Malam pun tiba. Bulan purnama yang sangat besar menggantung menghiasi langit, disertai kerlap kemilau jutaan bintang di tatanan galaksi. Di salah satu rumah di luar kota, di dalam salah satu ruangan rumah tersebut, Feng Lan berdiri di ambang jendela, menatap keindahan angkasa dalam diam. Dayang yang ditugaskan menjaganya, menatapnya cemas. "Puteri, sudah malam, kebalilah ke kamar dan tidurlah." "Aku belum mengantuk," Feng Lan menjawab, sinar bulan yang membias di wajahnya membuat roman mukanya nampak lebih sendu dari yang seharusnya. "Puteri, Anda kurang tidur akhir-akhir ini. Hamba mengerti, Anda mengkhawatirkan Tuan Panglima, tapi..." "Kau mau bilang kesehatanku lebih penting, seperti yang biasa kau ucapkan?" Feng Lan membalas dengan nada suara tajam. "Dan apakah harus kuulangi lagi; tidak akan ada yang bisa menghilangkan rasa gelisahku kcuali
Read more