Ia memang lelah, tapi—.
“Aku lapar.”
Eh! Xue Yao mengerjap. Lapar? Batinnya membeo. Dan ia teringat pada makanan yang ia bawa dari dapur. Xue Yao menyeringai nakal.
Xue Yao turun dari ranjang, melangkah ke lemari, mengambil bajunya dan baju untuk Xue Ling juga.
“Berapa banyak pakaian yang sudah kau buatkan untukku?”
Xue Ling bergegas berpakaian. “Sepertinya sudah 8 pasang.”
Xue Yao duduk di depan meja, menyangga dagunya dengan satu tangan, menatap Xue Ling yang sedang berpakaian membuat gadis itu tersipu malu. Xue Yao tersenyum puas dan bahagia. “Apa rencanamu dengan pakaian itu?”
Xue Ling menyusul Xue Yao, mereka duduk berhadapan. “Mengirimnya ke ibu kota, tentu saja.”
Tatapan Xue Yao terpaku pada Xue Ling. Xue Ling makan dengan lahap meskipun makanannya sudah dingin. Tapi, sejak kecil memang Xue Ling tidak pernah rewel jika menyangkut makanan. Apapun asalkan da
“Kalau aku tidak apa?” potong Xue Yao cepat. Tatapan lembut. “Mencumbumu?”“Hentikan!” protes Xue Ling sambil mendorong Xue Yao. Xue Yao tidak bergeming.“Tapi aku suka sekali mencumbumu?” bisiknya penuh gairah. “Kau sudah makan, aku juga sudah tidak lelah. Apakah—“Benar-benar mesum. Xue Ling memukul dada Xue Yao kesal dan malu.Xue Yao tersenyum. Mengecup kening Xue Ling. “tapi itu bisa menunggu. Sekarang yang harus kita lakukan adalah segera menikah.”“Aku tidak mau menikah!”“Kenapa?”“Pokoknya tidak mau!”“Beri aku alasan. Dan sebaiknya alasanmu bagus. Jangan membuatku kesal dan marah.” Ancam Xue Yao. ““Karena aku yakin, kau ingin menikahiku hanya karena ingin membujukku pulang, bukan?“Xue Yao terperanjat. “Apa yang membuatmu berpikir begitu. Bukankah sudah ku
Xue Yao tidak dapat membantah. Xue Ling benar. Tidak dapat dimaafkan. Xue Yao menatap Xue Ling lalu memeluknya dengan erat. “Maafkan aku.” Bisiknya pelan. “Kurasa aku pantas dimaafkan. Tidak mungkin, bukan, hanya karena kebodohanku yang itu, kau melupakan semua hal yang kulakukan untukmu?” pembelaan diri yang sangat lemah, namun Xue Yao tidak dapat menemukan pembelaan diri yang lebih baik. Xue Ling adalah gadis yang penuh belas kasih, baik hati dan selalu patuh padanya.“Aku begitu patah hati saat Tuan Muda mengenalkan nona Mo Fan Wan. Bisakah Tuan Muda bayangkan perasaanku saat itu?”Xue Yao mengutuk dirinya sendiri. “Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi.”“Jangan memberi janji yang tidak dapat ditepati!”“Aku bersungguh-sungguh. Tunggu sebentar—“ Xue Yao melepaskan pelukannya, ia melangkah ke tempat Panah Kometnya, membuka tutupnya dan mengambil sesuatu di dalamnya. Ia
Xue Yao berkedip. Entah apa yang akan terjadi padanya jika ia tidak menemukan Xue Ling. Mungkin ia sudah mati. Karena saat itu ia sudah bertekad untuk mati. Xue Ling lah yang menyelamatkannya. “Justru aku yang beruntung menemukanmu. Kau menyelamatkan aku.”Xue Ling menatap tak mengerti.“Orang tuaku mati terbunuh oleh perampok yang datang ke desa. Mereka membantai penduduk desa. Saat aku menemukanmu, aku sedang memegang pedang dan berniat untuk mati membalas kematian orang tuaku pada para perampok itu. Saat itu aku baru berumur sembilan tahun. Anak tunggal.”Xue Ling membayangkan Xue Yao yang sedang berdiri memegang pedang, berlumuran darah ayah ibunya, matanya penuh tekad untuk mati membalaskan dendam.Xue Ling menyentuh wajah Xue Yao. “Saat itu Tuan Muda pasti sangat sedih.”Xue Yao menerawang mengingat saat yang menyedihkan itu. “Aku marah. Marah pada dunia yang begitu kejam. Lalu aku mendengar tangisanm
