Home / Romansa / Be My Husband (INDONESIA) / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Be My Husband (INDONESIA): Chapter 11 - Chapter 20

52 Chapters

10. Minggu Sempurna

08538908*** : Ini aku Evan. Besok kita berangkat jam sepuluh. Aku yang baru saja akan tidur, ketika membaca pesan dari nomor yang tidak tersimpan, tetapi begitu membaca nama Evan, hatiku menolak untuk tidak bersorak kegirangan."Assa!" Aku mengangkat kepalan tangan dengan wajah semringah.Aku mencoba membalasnya akan terdengar semanis dan selembut mungkin. Namun sebelumnya aku menyimpan nomor lelaki itu dengan nama Kak Evan♡.Aku cekikikan sendiri membaca tanda love pada nama kontak yang kubuat. Lalu beralih memikirkan balasan yang bisa membuat obrolan kami tidak terputus.Kiran : Kalau boleh tahu, Kak Evan lagi apa sekarang?Aku menggigit kuku jempolku setelah mengirim pesan tersebut. Kurang dari semenit balasan dari lelaki itu sudah datang.Kak Evan♡ : Kerja laporan.Aku berdecak lidah, karena balasan singkat tersebut. Namun Evan malah tidak balik bertanya tentang kegiatanku. Bangkit dari tempat tidur, aku meli
Read more

11. Deep Talk

Jika kemarin pujian kata manis Evan membuatku seolah melayang, kini kepalaku malah pusing mengartikannya. Pasalnya aku mengingat hari di mana Evan memberiku kue, karena lelaki itu mengatakan bahwa dia tidak suka makanan manis."Ini sedikit ambigu," gumamku setelah merapikan rambutku, lalu segera keluar dari kamar.Aku menuju meja makan di mana sudah ada Kanaya yang makan dengan terburu-buru. "Pelan-pelan saja."Kanaya langsung mendongak dan menatapku tajam. Ia kemudian segera menghabiskan susunya. "Kuliah nanti, baru tahu rasa," balasnya ketus lalu bangkit dari kursi makan menuju pintu depan dengan menyampirkan ransel yang dipakainya."Oh ya Bu, Ayah mana? Kok tidak sarapan," tanyaku mulai memakan sarapanku."Ayahmu sudah tadi. Kelamaan tunggu kau selesai pakaian. Sekarang lagi ngobrol sama Evan di teras sambil minum kopi," balas ibu membuat mataku seketika terbelalak.Tanpa berbicara lagi, aku segera menghabiskan sarapanku dengan terburu-bu
Read more

12. Only Hope

Kegiatan sekolah semakin menumpuk. Tugas tanpa henti meski sudah mendekati ujian sekolah, les yang semakin rajin serta beberapa praktikum yang harus selesai sebelum ujian. Semua masalah akademik tersebut membuat usaha dan rencanaku untuk dekat dengan Evan menjadi terhambat. Disaat Evan mulai sedikit terbuka, dengan mengajakku sekadar makan bersama meski Kanaya terkadang ikut untuk menghilangkan rasa jenuhnya itu. Namun semuanya kembali renggang, karena jadwal sekolah serta bagaimana Evan terlihat sibuk dengan pekerjaannya. "Jadi kau masih saling mengirim pesan dengan Kak Kanaya?" tanyaku pada Deril yang kini duduk denganku di bangku dekat lapangan basket. Deril tertawa pelan. "Kau masih menganggapku mendekati kakakmu? Aku hanya pernah beberapa kali bertanya tentang kampus." "Lalu setelahnya saling komen lewat direct message instagram?" timpalku mengingat dengan jelas bagaimana Kanaya yang selalu meng
Read more

13. Double the Trouble

Kesibukan akan praktikum menjadikan hariku hampir tidak bisa bersantai. Belum lagi ujian nasional yang sebentar lagi akan berlangsung. Semua tentang akademik membuat kepalaku berat dan terasa pening. Namun kurasa semua anak kelas dua belas mengalaminya. Tidak terkecuali Deril yang mengajakku makan di kantin, hanya berdua."Dan sekarang orang-orang mulai akan semakin yakin bahwa kita berpacaran," ujarku lalu menyesap jus jeruk di hadapanku.Derik terkekeh pelan. "Ayolah Kiran, sebentar lagi masa SMA akan berakhir. Lupakan ucapan murid lainnya."Aku mengendikkan bahu samar. "Baiklah. Jadi rencanamu setelah lulus bakal kuliah?""Tentu saja. Kau sendiri, mau nikah?" tanya Deril balik dengan sebuah candaan.
Read more

14. It's Hurt, That's Love

Ketika duniamu mulai dipusingkan oleh persoalan akademik, tambatan hati yang ingin pindah kota dan pernyataan cinta belum kesampaian, maka hal-hal tersebut bertambah rumit ketika kakak perempuanmu hamil diluar nikah. Aku tidak pernah memperkirakan bahwa Kanaya akan melakukan tindakan berisiko. Padahal setahuku Kanaya adalah perempuan yang penuh pertimbangan matang, logis dan bukan tipikal yang bisa dipaksa. Namun ketika tidak seng
Read more

15. Risalah Hati

Rasa lelah untuk ujian nasional. Perasaan resah memikirkan Kanaya, serta patah hati mengingat penolakan Evan. Semua seolah bercampur dan bersatu dalam relung jiwaku. Benar-benar berat rasanya memikul semua itu.
Read more

16. Hari itu juga, Hati Kiran Meledak

Satu minggu berlalu sejak ujian nasional berakhir. Dalam kurun waktu sesingkat itu, banyak hal yang terjadi. Mulai dari Kanaya dan Irvan telah menikah secara agama dan pengantin baru tersebut tinggal di rumah orang tua Irvan sementara. Alasannya, karena ayah dan ibu ingin bersiap akan kepindahan mereka ke Bandung, daerah asal ibu.
Read more

17. Pindah Sekaligus Move On

Rencana pernikahan Evan, penolakan SNMPTN hingga usaha Kanaya untuk aborsi bahkan setelah menikah. Semua bagai mimpi buruk bagiku. Rasanya begitu berat menjalani hari-hariku, bahkan sekadar untuk bernapas. Namun hidup harus tetap berjalan dan dihadapi. Hari ini Evan resmi meninggalkan status sebagai tetanggaku. Lelaki itu datang ke rumah untuk berpamitan kepada orang tuaku, utamanya ayahku. Sedangkan aku hanya bisa mendengarnya da
Read more

18. Transisi Kiran

Untuk minggu pertama di Yogyakarta, aku benar-benar hanya mengunjungi tempat wisata, terutama yang paling ikonik adalah Candi Borobudur. Tatsuya benar-benar seperti tour guide untukku. 
Read more

19. Berkawan Dengan Kesendirian

Tahun berganti dengan cepat. Semester demi semester berlalu dengan cerita baru seputar kampus. Teman pada awal semester yang dekat, ada yang mulai merenggang karena kesibukan organisasi. Ada pula teman yang tiba-tiba hilang kabarnya, tanpa pernah terlihat lagi di kampus. Namun dari semua itu, ada Deril yang selalu rajin berkomunikasi denganku, meski lelaki itu jurusannya adalah
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status