All Chapters of Bayi Mungil di Depan Pintu : Mama, Tolong Diterima: Chapter 141 - Chapter 150

1819 Chapters

Bab 141 Aku Akan Tidur di Sofa Saja

Nyonya Jahn masih tidak habis pikir bagaimana bisa Farrel jatuh cinta dengan Sally, seorang wanita yang masa lalunya tidak jelas.“Ibu, kenapa kau selalu berprasangka buruk dengan Nona Jacob? Latar belakang keluarganya memang tidak seperti keluarga Stewart, tapi banyak hal yang lebih baik darinya jika dibandingkan dengan Charlotte.”Nyonya Jahn mencibir. “Aku meragukannya.”Sally yang dia tahu adalah wanita biang onar dan pembohong.“Contohnya, dia bekerja keras, sangat teliti juga ambisius. Dia dan ibunya diusir dari rumah, namun saat ibunya jatuh sakit, dia yang merawatnya seorang diri. Dia juga menyelesaikan kuliahnya meskipun keluarga Jiang mempersulitnya. Tidak ada yang bisa melakukan hal seperti itu, tapi dia bisa.” lanjut Felix.“Lagipula, Sally yang kau tahu adalah Sally yang diceritakan oleh keluarga Jacob dan Sack, kan? Kau tahu mereka sangat membencinya. Apakah kau hanya akan mempercayai kata-kata mereka begitu saja? Ibu, kau tidak bisa menyimpulkannya begitu saja. Kau
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 142 Kau Mau Aku Tidur di Kamarmu?

Sally menenangkan dirinya sebentar di kamar.Saat dia mencari selimut tambahan, dia berpikir apa yang terjadi dengan Farrel sebenarnya. ‘Kenapa dia sangat murung hari ini? Apa perusahaannya bangkrut? Apa dia bertengkar dengan keluarganya?’Sally masih belum menemukan jawabannya. Dia merasa bersalah karena Farrel harus tidur di sofa, tapi dia hanya punya satu kamar tidur. ‘Lalu kalau tidak di sofa, dimana lagi dia tidur? Apa iya di kasurku?’Tiba-tiba adegan film yang ditontonnya tadi muncul lagi di kepala Sally. Dia mengesampingkan pikirannya dan cepat-cepat membawa selimut keluar.Filmya kini sudah selesai. Farrel mengambil selimutnya dan mengucapkan terima kasih.“Kau yakin tidak apa-apa tidur disini?” Tanya Sally.“Kau mau aku tidur di kamarmu?”Farrel menatap Sally sambil menggodanya. Dia gugup mendengarnya dan langsung kabur ke kamar.Setelah mandi, Sally berniat melihat Farrel di ruang tamu tapi akhirnya tidak jadi. Dia membenamkan dirinya di kasur dan tertidur.Mala
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 143 Tidak Ada Investigasi

Sally sadar dia secara tidak langsung membuat Yale terkesan dan hal itu membuatnya lega. “Suatu kehormatan bagiku untuk menikmati teh dan belajar dari Tuan Yale. Ini hanya tinggal ketidaksabaranku saja!”“Kau pandai bicara. Baiklah, kita telah menikmati tehnya. Sekarang, mari kita bicara mengenai bisnis.”Yale merasa puas. Dapat dikatakan dia suka dengan perusahaan Sally bekerja. Mencari perusahaan yang tulus seperti ini di masa sekarang tidaklah mudah.Sally senang melihat perkembangannya, dan mereka akhirnya mulai membicarakan mengenai bisnis. Dia mengambil kesempatan untuk memperlihatkan betapa dia sangat mengenal produknya dan rencana promosi yang sudah disiapkannya sebelumnya.Sebagai pengusaha yang mumpuni, Yale bisa melihat seberapa usaha yang sudah dikerahkan Sally dalam pekerjaannya. Dia tahu setiap aspek dari produknya dan juga promosi yang dijabarkan terdengar menjanjikan.“Nona Jacob, aku suka penjabaranmu. Bagaimana kalau begini saja, kau tulis semua rencana bisnism
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 144 Biar Aku Yang Belikan