Xue Ling bergerak gelisah. Xue Yao mengeratkan genggamannya.Lu Jin tersenyum menatap Xue Ling. “Hari sudah hampir gelap. Kau tidak keluar kamar seharian, membuatku cemas. Aku sudah menyuruh Yao-Yao menyiapkan makan malam. Pergilah ke halaman depan, Qinan sejak pagi menunggumu.”Qinan? Xue Yao mengerutkan kening. Terdengar seperti nama pria.“Qinan?” gumam Xue Ling lalu mata gadis itu membelalak. Ia menutup mulut dengan satu tangan. Hari ini dia berjanji akan menemani pria itu mencari bunga api di tebing sebelah barat kuil.“Tuan Muda, bisakah kau menungguku sebentar? Ada yang harus kulakukan.” Xue Ling melepaskan genggaman tangan Xue Yao tapi Xue Yao tidak membiarkannya. Xue Ling mendongak menatap Xue Yao. “Tuan Muda, tolonglah. Aku sudah berjanji akan membantunya. Qinan, dia temanku. Adiknya sakit dan membutuhkan bunga api. Beberapa hari yang lalu aku melihat bunga api di tebing sebelah barat—“
Xue Yao melihat tempat yang ditunjuk oleh Xue Ling. Ia melihat bunga yang dimaksud oleh Xue Ling.Xue Ling melangkah maju, menarik Qinan ke sisinya. “Ada di sana, Qinan…. Perhatikan baik-baik!”Tubuh Xue Yao menegang. Ia menarik kerah belakang baju Xue Ling, menarik gadis itu kembali ke sampingnya dan memeluknya.Qinan melotot pada Xue Yao yang dibalas Xue Yao hanya dengan mengangkat satu alisnya. “Pergilah sebelum aku marah.” Kata Xue Yao pelan.Xue Ling melotot pada Xue Yao lalu menoleh pada Qinan. “Jangan dengarkan dia.” Xue Ling melepaskan pelukan Xue Yao lalu melangkah ke samping Qinan kembali. Tidak memperdulikan Xue Yao. “Jika kita melewati tepian itu,” Xue Ling menunjuk retakan tebing yang sedikit menonjol. “kurasa kita bisa menjangkau bunga api itu.”Membayangkan Xue Ling berjalan di jalan sesempit itu membuat Xue Yao ngeri. Ia begidik.“Tidak boleh!” Xue
“Adiknya begitu manis dan baik hati, namanya Qin Yiren. Dia mempunyai lesung pipi. Saat berumur sembilan tahun, dia terjatuh dan kakinya menjadi lumpuh. Keluarganya sudah membawanya berobat kemana-mana. Lalu ada seorang tabib yang sangat hebat, dia bilang dapat menyembuhkan Qin Yiren, tapi tabib itu bilang bahwa ia membutuhkan bunga api. Aku begitu menyukai Qin Yiren. Sungguh sangat di sayangkan jika Qin Yiren tidak dapat berjalan kembali.”Xue Yao masih cemberut. Selalu saja memikirkan orang lain.“Bukankah ini takdir? Bunga api itu ada di seberang jurang, dan kebetulan aku bisa menjangkaunya!” wajah Xue Ling begitu antusias.Xue Yao menghela napas. Sungguh tidak masuk akal. “Dengar! Kau pikir tabib macam apa yang berkata bahwa sebuah bunga dapat menyembuhkan kelumpuhan?”“Tentu saja tabib yang—““Tidak ada!!!. Hanya penipu yang dapat menjanjikan hal yang tidak masuk akal!” Xue Yao
