Share

Puncak Tertinggi Mencintai

Bab.19 Puncak Tertinggi Mencintai

“Agung aku mau bicara serius.” Nisa membuka mulut kembali. Kali ini dia harus bisa mengatakan pada Agung.

“Jangan membicarakan hal yang tidak ingin aku dengar dari mulut kamu secara langsung.”

Tersentak Nisa mendengar ucapan Agung. Ditatapnya lekat pria yang kini menyandarkan punggung di bangku taman. Agung tidak melihat ke arah Nisa, pandangan pria itu lurus ke depan. Entah pada jalanan kota atau pada para pejalan kaki di trotoar. Entah, Nisa tak ingin tahu lebih. Yang dia tahu, Agung seperti menahan rasa sakit yang mendalam.

“Apakah kalian melakukan itu atas dasar suka sama suka? Atau salah satu dari kalian ada yang memaksa? Katakan Nisa, katakan saja.” Agung bertanya dengan nada datar. Padahal hatinya bergemuruh.

Demi apa, dari mana berita itu sampai ke telinga Agung sebelum Nisa memberi tahu. Nisa merasa udara di taman kota sore itu lebih panas. Tubuhnya mulai berkeringat, padahal angin sepoi bergerak melintas. Rambut panjang Nisa tersibuk karena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status