"Satu ... Dua ... Tiga ..." Ilene menggerakan tubuhnya dari kiri ke kanan, begitu juga dengan gerakan tangan dan kakinya, leher, hingga belakangnya. Gadis itu menoleh ke samping ada Jared yang datang kesana. Sebenarnya, Jared, yang mengajak Ilene untuk joging pagi, hanya berdua. Ilene tak bisa melakukan apa-apa kecuali datang, walau perasaannya dilanda keraguan. Ilene duduk di lantai meluruskan kakinya menerima uluran botol minuman isotonik, dan meneguknya. Mereka sudah keliling dua kali putaran dan Ilene rasa cukup dan sekarang saatnya untuk beristirahat. Ilene hanya menunduk saat merasakan Jared mengelus rambutnya, Ilene tahu laki-laki ini banyak berkorban untuknya, walau ia juga baru tahu dan tak pernah minta untuk dicintai sebesar ini. Perasaan Ilene masih memikirkan Kayvan, dan ini tak mudah. Dilema yang terasa mencekik leher, dan hampir membuat tak bisa bernapas. Ilene membuka sepatunya, dan meletupkan jari-jari
Baca selengkapnya