukan kendaraan itu menuju panti asuhan. Evander menghubungi Julian kala itu, ia menekan icon loud speaker agar wanita di sampingnya bisa mendengarnya. "Sayang... kau ada di mana, sih?" tanya Julian dari seberang sana. "Aku sedang berada, entahlah aku ada di mana yang jelas aku hanya ingin bilang kalau..." "Kalau apa? Kalau kau mencintaiku dan ingin pernikahan dipercepat? Sayang, aku tahu kalau aku mencintaiku, tetapi jadwal kegiatanku sangat
Part 83 "Animals are not property or things but rather living organisms, subjects of a life, who are worthy of our compassion, respect, friendship, and support.” — Marc Bekoff. ***** "Ares? Apakah ini reinkarnasi naga besar itu?" gumam Alexandra. Evander menoleh dan menanyakan perihal yang dikatakan Alexandra. "Ares, naga besar? Apa maksudmu naga yang membawamu pergi ke Kerajaan Anathema?" tanya Evander. Alexandra menjawab dengan anggukan. Evander sekilas menoleh pada siberian husky yang ada di pangkuan wanita di sampingnya itu. Hewan itu dalam keadaan tak sadarkan diri kala itu. "Jika anjing itu ditabrak mobil, ia dapat mengalami patah tulang, masalah pada tulang belakang, luka dan perdarahan, shock, bahkan cedera otak yang menyebabkan koma atau kejang. Atau, dia mungkin tidak mengalami luka apapun dan pergi begitu saja. Seekor anjing yang terluka parah dapat menggigit Anda karena d