Sally kembali bekerja dan terus lupa waktu. Sekitar setengah jam kemudian, Farrel sampai di kantornya.Sally terkejut melihat keberadaan Farrel. Ada petugas keamanan di lantai bawah dan karyawan harus memperlihatkan kartu identitas mereka jika ingin masuk ke dalam. Dia bingung, dan melotot ke Farrel.“Bagaimana kau bisa masuk?”“Aku belum pernah ditolak masuk dimanapun,” kata Farrel sembari tersenyum.Jawaban itu semakin membuat Sally penasaran. Apa Farrel menyuap petugas keamanan? Atau jangan-jangan dia lewat pintu belakang? Atau dia mengendap-endap saat petugas keamanan tengah lengah?Sampai saat ini, Sally tidak tahu kalau Farrel adalah pemilik Jinse Group. Tidak mungkin ada yang berani untuk melarangnya masuk. Lalu, Farrel menaruh sebuah kantung di mejanya. “Aku belikan kau makan malam. Makanlah dulu.”Sally terkejut. “Terima kasih.”Dia membuka kotak makanannya dan wangi masakannya pun memenuhi ruangannya. Dia tersentuh saat melihat makanan yang dibawa oleh Farrel, kare
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 145 Mencari Tahu Masa Lalu Sally

Farrel kembali memilihkan Sally beberapa pakaian. Dia tahu Sally pasti akan menolaknya, tapi dia berusaha menjelaskan maksudnya itu.“Aku hanya membalas niat baikmu. Kau membelikan hadiah untuk Xander, jadi wajar saja, ‘kan. Tidak usah berpikir macam-macam.”“Tapi aku, kan tidak membelikan Xander hadiah untuk dapat imbalan darimu,” kata Sally.Dia membelikan Xander pakaian hanya karena pakaian itu terlihat bagus, setelah Farrel tidak jadi membayarnya, dia malah mencoba membelikan Sally pakaian sebagai gantinya.“Aku tahu. Aku hanya mencari alasan untuk membelanjakanmu sesuatu.”Sally bersungut. “Kau tidak harus seperti itu…”Terlebih lagi, pakaian yang dipilih adalah pakaian mahal! Harganya mencapai empat digit, yang mana jauh lebih mahal dibanding dengan yang dia belikan untuk Xander.Farrel mengabaikan Sally yang masih protes setelah dia memilihkan beberapa pakaian. Asisten toko memandang iri pada Sally dan tak henti-hentinya mengagumi sosok Farrel. Mereka meninggalkan toko se
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 146 Hanya Seorang Wanita Materialistis

Charlotte memang tipikal wanita yang tanpa banyak bicara, tapi langsung beraksi. Mengingat hal ini semakin runyam dan Ibu Jahn sudah tidak bisa lagi membantunya, dia akan turun tangan sendiri untuk memisahkan Sally dan Farrel.Dia tidak tahu yang terjadi pada Sally tahun itu, dan mungkin butuh waktu sebelum dia mengetahuinya. Dia merasa hanya buang-buang waktu jika dia hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa dan investigasinya selama ini akan sia-sia.Jadi, Charlotte menanyai asistennya mengenai situasi terkini dari Keluarga Sack. Sejak Keluarga Sack menjadi bagian dari investigasinya juga, asistennya dapat langsung memberikannya jawaban saat itu juga. “Nona, kelihatannya Keluarga Sack sedang mencoba untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan kita. Mereka pernah berkunjung kesini, tapi ayah Nona tidak setuju untuk bertemu.”Charlotte memicingkan matanya. Baik keluarga Jacob dan Sack sangat membenci Sally dan mungkin mereka bisa memberikan jawaban mengenai Sally yang menghilang selam
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 147 Xander Jauh Lebih Berarti

Malam itu, setelah mengantar Sally pulang, Farrel berkendara kembali ke rumahnya.Sally sedang dalam suasana hati yang baik. Setelah mandi, dia melihat sekilas pakaian baru yang dibeli Farrel dan langsung mencobanya. Dia menolak untuk mencobanya di toko, jadi Farrel membeli apa yang dia pikir akan cocok untuknya.Ternyata pakaian itu sangat pas dengan tubuh Sally, seolah-olah itu memang dibuat khusus untuknya. Memperhatikan dirinya di cermin, Sally dipenuhi dengan kegembiraan, tanpa sadar pikirannya melayang kembali ke Farrel.Kemudian, ponselnya yang diletakkannya di atas meja berbunyi. Rupanya pesan dari Farrel.Aku sudah sampai rumah. Xander sangat menyukai hadiah darimu.Sally tersenyum saat membaca pesan itu.Aku senang Xander menyukainya. Ajak dia tidur lebih awal. Kau juga harus istirahat."Baiklah, selamat malam."Selamat malam, jawabnya dalam hati.Dia mematikan ponselnya, mengganti baju tidur, dan berbaring di tempat tidurnya siap untuk tidur. Apa yang terjadi hari i
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 148 Pria Tua Pemilik Toko Teh

