Home / Romansa / Penghancuran yang Berbahaya / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Penghancuran yang Berbahaya: Chapter 271 - Chapter 280

331 Chapters

Bab 271 Si Idiot Terkekeh Dengan Bodoh

Sean kembali ke Kota S setelah kondisinya menjadi lebih baik.Namun .… Ketika Jane melihat jari jemari yang memegang kemejanya, Jane tidak tahu harus merasa bagaimana.Jane menatap matanya yang tampak waspada seperti anak kecil. Tiba-tiba, segalanya berubah.Tidak banyak orang yang mengetahui hal ini selain Elior, Ray, dan para pengawal yang telah bekerja untuk Sean sejak dia masih kecil.Dari Uno hingga Diez, tidak satupun dari mereka akan membocorkan informasi ini.Tentu saja, Elior dan Ray pasti juga tak akan melakukannya.Namun, orang ini telah berubah.Tak masalah saat Sean berada di Italia, tapi sekarang dia kembali ke Kota S, mereka lebih kesulitan untuk merahasiakannya.Mereka tidak dapat memikirkan solusinya saat ini.Elior lebih rasional. “Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan sekarang adalah membiarkan Sean memiliki 'liburan'.”Ray mengangguk dengan berat. “Hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang. Semoga Sean segera sembuh.”Meskipun begitu, semua orang tahu
Read more

Bab 272 Mestinya Tak Lembut Hati

Saat itu masih hujan dan angin bertiup dingin, tetapi orang ini bilang dia tidak kedinginan."Masuk ke dalam mobil bersamaku," Jane berkata tanpa menjelaskan dan mengayunkan lengan orang ini.Jane berjalan dengan gemetar kembali ke mobil yang jaraknya cukup jauh. Saat dia keluar dari mobil dan berjalan ke arah Sean, jalannya sangat sulit. Namun, perjalanan kembali ke mobil jauh lebih mudah.Jane membuka pintu kursi belakang."Tidak."Orang itu berkata, "Tidak!" Ekspresinya kaku. Dia berdiri di samping pintu dan menolak untuk bergerak sedikit pun."Kenapa tidak?""Aku tidak ingin duduk di sini." Pria itu seperti anak kecil. Dia berkata dengan tegas, “aku tidak ingin duduk di sini. Aku ingin duduk di sana." Dia menunjuk ke kursi penumpang depan.Jane tercengang. Dia menatap pria di sebelahnya dengan bingung. "Hanya itu?" Sean tidak ingin masuk ke mobil hanya karena dia ingin duduk di kursi depan?'Orang ini memang gila. Mengapa Jane kini lebih bingung dengan pikiran Sean daripad
Read more

Bab 273 Teman Lama

“Apakah ini sangat serius?”"Iya.""Kok bisa?" Vivienne sangat cemas. Jika Jane bilang itu sangat serius, maka pasti begitu. Namun, mengapa dia tidak mengetahuinya?Jika ada perubahan besar di Dunn Group, mengapa dia tidak tahu?Bukan hanya dia. Apakah tidak ada seorangpun dari Storge Trust yang mendeteksi sesuatu?"Apa ...."Dia memotongnya sekali lagi.“Pimpinan sebelumnya, Joseph Dunn, telah mentransfer sebagian besar dana cair Dunn Group ke tempat lain.”Dhuar!Petir entah dari mana.Penyerangan ilegal dan pendudukan properti! Penggelapan dana ilegal!“Ini hal yang sangat besar. Mengapa tidak ada yang memperhatikan sesuatu?” Vivienne mulai berbicara sangat cepat sekarang. Itu karena dia mulai cemas."Aku sudah tahu saat kita menyelesaikan urusan keuangan.""Lalu mengapa ...." 'Lalu mengapa kamu tidak melakukan apa-apa?'Dia ingin bertanya. Wanita di kursi belakang meletakkan dokumen-dokumen itu dan mengangkat kepalanya. “Vivienne, orang itu melahirkanku.”Hanya sat
Read more

