Farrel kembali memilihkan Sally beberapa pakaian. Dia tahu Sally pasti akan menolaknya, tapi dia berusaha menjelaskan maksudnya itu.“Aku hanya membalas niat baikmu. Kau membelikan hadiah untuk Xander, jadi wajar saja, ‘kan. Tidak usah berpikir macam-macam.”“Tapi aku, kan tidak membelikan Xander hadiah untuk dapat imbalan darimu,” kata Sally.Dia membelikan Xander pakaian hanya karena pakaian itu terlihat bagus, setelah Farrel tidak jadi membayarnya, dia malah mencoba membelikan Sally pakaian sebagai gantinya.“Aku tahu. Aku hanya mencari alasan untuk membelanjakanmu sesuatu.”Sally bersungut. “Kau tidak harus seperti itu…”Terlebih lagi, pakaian yang dipilih adalah pakaian mahal! Harganya mencapai empat digit, yang mana jauh lebih mahal dibanding dengan yang dia belikan untuk Xander.Farrel mengabaikan Sally yang masih protes setelah dia memilihkan beberapa pakaian. Asisten toko memandang iri pada Sally dan tak henti-hentinya mengagumi sosok Farrel. Mereka meninggalkan toko se
Charlotte memang tipikal wanita yang tanpa banyak bicara, tapi langsung beraksi. Mengingat hal ini semakin runyam dan Ibu Jahn sudah tidak bisa lagi membantunya, dia akan turun tangan sendiri untuk memisahkan Sally dan Farrel.Dia tidak tahu yang terjadi pada Sally tahun itu, dan mungkin butuh waktu sebelum dia mengetahuinya. Dia merasa hanya buang-buang waktu jika dia hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa dan investigasinya selama ini akan sia-sia.Jadi, Charlotte menanyai asistennya mengenai situasi terkini dari Keluarga Sack. Sejak Keluarga Sack menjadi bagian dari investigasinya juga, asistennya dapat langsung memberikannya jawaban saat itu juga. “Nona, kelihatannya Keluarga Sack sedang mencoba untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan kita. Mereka pernah berkunjung kesini, tapi ayah Nona tidak setuju untuk bertemu.”Charlotte memicingkan matanya. Baik keluarga Jacob dan Sack sangat membenci Sally dan mungkin mereka bisa memberikan jawaban mengenai Sally yang menghilang selam
Malam itu, setelah mengantar Sally pulang, Farrel berkendara kembali ke rumahnya.Sally sedang dalam suasana hati yang baik. Setelah mandi, dia melihat sekilas pakaian baru yang dibeli Farrel dan langsung mencobanya. Dia menolak untuk mencobanya di toko, jadi Farrel membeli apa yang dia pikir akan cocok untuknya.Ternyata pakaian itu sangat pas dengan tubuh Sally, seolah-olah itu memang dibuat khusus untuknya. Memperhatikan dirinya di cermin, Sally dipenuhi dengan kegembiraan, tanpa sadar pikirannya melayang kembali ke Farrel.Kemudian, ponselnya yang diletakkannya di atas meja berbunyi. Rupanya pesan dari Farrel.Aku sudah sampai rumah. Xander sangat menyukai hadiah darimu.Sally tersenyum saat membaca pesan itu.Aku senang Xander menyukainya. Ajak dia tidur lebih awal. Kau juga harus istirahat."Baiklah, selamat malam."Selamat malam, jawabnya dalam hati.Dia mematikan ponselnya, mengganti baju tidur, dan berbaring di tempat tidurnya siap untuk tidur. Apa yang terjadi hari i
Selene memberi beberapa masukan untuk proposal dan Sally kembali mengerjakan revisinya. Dia sudah menyelesaikannya sebelum dia meninggalkan kantor malam itu.Karena hari sudah malam, Sally mengirimkan pesan kepada Yale untuk bertanya apa bisa bertemu dengannya besok.Yale membalas pesannya dengan cepat. Oke, mari bertemu besok.Ada kebahagiaan di mata Sally. Dia berpikir sebentar. Alih-alih langsung pulang, dia pergi ke sebuah jalan yang banyak menjual barang antik. Beberapa malah tidak terlalu mahal. Dan jika dia beruntung, maka dia akan menemukan barang langka dengan harga terjangkau.Sally bermaksud membelikan Yale satu set perangkat teh karena dia merupakan rekan kerja yang sangat tulus, lagipula biayanya dapat diganti oleh perusahaan.Sally melihat-lihat untuk mencari perangkat teh yang dia sukai di jalanan yang sangat ramai itu.Dia akhirnya menemukan perangkat teh yang terlihat sangat kuno dengan lukisan bambu warna hitam. Sangatlah cantik. Dijelaskan bahwa itu berasal d