Selene memberi beberapa masukan untuk proposal dan Sally kembali mengerjakan revisinya. Dia sudah menyelesaikannya sebelum dia meninggalkan kantor malam itu.Karena hari sudah malam, Sally mengirimkan pesan kepada Yale untuk bertanya apa bisa bertemu dengannya besok.Yale membalas pesannya dengan cepat. Oke, mari bertemu besok.Ada kebahagiaan di mata Sally. Dia berpikir sebentar. Alih-alih langsung pulang, dia pergi ke sebuah jalan yang banyak menjual barang antik. Beberapa malah tidak terlalu mahal. Dan jika dia beruntung, maka dia akan menemukan barang langka dengan harga terjangkau.Sally bermaksud membelikan Yale satu set perangkat teh karena dia merupakan rekan kerja yang sangat tulus, lagipula biayanya dapat diganti oleh perusahaan.Sally melihat-lihat untuk mencari perangkat teh yang dia sukai di jalanan yang sangat ramai itu.Dia akhirnya menemukan perangkat teh yang terlihat sangat kuno dengan lukisan bambu warna hitam. Sangatlah cantik. Dijelaskan bahwa itu berasal d
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 149 Menyelesaikan Proyeknya

Farrel berjalan melintasi pintu. Saat melihat pria tua itu, dia menyapa dengan sopan, “Kakek.”Pria tua mengangguk dan berkata, “Akhirnya kau disini! Dimana Felix? Dia tidak ikut?“Kau tahu dia kan. Dia selalu tidak sabar,” jawabnya sembari tersenyum.Kakak beradik dari keluarga Jahn selalu mengunjungi kakek mereka saat ada waktu. Felix selalu bosan saat dia baru saja duduk. Anak kedua dari keluarga Jahn ini tidak pernah tertarik untuk duduk diam, bermain catur atau minum teh sama sekali. Dia lebih memilih untuk bekerja di kantor.Pria tua itu merespon. “Ah anak itu…”Farrel membantunya melintasi pintu sambil mengatakan, “Ayo masuk, Kakek. Aku menantangmu bermain catur.”Pria tua tersenyum dengan senang mendengarnya.Tiba-tiba, Farrel langsung menyadari perangkat teh tidak ada pada tempatnya. Dia tahu kakeknya sangat menyukai perangkat teh itu dan sudah ada disana untuk waktu yang lama. Felix dulu pernah bertanya apa dia bisa memberikannya kepada klien sebagai hadiah. Namun yang
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more

Bab 150 Ayah Menginginkan Ibu Tiri Untukku

Kakek Quenell mengajari Sally bagaimana cara membuat teh dengan benar. Mereka juga membicarakan mengenai seni teh. Perbincangan mereka menyenangkan dan membuat Sally tertarik. Mereka bahkan juga bermain catur.Sally tahu bagaimana bermain catur dan menganggap dirinya hebat. Tapi ternyata dia kalah dengan kakek Quenell. Itu membuatnya tersenyum malu. “Kakek Quenell, kau sangat hebat.”Kakek Quenell tersenyum juga. Kemarin, dia kalah tiga permainan dengan Farrel dan dia merasa kecewa. Dia sudah bermain catur sepanjang hidupnya dan dia kalah dengan cucunya sendiri.“Kau juga punya bakat di catur. Kau sangat pandai.”Sudah jam 8 saat mereka selesai bermain catur. Sally bersiap untuk pulang, begitu juga kakek Quenell.“Ayo, aku juga mau pulang. Aku bisa mengantarmu.” ajak kakek Quenell.Sally berpikir sebentar dan tidak menolak ajakannya.Mobil itu melaju ke pintu gerbang. Sally turun dari mobil dan mengucapkan selamat tinggal padanya. "Kakek Quenell, aku pulang dulu, ya."“Oke,
last updateLast Updated : 2021-01-05
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
182
DMCA.com Protection Status