Share

Lukisan untuk Nisa (a)

Bab.22 Lukisan untuk Nisa

“Ryan...Ryan. Kamu tidak peka dengan perasan wanita.” Nisa berdiri lalu berjalan ke dekat sofa, mengambil tas yang dia letakkan di atas meja.

“Benar. Jika saya waktu itu peka. Saya tidak akan kehilangan istri saya.”

“Lisa mencintai kamu.”

“Dan saya mencintai kamu.” Ryan bangkit dan bergerak mendekat kepada Nisa.

Nisa menunduk. Untuk pertama kalinya dia mendengar kata cinta terucap dari bibir Ryan. Tidak! Itu pasti hanya omong kosong pria di depannya.

“Katakan sekali lagi. Saya ingin mendengarnya.” Nisa memberanikan diri menatap mata Ryan.

Ryan menelan ludah. Tidak semudah itu mengatakan perasan kepada Nisa. Tadi dia hanya keceplosan. Ryan menggeleng pelan.

“Mari saya antar lihat-lihat ke bawah.” Ryan mengalihkan pembicaraan.

Nisa tersenyum sinis. Benar dugaannya, itu hanya omong kosong Ryan.

“Saya boleh ambil foto Zora?”

“Jangan. Nanti Anda menculik dia.”

Nisa menginjak kaki Ryan dengan keras.

“Ya sudah. Tapi awas kalau Anda menculik anak gadis saya.”

“Di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status