Xue Yao menatap Xue Ling yang sedang menikmati keindahan bunga teratai di depannya. Wajah gadis itu bersinar lembut. Memancarkan aura kecantikan yang memukau. Xue Yao mengikuti pandangan Xue Ling dan baru menyadari bahwa bunga-bunga teratai yang sedang bermekaran itu terlihat seolah-olah sedang menatapnya. Xue Yao menyipitkan matanya, lalu ia melihatnya. Banyak pasang mata kecil yang sedang menatap padanya dengan antusias. Mata-mata itu terkejut karena Xue Yao dapat melihat mereka. Mata-mata itu bergerak gelisah dan secara bersamaan bergerak menghilang. Air kolam beriak. Daun-daun dan bunga-bunga teratai itu bergerak liar mengikuti riak-riak air kolam yang bergejolak tiba-tiba.Peri air?Xue Yao ingat ia pernah membaca sebuah buku tentang makhluk-makhluk supranatural di perpustakaan akademi saat sedang mencari buku tentang kultivasi ilmu pedang. Peri air menurut buku itu, adalah makhluk supranatural yang sering menumpang hidup pada bunga-bunga yang hidup mengambang di
Xue Yao tertegun.“Tuan Muda, mereka bersenandung untukmu!” seru Xue Ling antusias.Bersenandung? Bukankah mereka sedang berbicara dengannya?“Yang Mulia? Siapa yang kalian panggil Yang Mulia?” Xue Yao bahkan tidak tahu jika dirinya dapat berkomunikasi dengan para peri itu. Seolah-olah, di dalam dirinya, berkomunikasi dengan makhluk-makhluk supranatural adalah hal yang biasa ia lakukan.Para peri saling pandang. Mereka tidak mengerti. Lalu salah satu peri maju dengan takut-takut, ia menunduk tidak berani menatap Xue Yao. “Tentu saja Anda, Yang Mulia Dewa Agung. Kami—“Dewa Agung?“Pergi!”Serentak kepala-kepala peri itu melihat ke arah asal suara itu. Mereka terbeliak kaget lalu seketika langsung menghilang dari hadapan Xue Yao, menyisakan air kolam yang bergejolak.Xue Yao dan Xue Ling menoleh bersamaan.Pria itu tinggi dan berambut
“Apa maksudmu?” Xue Yao berkata dengan kesal. “Semua itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku punya aturan seperti itu? Langit kesepuluh! Hah! Hah! Benar-benar konyol!” Xue Yao menoleh pada Xue Ling dan menunjuk pada Huǒ niǎo. “Kau tidak dapat melihatnya, bukan?”Xue Ling menatapnya seolah-olah dia sudah gila. “Tentu saja aku melihatnya, Tuan Muda. Sejak tadi burung api ini mendekati kita sampai akhirnya berjalan bersisian dan memberikan kita cahayanya sehingga kita dapat melihat di tempat yang mulai gelap ini. Apakah Tuan Muda tidak sadar jika matahari sudah tenggelam? Aku tidak mengatakan apapun pada Tuan Muda karena aku melihat Tuan Muda baik-baik saja saat burung api ini mendekati kita, jadi aku menyimpulkan bahwa dia tidak berbahaya.”Xue Yao terkejut mendengar jawaban Xue Ling. Ia menoleh pada burung dengan tatapan bertanya.‘Ada alasan mengapa Tuan Li Jun berusaha menahan gadis itu untuk terus tinggal.’Satu alis Xue Yao terangkat.Burung itu menggelengkan kepalanya. ‘Tidak dap
