Hanya aku yang tahu bahwa Rendra tidak pernah menginginkan aku untuk melahirkan anaknya.Pada hari pertama dia memutuskan untuk menyentuhku, dia memanggil dokter pribadi secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya untuk melakukan implan kontrasepsi padaku.Aku alergi terhadap bahan silikon dari implan tersebut, sehingga lengan kiriku yang ditanamkan implan itu terus-menerus mengalami kemerahan ringan dan gatal yang tak tertahankan.Namun, Rendra hanya peduli pada dirinya sendiri, tanpa memperhatikan kondisi tubuhku.Khawatir ketahuan oleh orang tuanya, Rendra tidak mengizinkanku untuk melepas implan tersebut, jadi aku hanya bisa menahannya.Tiga bulan kemudian, rasa gatal itu hilang, tetapi lengan kiriku membengkak, dan akhirnya aku pingsan di rumah Keluarga Saputra.Aku mendengar suara ambulans datang dan dokter mengatakan bahwa karena alergi parah, tubuhku melawan implan tersebut hingga menyebabkan kebocoran cairan obat di area penyimpanan.Tubuhku menyerap terlalu banyak caira
Jika aku tidak menjalani operasi pengangkatan setengah paru-paru, aku hanya memiliki waktu beberapa bulan lagi untuk hidup.Namun, dengan paru-paruku yang tersisa setengah, berapa lama lagi aku bisa hidup?Saat aku memegang hasil diagnosis dan ragu apakah harus memberitahu ayah dan ibuku, mereka justru meneleponku lebih dulu dan memintaku untuk pulang ke rumah.Setelah empat tahun, ini adalah pertama kalinya mereka memintaku pulang. Aku sangat gembira, dan berpikir bahwa orang tuaku akhirnya mengingatku.Tidak pernah kubayangkan, kalimat pertama yang aku dengar dari orang tuaku ketika pulang adalah permintaan mereka agar aku bercerai.Mereka bahkan memintaku untuk menyerahkan suamiku kepada adikku.Aku menatap keluarga kecil di hadapanku dan merasa sangat asing.Dulu, orang tuaku juga pernah memanjakanku saat aku masih kecil. Kapan semuanya mulai berubah?Aku melihat tatapan Mella yang penuh dengan ejekan,Tiba-tiba aku teringat bahwa orang tuaku berubah sejak melahirkan dia.Sejak har
Nada bicara Rendra sangat datar, seolah-olah aku hanyalah alat di sisinya selama dua tahun terakhir ini.Begitu tidak berguna, dan sudah saatnya diganti.Aku tersenyum sambil menyimpan cek dan kunci itu. Kemudian aku menandatangani surat cerai, menyimpan bagianku, dan mengembalikan bagian Rendra kepadanya.Keluargaku hanya memaksaku bercerai tanpa sedikit pun memikirkan diriku, sementara Rendra masih ingat untuk memberiku sedikit kompensasi atas jerih payahku selama dua tahun merawatnya.Rendra tidak menyangka aku akan secepat itu menyetujuinya.Dia tampak sedikit bingung saat menerima surat cerai, tetapi aku tidak peduli dan mulai mengemas barang-barangku.Aku datang tanpa membawa banyak barang, begitu pun aku pergi.Semua pakaian, tas, dan perhiasan yang diberikan oleh Rendra dan keluarganya setelah pernikahan, tidak aku ambil.Aku hanya membawa barang-barang pribadiku dan beberapa pakaian yang aku beli sendiri, yang muat dalam satu koper.Tidak sampai setengah jam, aku sudah mengema
Ken adalah mantan pacarku.Dulu, aku dan Ken sudah merencanakan pernikahan. Bahkan bisa dibilang dia adalah tunanganku.Jika bukan karena harus menggantikan Mella menikah dengan Rendra, orang tuaku tidak akan memisahkan kami secara paksa dan membuatku berpisah dengan Ken.Aku menoleh dan melihat Mella tersenyum sambil mencoba meraih tangan Ken, tetapi Ken menghindar.Namun, Mella tidak mempermasalahkannya. Dia menatap Ken dengan mata berbinar.Kenangan demi kenangan kembali muncul dalam pikiranku, dan aku tiba-tiba menyadari bahwa Mella menyukai Ken.Pantas saja, saat aku hampir lulus dulu, Mella bersikeras untuk masuk ke sekolahku hanya untuk menggangguku.Saat itu, aku dan Ken sedang sibuk magang dan mencari pekerjaan sehingga kami tidak banyak waktu untuk mempedulikannya.Namun, karena dia adalah adikku, aku tidak bisa menghindar sampai akhirnya dia bertemu dengan Ken di sekolah.Setelah itu, di manapun kami berada, baik saat kami berjalan bersama di lapangan olahraga, membaca di pe
