Masih dalam posisi duduk dan merangkul Caliana. Keduanya kini sama-sama mendongakkan kepala memandang langit. Yang meskipun tampak terang, namun tetap tak berbintang. "Seandainya," Caliana mulai bersuara. "Mama menolak Anda habis-habisan. Apa yang akan Anda lakukan?" Adskhan menoleh menatap Caliana. Tapi gadis itu sama sekali tidak menatapnya. "Sejujurnya, aku sendiri tidak tahu harus bagaimana." Jawab Adskhan apa adanya. Ucapan pria itu mengalihkan perhatian Caliana. "Sejujurnya, aku tidak sepercaya diri itu, Ana." Jawab Adskhan lagi. "Mungkin aku pandai dalam urusan pekerjaan. Mungkin aku pandai memimpin karyawan. Tapi kau sendiri tahu kalau dalam urusan keluarga, nilaiku nol besar." Pria itu tersenyum sendu. Entah kenapa, melihatnya seperti itu membuat Caliana merasa iba sendiri. Caliana mengubah posisi duduknya menjadi menyamping dan memandang pria itu. "Aku gagal sebagai seorang ayah. Dan sebagai seorang anak,
Read more