Sekejap, Xue Yao melihat Xue Ling terlihat memudar seolah-olah gadis itu akan menghilang di depan matanya dan ia tidak akan pernah melihatnya lagi.Deg!!! Xue Yao mendengar jantungnya berhenti berdetak.Xue Yao meraih Xue Ling dengan sangat cepat, membuat Xue Ling terlonjak kaget dan cahaya di tubuh gadis itu memudar dengan cepat. Xue Yao menghela napas lega. Pria itu memeluk Xue Ling dengan erat.Xue Ling bingung. Gadis itu meletakkan tangannya di punggung Xue Yao dan menepuk pelan. Tidak tahu harus apa.“Kenapa?” bisik Xue Ling pelanXue Yao tidak menjawab. Ia sibuk mengatur napas. Jantungnya berdetak dengan cepat. Ia bahkan tidak dapat menjelaskan apa yang dilihatnya pada Xue Ling.Perlahan-lahan Xue Yao melepaskan pelukannya pada Xue Ling, ia menyentuh pipi gadis itu dengan penuh perasaan dan mencium pipi gadis itu dengan lembut. Lalu menatap mata gadis itu dan menjawab lembut. “Tidak apa-apa.” Katanya “Aku hanya ingin memelukmu saja.”Xue Ling menatap Xue Yao dengan tatapan tidak
“Pernikahan Tuan Muda.” Jawab Xue Ling pelan. “Baiklah—awas langkah kakimu!” kata Xue Yao cepat saat mereka melewati tangga yang penuh dengan tonjolan tidak rata. Xue Yao berbalik dengan cepat untuk memegang lengan Xue Ling, mencegahnya jatuh. Refleks Xue Ling melihat kebawah, hampir saja ia tersandung. “Ada apa dengan pernikahanku?” Tanya Xue Yao kemudian. Setelah ia yakin Xue Ling aman, mereka melangkah turun kembali. “Mereka sedang memperdebatkan siapa yang pantas menjadi istri Tuan Muda.” Xue Yao mengangkat satu alisnya sambil meniup rambut yang menutupi mata. “Siapa menurut mereka yang pantas aku nikahi?” Wajah Xue Ling berubah mendung. “Menurut Kakak Pertama, Nona Mo Fan Wan adalah pilihan yang paling tepat. Tapi Kakak Kedua dan Kakak Keduabelas tidak setuju. Kakak Ketiga berkata bahwa Tuan Putri adalah pilihan yang paling tepat, apalagi dengan Tuan Muda sebagai pelindung Ibukota. Kakak Ketiga berkata bahwa jika Tuan Muda menikah dengan Tuan Putri maka kelak jika Kaisar men
Xue Ling berdiri, diikuti oleh Xue Yao, setelah Chunhua mendekat Xue Ling berkata. “Terima kasih atas sarapannya. Kami sangat menikmatinya.”Chunhua membungkukkan badannya. “Senang mendengar bahwa Nona dan Tuan Muda menikmati makanan yang kami hidangkan.”Xue Ling tersenyum. “Kami harus pergi. Bisakah kau menyampaikan rasa terima kasihku pada Tuan Li Jun?”“Tentu, Nona.”“Bisakah kau menunjukkan padaku jalan mana yang harus aku lalui untuk keluar dari Gunung ini?”Chunhua terlihat bimbang, tapi hanya sebentar. “Di jalan masuk yang Nona lalui semalam, ada tangga batu yang mengarah ke lembah, tapi Tuan Muda dan Nona harus berhati-hati saat melewati lembah.”“Kenapa?”“Lembah Gunung ini dihuni oleh banyak siluman.”Xue Ling menoleh menatap Xue Yao, pria itu mengangguk menenangkan.“Ada jalan setapak di lembah. Jalan setapak itu akan membawa Tuan Muda dan Nona melewati hutan yang sangat lebat, jika Tuan Muda dan Nona mengikuti jalan setapak itu Tuan Muda dan Nona dapat keluar dari Gunun
“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?” “Mungkin tiga hari.” “Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?” “Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.” Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?” Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah
“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?”“Mungkin tiga hari.”“Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?”“Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.”Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?”Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah satu
