Share

81. Pilihan Kedua

“Maaf Pak Handoko. Ada sedikit lagi proses turun waris yang belum selesai. Maklumlah, Pak. Kami keluarga besar dan tinggal berbeda-beda kota.”

“Kami juga minta maaf, Bu Mauren. Tenggat waktu penentuan lokasi dan bangunan sangat penting. Kami juga punya target dan persyaratan yang harus dipenuhi dari pemegang lisensi. Semakin mundur, akan sangat merugikan. Bisa-bisa didahului oleh pengajuan pengusaha yang lain.”

Mauren tak mampu lagi berkata-kata. Kandas segala harapnya. Sangat jelas dia tak bisa membujuk Handoko untuk mengulur waktu.

“Baiklah. Sepertinya cukup pertemuan kita hari ini, Bu Mauren. Sayang sekali kita tidak bisa melakukan jual beli. Kami permisi.”

Udara kota yang terletak di pinggir pantai itu semakin terasa panas. Hembusan angin laut yang tertiup ke daratan tak sanggup menurunkan suhu yang meninggi, apalagi suhu hati Mauren saat ini. Wanita itu hanya bisa menatap kepergian Handoko beserta beberapa pegawainya dan juga Zeino yang telah dib

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status