"Nggak bisa! Pernikahan ini nggak boleh ditunda. Kamu harus cepat menikah dengan Rendra dan segera punya anak untuk memastikan kestabilan Keluarga Trisnata. Mengerti?""Mella, Ayah nggak peduli kamu suka bermain-main, tapi kamu harus menikah dengan Rendra!""Jangan memberi tahu siapa pun tentang kematian Indah, cukup kita sekeluarga saja yang tahu."Nada bicara ayahku sangat tegas hingga Ibu dan Mella tidak berani membantahnya.Mella merasa kesal dan langsung masuk ke kamarnya dengan marah. Aku pun terpaksa mengikutinya.Dari awal hingga akhir, tidak satu pun dari mereka bertiga mengucapkan kata-kata perhatian untukku.Baru sekarang aku menyadari bahwa di mata mereka, aku tidak berarti apa-apa.Sia-sia saja aku berpikir mereka akan meneteskan air mata untukku, ternyata itu hanya harapanku yang berlebihan.Jika aku masih hidup, mungkin hatiku akan sangat sakit, tetapi aku sudah meninggal.Saat kekecewaan sudah menumpuk di dalam dada, seseorang akan menjadi kebal terhadapnya, dan aku ras
"Aku bukan adikmu! Selama dua tahun ini, aku sudah melakukan segalanya untuk menunjukkan perasaanku padamu, tapi kamu sama sekali nggak peduli padaku. Tapi setiap kali aku menyebut nama Kak Indah, nggak peduli seberapa sibuk kamu, kamu selalu muncul di hadapanku untuk mencari tahu kabarnya.""Hanya dengan menyebut nama Kak Indah, aku bisa bertemu denganmu. Kenapa kamu begitu kejam padaku?"Ekspresi Ken tidak berubah, dia hanya berkata dengan tenang."Di hatiku hanya ada Indah. Kalau kamu merasa terganggu karena aku sering menanyakan kabarnya, aku minta maaf. Aku nggak akan lagi mencari tahu tentang Indah darimu. Selamat tinggal!"Mendengar kata-kata Ken, hatiku terasa pedih. Tanpa sadar, aku mendekatinya dan ingin menyentuh wajahnya.Aku melihat dengan mata kepala sendiri tanganku menembus wajah Ken, baru kemudian aku ingat bahwa aku sekarang tidak memiliki tubuh fisik, hanya roh yang tersesat.Aku melayang di depannya, mengamati garis wajahnya dengan saksama, dan berharap aku bisa men
Pasangan yang membawa kotak itu juga sangat aneh, mereka tidak pergi tetapi menunggu Ken sepanjang hari.Setelah Ken tersadar, kata-kata yang mereka ucapkan tidak hanya mengejutkan Ken, tetapi juga mengejutkanku.Pria paruh baya yang tampak ramah itu berkata."Halo Ken, aku adalah ayah kandung Indah, namaku Sandi, kamu bisa memanggilku Paman Sandi.""Dan dia adalah ibu kandung Indah, namanya Lydia, kamu bisa memanggilnya Bibi Lydia.""Semuanya salah kami. Kami datang terlambat, kami tidak sempat bertemu dengan Indah, kami ... kami ...."Pasangan yang mengaku sebagai orang tua kandungku ini mulai terisak-isak dan perlahan menceritakan seluruh kejadian yang sebenarnya.Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, setelah ibuku melahirkanku, dia membawaku pulang ke kampung halaman untuk berkunjung.Dalam perjalanan, terjadi kecelakaan. Dia pingsan, dan setelah sadar, dia tidak bisa menemukanku.Sementara itu, aku dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dan akhirnya dikirim ke panti asuhan.K
Ayahnya berkata dengan tegas, "Mella, apa kamu bilang? Kamu baru saja menikah dengan Rendra, jadi tetaplah di Keluarga Saputra. Kami baru saja memulai proyek baru yang penting, jadi jangan buat masalah!"Mella ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi telepon sudah terputus, dan hanya ada nada sibuk.Mella terdiam dengan wajah bingung.Saat dia masih tertegun, pelayan berdiri di pintu dan memintanya turun untuk makan.Dia hanya bisa merapikan pakaiannya dan pergi ke ruang makan.Keluarga Saputra sudah duduk di meja makan menunggunya, tetapi Mella bisa merasakan bahwa tatapan ayah dan ibunya Rendra padanya berbeda.Rendra pasti sudah memberitahu orang tuanya bahwa dia tidak lagi perawan, dan mereka merasa tidak senang.Mella tetap diam dan fokus pada makanannya agar tidak menarik perhatian.Setelah makan, ibunya Rendra memanggil Mella dan memintanya belajar pijat.Mella, yang masih merasa dirinya adalah putri kesayangan Keluarga Trisnata, langsung menolak."Aku bukan tukang pijat, kenapa ak