Bab 274 Jebakan

Callen Feroch memandangi tangan yang terulur. Jane terlihat lebih kurus dari sebelumnya.Tanpa sepatah kata pun, dia mengulurkan tangannya untuk memegang telapak tangan yang lemah itu. Rasanya tidak cocok saat telapak tangan yang kapalan itu meraih telapak tangan yang terlihat lemah.Hatinya sakit karena merasa tidak nyaman .... 'Dia semakin kurus.’"Mungkin jika waktu itu aku memberinya 500.000 dolar, dia tidak akan seperti ini hari ini."Ujung jarinya sedikit menyentuh tangannya .…"Tuan Callen, harap tahu diri."Callen membeku ... 'Tahu diri? Apakah Jane baru saja memintaku untuk tahu diri?'Callen sedikit enggan melepaskan tangan yang memegang telapak tangannya.Pandangannya tertuju pada bekas luka di dahi Jane. Luka itu mengingatkannya pada saat dia merasa sedikit gatal di bibirnya ketika dia dengan lembut mencium bekas lukanya. Dia tiba-tiba menoleh untuk mencegah dirinya menyentuhnya lagi."Bekas luka ini ....""Tuan Callen, sepertinya aku salah menghitung kolaborasi k
Read more

Bab 275 Sesuatu yang Terjadi Dalam Kegelisahan Vivienne

Jane sekali lagi keluar dari ruang rapat. Callen menyuruhnya pergi kali ini. Mereka sepertinya mengobrol dengan baik.Vivienne yang pertama kali melihat sosok Jane dan hendak bertanya, "Apakah Anda sudah mencapai kesepakatan?"Sesosok tinggi kemudian muncul di depan semua orang."Ini ...."Jane ke samping. "Aku akan memperkenalkan pada kalian. Ini Callen Feroch, perwakilan dari perusahaan pihak kedua."Vivienne, yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, melangkah maju dan mengulurkan tangannya. "Halo, Tuan Feroch, aku adalah ....""Vivienne, aku yang akan meneruskan proyek ini."Jane dengan tenang menyela Vivienne.Vivienne terlihat bingung."Kita akan bicara begitu kita kembali," bisik Jane di telinga Vivienne.Callen Feroch secara pribadi mengantar mereka turun ke pintu masuk utama.Sekretaris wanita di sampingnya terlihat terkejut. Dia menatap Jane sekali lagi ... CEO misterius itu tidak sering terlihat di Kota S. Kabarnya dia memiliki banyak rantai industri, dan perus
Read more

Bab 276 Amarah

"Kau yang melakukan ini?” Jane menekan amarahnya. Matanya melihat ke arah kekacauan yang ada di lantai. Dia jelas-jelas bertanya apakah lelaki yang ada di seberangnya ini yang membuat kekacauan. “Maaf.” Lelaki ini minta maaf dengan suara sangat pelan, seperti berbisik, matanya penuh dengan rasa bersalah. Jane hampir saja tertawa sambil marah. Dia melihat ke arah lelaki yang berada di belakang wastafel. Dia dulu begitu sombong untuk mengakui kesalahannya, namun sekarang dia begitu cepat untuk mengakuinya. Akan tetapi, dalam sorot mata Jane, ada jenis kemarahan lain yang datang dari kedalaman hatinya. Tidak hanya kemarahan, akan tetapi gelombang kemarahan samar yang datang dari hatinya. Jane tidak sadar, tentu saja, kalau kemarahannya kali ini tidak diarahkan pada lelaki yang telah membuat banyak kekacauan di rumahnya. Jane melihat ke arah Sean dengan tatapan mata dinginnya dan dengan muka cemberut dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas ranselnya tanpa mengatakan sepatah
Read more

Bab 277 Tolong Jaga Sean Untuk Sementara Waktu

Ruangan ini begitu sunyi. Ada dua orang yang duduk di atas sofa. Jane menghubungi si pengurus rumah. Si pengurus rumah belum sampai. Jane dan Sean duduk di atas sofa sambil menunggu. Sean diam, dia melihat lurus ke arah Jane dengan kedua matanya .… Dia sudah melihatnya nyaris hingga satu jam. Akan tetapi, tidak. Tidak ya tidak. Jane tidak akan mengalah. Semuanya akan baik-baik saja selama Jane tidak melihat ke arah mata Sean yang memohon. Tak peduli apa yang Sean lakukan sekarang, sikap dingin dan kejamnya dari masa lalu telah terukir di dalam pikiran Jane. Begitu Jane melihat ke arah wajah yang sama ini, dia tidak merasa akan langsung amnesia dan kemudian melupakan apa yang terjadi di masa lalu. Jane sudah memutuskan kalau dia akan mengirim Sean ke tempat yang jauh. Dia hanya perlu menunggu Elior untuk membawanya. Jane tidak akan menyimpan perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan dalam hatinya. Waktu berjalan, Jane mengangkat tangannya untuk ketiga kalinya dan meliha
Read more