Farrel berjalan melintasi pintu. Saat melihat pria tua itu, dia menyapa dengan sopan, “Kakek.”Pria tua mengangguk dan berkata, “Akhirnya kau disini! Dimana Felix? Dia tidak ikut?“Kau tahu dia kan. Dia selalu tidak sabar,” jawabnya sembari tersenyum.Kakak beradik dari keluarga Jahn selalu mengunjungi kakek mereka saat ada waktu. Felix selalu bosan saat dia baru saja duduk. Anak kedua dari keluarga Jahn ini tidak pernah tertarik untuk duduk diam, bermain catur atau minum teh sama sekali. Dia lebih memilih untuk bekerja di kantor.Pria tua itu merespon. “Ah anak itu…”Farrel membantunya melintasi pintu sambil mengatakan, “Ayo masuk, Kakek. Aku menantangmu bermain catur.”Pria tua tersenyum dengan senang mendengarnya.Tiba-tiba, Farrel langsung menyadari perangkat teh tidak ada pada tempatnya. Dia tahu kakeknya sangat menyukai perangkat teh itu dan sudah ada disana untuk waktu yang lama. Felix dulu pernah bertanya apa dia bisa memberikannya kepada klien sebagai hadiah. Namun yang
Kakek Quenell mengajari Sally bagaimana cara membuat teh dengan benar. Mereka juga membicarakan mengenai seni teh. Perbincangan mereka menyenangkan dan membuat Sally tertarik. Mereka bahkan juga bermain catur.Sally tahu bagaimana bermain catur dan menganggap dirinya hebat. Tapi ternyata dia kalah dengan kakek Quenell. Itu membuatnya tersenyum malu. “Kakek Quenell, kau sangat hebat.”Kakek Quenell tersenyum juga. Kemarin, dia kalah tiga permainan dengan Farrel dan dia merasa kecewa. Dia sudah bermain catur sepanjang hidupnya dan dia kalah dengan cucunya sendiri.“Kau juga punya bakat di catur. Kau sangat pandai.”Sudah jam 8 saat mereka selesai bermain catur. Sally bersiap untuk pulang, begitu juga kakek Quenell.“Ayo, aku juga mau pulang. Aku bisa mengantarmu.” ajak kakek Quenell.Sally berpikir sebentar dan tidak menolak ajakannya.Mobil itu melaju ke pintu gerbang. Sally turun dari mobil dan mengucapkan selamat tinggal padanya. "Kakek Quenell, aku pulang dulu, ya."“Oke,
Sally tiba-tiba menjadi sangat kesal. Namun pada akhirnya, dia tersenyum dan berkata pada Xander, "Xander, sudah waktunya untuk tidur. Mari kuceritakan dongeng pengantar tidur, jadi cepatlah tidur."Xander mengangguk. Dia ingin mengatakan banyak hal pada Sally, tapi di saat yang bersamaan dia juga mengantuk, jadi dia tidak banyak bicara lagi.Dia meringkuk di dalam pelukan Sally sembari mendengarkan cerita yang dibacakan olehnya. Sebelum dia menyadarinya, dia telah tertidur.Sally memusatkan pandangannya pada Xander, yang sedang tertidur dengan tenang. Dia mengantar tidur Xander dan kemudian dia pun ikut menyusul tidur.Malam itu hening dan indah.Keesokan harinya, tepat setelah Sally dan Xander sarapan, terdengar suara ketukan pintu oleh pelayan rumah.Dia membuka pintu dan mendengar Old Zach berkata, "Nona Jacob, aku di sini untuk mengantar Tuan Kecil ke sekolah dan kau ke tempat kerja.""Terima kasih banyak, Paman Zach."Kemudian Sally membereskan barang-barangnya dan pergi
Di sisi lain, Sally masih dalam kondisi terpukul setelah meninggalkan rumah sakit.Apa yang baru saja dilihatnya di rumah sakit masih segar dalam ingatannya dan Sally menertawakan dirinya sendiri. Dia berpikir bahwa dia telah melepaskan semua harapan yang dia miliki terhadap Farrel. Tetapi rasa kecewa masih saja menyelimutinya.Barulah Sally menyadari bahwa dia sama sekali belum melepaskan harapan itu. Jauh di lubuk hatinya, dia percaya bahwa Farrel dan Xander menyukainya dan dia belum berhenti berusaha. Dia berpikir bahwa mungkin suatu hari nanti, orang-orang dari Keluarga Jahn akhirnya akan menerimanya dan dia bisa bersama dengan Farrel.Namun sekarang...Farrel dan Charlotte sudah memiliki rencana untuk mempunyai bayi? Apakah Farrel menginginkannya atau keluarganya yang memaksanya?Satu hal dan yang lainnya, hal itu berarti bahwa tidak ada lagi harapan baginya dan Farrel.Sally menarik napas dalam-dalam. Dia harus melepaskannya sekarang.Mereka berdua tidak memiliki masa depa