Share

82. Memeriksa Hati

Tak kuasa mengejar panorama swastamita, luruh kecewa menatap gemintang di cakrawala. Binar tersulut cahaya kecil beriak di samudera. Menghangat daksa bersisian menjejak buliran pasir yang turut menggelap di kala malam meraja. Tak pupus lengkung bulan sabit yang mengambil tempat di raut wajah sang pemuja.

Zee sempat kecewa karena melewatkan lukisan senja di tepian pantai. Karena Zeino terlambat dari jadwal yang telah mereka susun sehari sebelumnya. Sebagai gantinya, Zeino mengajak Zee untuk menyusuri pantai setelah mereka menyantap makan malam di sebuah restoran yang tak jauh dari sana. Cuaca yang cerah membuat mereka melihat gugusan bintang yang berkelap-kelip di langit yang kelam.

Hempasan ombak yang pecah di bibir pantai membawa serta angin malam yang dingin. Zee merapakat jaket Zeino yang terlampir di pundaknya.

“Kalau kamu kedinginan, kita kembali ke mobil saja, Zee,” ajak Zeino yang disambut gelengan gadis itu.

“Di resort lebih dingin dari ini. A

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status