Share

Nyawa Dibalas Nyawa
Nyawa Dibalas Nyawa
Penulis: Dzakiyah

Bab 1

Pada hari ketika aku menemani suamiku untuk pemeriksaan ulang dan mengetahui bahwa dia akan segera mendapatkan kembali penglihatannya, ibuku memanggilku pulang, dan menatapku dengan ekspresi dingin.

"Indah, kamu cerai saja dengan Rendra. Setelah kalian bercerai, Mella bisa menikah dengannya."

Aku tidak menjawab. Aku tidak menyangka ibuku bisa mengatakan hal seperti itu.

Melihat aku tidak setuju, ayahku menunjuk ke arahku dengan tatapan marah.

"Indah, jangan lupa bahwa Rendra sebenarnya adalah tunangan Mella. Apa kamu pantas menjadi Nyonya Saputra?"

"Jangan terus berada di posisi yang seharusnya bukan untukmu."

Aku menatap kedua orang tuaku, serta Mella yang bersembunyi di pelukan mereka dengan ekspresi lemah dan manja.

Aku merasa ini konyol.

Memang benar, Rendra awalnya bertunangan dengan Mella

Namun, ketika Rendra mengalami kebutaan mendadak, orang tuaku merasa tidak tega membiarkan Mella menikah dengan orang buta dan membatalkan pertunangan tersebut.

Siapa sangka selama dua tahun ini bisnis Keluarga Saputra semakin maju, sementara Keluarga Trisnata mulai mengalami kemerosotan

Dua tahun lalu, Keluarga Trisnata menghadapi krisis utang dan meminta bantuan kepada Keluarga Saputra.

Kebetulan, karena kebutaan, Rendra juga menderita alergi parah terhadap wanita.

Setiap kali ada wanita yang mendekatinya dalam jarak dua meter, dia akan mengalami ruam di seluruh tubuhnya dan merasa sangat tidak nyaman.

Satu-satunya wanita yang tidak membuatnya alergi adalah aku dan adikku.

Kami tumbuh besar bersama sejak kecil. Jadi, Rendra tidak mengalami reaksi alergi terhadap kami berdua.

Ketika Keluarga Saputra meminta Keluarga Trisnata untuk melanjutkan pertunangan, mereka tanpa ragu memilih untuk mengorbankan aku.

Aku dipaksa untuk menandatangani perjanjian pranikah dan menikah dengan Rendra.

Perusahaan ayahku menerima suntikan dana sebesar dua puluh miliar dari Keluarga Saputra, namun aku tidak mendapatkan uang mahar atau hadiah pernikahan sedikit pun.

Aku merasa seperti barang yang dibungkus dan dikirim ke rumah Keluarga Saputra.

Lucunya, setelah tinggal di rumah keluargaku selama dua puluh tahun, barang-barang milikku bahkan tidak cukup untuk mengisi satu koper.

Dikarenakan Keluarga Trisnata sebelumnya membatalkan pertunangan, ayah dan ibu mertuaku tidak menyukaiku.

Di mata mereka, aku hanyalah alat yang mereka beli dari Keluarga Trisnata untuk melahirkan penerus bagi Rendra.

Terlebih lagi, Rendra hanya menganggapku sebagai pengganti Mella.

Padahal, Mella tidak mau menikah dengannya karena dia buta.

Bahkan saat kami sedang berhubungan intim, dia terus menyebut nama Mella.

Di Keluarga Saputra, aku adalah pengasuh 24 jam untuk Rendra, yang melayani semua kebutuhannya sepanjang hari.

Semenjak dia buta, emosinya menjadi sangat tidak stabil.

Dia suka menghabiskan sepanjang hari di kamarnya, dan merokok untuk menenangkan diri.

Saat aku membantunya berpakaian dan makan, dia sering tiba-tiba menekan puntung rokok ke arahku.

Terkadang, rokok itu hanya membuat pakaianku berlubang, dan terkadang meninggalkan bekas luka bakar di tubuhku.

Aku bahkan tidak bisa menghitung berapa banyak bekas luka bakar di tubuhku.

Terkadang luka baru akan menumpuk dengan luka lama, lalu membentuk bekas luka baru.

Mengeluh?

Tentu saja aku ingin mengeluh, tetapi aku tidak berani mengatakannya, karena tidak ada yang akan membantuku.

Melawan?

Tentu saja aku ingin, tetapi jika aku melawan, Keluarga Saputra bisa menghancurkan Keluarga Trisnata kapan saja.

Tujuanku dikirim ke Keluarga Saputra adalah untuk menyenangkan Rendra dan Keluarga Saputra, bukan?

Aku masih ingat pertama kali Rendra menekan puntung rokok ke kulitku, aku menangis dan menelepon ibuku, memberitahunya bahwa aku takut dan sangat kesakitan.

Namun, dia malah memarahiku lewat telepon.

"Indah, mungkin suasana hati Rendra sedang nggak baik. Sudah tahan saja, jangan sampai membuat Keluarga Saputra marah."

Baiklah, aku akan menahannya.

Aku menjalani peranku dengan penuh kesabaran dan tanpa mengeluh.

Di depan orang lain, aku adalah Nyonya Saputra yang dihormati, tetapi di belakang mereka, aku adalah boneka yang disiksa sesuka hati oleh Rendra.

Aku sudah lama menikah dengan Rendra tetapi belum hamil juga, dan setiap kali bertemu, ibu mertuaku mengejekku seperti ayam betina yang tidak bisa bertelur.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rine Santaim
Cerita menarik. Mudah difahami.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status