Xue Yao menoleh pada Chunhua, menyuruh pelayan itu untuk pergi.“Hari itu dimulai dengan pagi yang manis. Matahari bersinar dengan penuh kehangatan setelah malam hampir berhasil membuatku beku.”Tangan Xue Yao terkepal mendengarnya. Jadi malam itu racun dinginnya kambuh. Dan Xue Ling tidak mengatakan apapun padanya.“Beberapa hari sebelumnya aku sudah mengurus semua keperluan pernikahan. Semuanya dengan kualitas yang terbaik. Karena itu untuk Tuan Muda. Aku yakin hari itu semua akan berjalan sesuai rencana. Tuan Muda terlihat begitu bahagia saat bertanya padaku tentang jika Nona Mo Fan Wan menjadi Nyonya Rumah. Saat itu kupikir tidak apa-apa jika aku tidak ada di sana. Bukankah Tuan Muda sanggup hidup tanpa kehadiranku selama di gurun pasir?” kata-kata itu terdengar seperti pernyataan yang sedang dikatakan untuk menyakinkan dirinya sendiri. “Saat aku membawa pergi Payung Hitam, hatiku merasa sangat pedih melihat Golok Penebang tergantung sendirian. Tapi saat itu kupikir, paling tidak
Pakaian yang tersedia sangat pas di tubuh pria itu. Xue Yao membuka pintu dengan satu tangan sedang berusaha mengikat rambutnya. Gerakan pria itu berhenti saat ia mendapati Xue Ling sedang berdiri di depannya. Segar dan begitu cantik dalam balutan gaun berwarna merah muda pucat.“Wah—lihatlah dirimu!” seru Xue Yao terpukau. “Aku hanya tidak melihatnya sebentar, kau sudah berubah memukau seperti ini.”Xue Ling tersenyum lebar. “Lihatlah dirimu, Tuan Muda. Bahkan dengan rambut yang kau ikat asal-asalan seperti ini kau tetap terlihat gagah. Kau membuatku merasa iri.”Xue Yao tertawa senang. “Semakin pandai menjawab, ya!”Xue Ling mengangguk penuh semangat. “Aku mengatakan kenyataan.” Xue Ling menyentuh pinggiran baju Xue Yao dengan lembut. Lalu gadis itu berpaling pada Chunhua. “Tidak adakah pakaian yang dapat membuatnya tidak setampan ini? Pikiranku tidak tenang jika harus keluar dengannya jika—“ Xue Ling menunjuk pada Xue Yao. “dia setampan ini.”Xue Yao merangkul Xue Ling sambil terta
Perjamuan malam di kediaman Tuan Putri? Ah—Xue Yao ingat. “Itu karena aku menyembunyikanmu di belakang punggungku. Aku tidak mau mereka melihat betapa mempesonanya dirimu dalam balutan gaun berwarna gading itu. Wah—aku sampai menahan napas saat kau keluar dari kamar, kupikir ada seorang dewi turun ke bumi.” Xue Yao meletakkan tangan di dadanya. “Jantungku berdebar sangat kencang saat itu.”Tawa Xue Ling pecah mendengarnya. Sekarang ia ingat. Ya—Xue Yao memang tidak membiarkannya berjalan di samping pria itu. Bahkan saat ia duduk pun, Xue Yao berusaha menghalangi pandangan para tamu undangan sehingga tidak satupun yang memperhatikan kehadirannya waktu itu.Yang tidak Xue Yao sadari saat itu adalah pandangan Pangeran Negeri Cahaya yang terpaku pada Xue Ling sejak gadis itu melangkah memasuki ruangan perjamuan tidak berkedip sama sekali.“Jadi?—adakah yang kau inginkan untuk kujadikan sebagai mahar pernikahan?”Xue Ling menggeleng. “Aku sudah punya semua.”“Oh—ayolah. Tentu tidak bisa be