Bab 278 Aku Sungguh Ingin Menipunya Masuk ke Dalam Selokan dan Menjualnya

Saat mereka menuruni lift, Jane memandang pria di belakangnya. Sesaat, dia berpikir pasti ada yang salah dengan kepalanya.Dengan cara seperti inilah, Sean mendesak Jane agar setuju untuk membawanya keluar. Sean memakai pakaian yang dia pakai dari kemarin. Saat dia mengeringkan pakaian dan sepatunya kemudian memakainya, Jane sedikit khawatir kalau Sean akan dikenali orang. "Turunkan kepalamu."Ketika pria itu mendapati gilirannya untuk keluar, dia dengan patuh menjulurkan kepalanya di depannya, memperlihatkan bagian belakang kepalanya. Tetap saja, Jane harus berjinjit sedikit untuk menarik tudung jaket Sean. "Ketika kita sampai di supermarket nanti, jangan berlarian dan jangan melepas tudungmu." "Baiklah." Jane merasa sedikit lega ketika pria itu mengangguk dengan berat. Dia mengikuti Jane dan membuka pintu kursi penumpang sebelum masuk mobil. Dia juga mengikuti apa yang dilakukan Jane ketika Sean melihatnya sedang memasang sabuk pengaman.Jane memasang wajah datar sepanjang ja
Read more

Bab 279 Jane Pingsan

Ketika Sean dan Jane kembali dari rumah sakit, sepanjang jalan, wajah Jane terlihat datar. Mobilnya berhenti di parkiran bawah tanah. Sean mau membawa barang-barang belanjaan keperluan sehari-hari begitu dia keluar dari mobil. Awalnya, Jane mengira perjalanan ke supermarket ini akan menjadi sebuah perjalanan yang mudah, tapi setelah membawa Sean ke sana, dia menjadi ....Jane melihat ke arah tumpukan barang dengan wajah datarnya. Dia merasa kalau anggukan kepalanya sebagai tanda persetujuan untuk membawanya ke supermarket merupakan sebuah keputusan yang salah. Sean berdiri di depan Jane dengan kedua tangan penuh dengan barang belanjaan. Dia tersenyum dan bilang pada Jane dengan binar di kedua matanya kalau suasana hatinya sedang baik. Berbeda dengan Sean, suasana hati Jane begitu buruk. Keduanya memasuki lift bergantian. Sean mencondongkan badannya dengan malu-malu ke arah Jane. Jane mundur beberapa langkah karena merasa jijik. Orang normal pasti akan melangkah lebih ke be
Read more

Bab 280 Di Malam Ini

Jane melihat Sean menghabiskan satu mangkuk mienya dengan tatapan pahit di wajahnya. Dia bahkan menghabiskan kuahnya dan mencuri pandang khawatir pada Jane. Dia berpikir kalau Jane tidak akan tahu. Berdiri perlahan, Jane mengambil piring di atas meja."Jangan bergerak, Janey.""Aku akan mencuci piring.""Jangan Janey, Sean yang akan melakukannya," ucapnya sambil bergegas mencuci piring.Jane memandang dengan ngeri. Bukan ide yang baik untuk membiarkan Sean mencuci piring. Namun, untungnya, kali ini mereka tidak menjungkirbalikkan tempat itu. Setidaknya mereka tidak membanjiri dan mengacaukan tempat itu.Jane berbalik dan menuju kamar mandi. Air hangat mengalir di kepalanya, membasuhnya berulang kali. Pada saat itu, dia melihat banyak adegan kacau di depan matanya.Adegan saat Kakek masih hidup dan saat dia dengan percaya diri menempel pada pria itu. Dia masih muda dan energik saat itu. Dia selalu berpikir dia adalah pekerja keras dan cukup baik. Siapa yang akan disukai Sean Ste
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
34
DMCA.com Protection Status