Home / Romansa / ZONA MANTAN / 26. Buah dari Kegilaan (2)

Share

26. Buah dari Kegilaan (2)

Author: naftalenee
last update Last Updated: 2022-10-26 07:11:37

Martin sudah mengomeli Danis hingga mulutnya berbusa sejak ia melihat sahabatnya menyeduh kopi dengan tenang di dapur apartemennya. Itu karena Danis bercerita tentang apa yang telah ia putuskan untuk ia lakukan terkait kehebohan semalam yang tak terkendali.

“Lo udah gila,” tukas Martin dengan mata membelalak begitu lebar. “Lo mau ngikutin sandiwara gila Juju?”

Danis merenung sejenak sebelum menjawab, “Gue nggak bisa diam aja. Foto sama video gue sama Juda semalam udah nyebar ke mana-mana. Buat gue, ini mungkin nggak terlalu jadi masalah. Karena gue bisa tinggal balik ke Belanda. Tapi gimana sama Juju? Ngebiarin dia nanggung ini sendirian?”

“Juju yang bertindak gila. Tentu aja dia yang harus nanggung akibatnya!” geram Martin.

“Gue nggak bisa ngebiarin Juju sendirian nanggung masalah ini,” ujar Danis yang kemudian menyeruput kopi hitamnya yang pekat dengan santai.

Martin kesal sekali. Tampak tergambar di wajah kuyunya−ia belum sempat cuci muka setelah bangun tidur.

“Gue tahu, ini mungki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ZONA MANTAN   27. Menghadapi Kekacauan

    Juda sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk kembali bertemu dengan Danis setelah kegilaannya semalam. Tidak hanya karena apa yang terjadi saat mereka berada di dalan ballroom hotel, tapi juga saat mereka berdua kabur dari acara reuni dan bicara di luar. Saat di dalam ballroom, Juda bisa paham kenapa Danis tidak terang-terangan menolaknya saja saat ia bertindak seenak jidatnya, itu karena Danis tidak ingin membuat dirinya semakin malu.Yang tidak Juda mengerti adalah kekeraskepalaan dan keseriusan Danis menanggapi tingkahnya. Dan Juda tidak paham kenapa Danis semarah itu kepadanya karena dirinya sangat plin-plan. Juda sama sekali tidak mengerti kenapa Danis kukuh ingin melanjutkan kegilaan Juda yang sudah sepatutnya disudahi setelah mereka keluar dari ballroom hotel semalam. Padahal, jika Danis waras, laki-laki itu seharusnya tahu bahwa Juda hanya sedang gila sesaat—kegilaan pertama yang sampai viral ke mana-mana."Ah, teknologi sialan," rutuk Juda untuk yang ke sekian kalinya.Ia

    Last Updated : 2022-10-26
  • ZONA MANTAN   28. Hubungan Orang Dewasa

    Juda kembali masuk ke dalam kafe untuk memesan minuman dan makanan terlebih dahulu sebelum kemudian berjalan mendekat ke arah Danis dan duduk di kursi yang berseberangan dengan laki-laki itu tanpa berkata-kata. Danis yang menyadari kedatangan Juda langsung mematikan rokoknya, yang sepertinya baru saja disulut karena terlihat masih cukup panjang. Kemudian mendongak, menatap Juda dengan sorot mata tajam seperti elang. Juda sudah lupa jika Danis pernah memiliki tatapan itu. Karena seingat Juda, dulu Danis memiliki tatapan lembut yang membuat Juda betah memandangi mata laki-laki itu. Membuat Juda tak ingin berpaling. Membuat Juda ingin tenggelam di sana. Tatapan yang juga membuat Juda jatuh hati, hanya barawal dari tatap itu. Cukup lama mereka hanya saling berpandangan. Hingga salah satu dari mereka mulai jengah dan memecah kebisuan di antara mereka. "Kita persingkat aja. Kita berdua nggak ada di kondisi yang harmonis buat melanjutkan apa yang kamu putuskan semalam," ujar Juda tanpa b

    Last Updated : 2022-10-26
  • ZONA MANTAN   29. Kesempatan?

    Danis tidak menjawab. Ia hanya memandang Juda dengan lekat, membuat Juda jengah. Juda menyugar rambutnya. Kemudian menyelipkan anak rambut yang menjuntai jatuh ke wajah ke belakang telinga. "Aku mungkin memang gila karena bertindak tanpa berpikir, Danis. Tapi aku nggak bisa menggunakan kegilaan aku untuk sesuatu yang seserius ini. Kalau aku memutuskan untuk berhubungan serius dengan seseorang, itu artinya aku memang mau ke arah sana. Bukan hanya karena aku gila," ujar Juda serius. "Kita bisa mulai dengan adaptasi dalam sebulan, seperti yang aku bilang tadi. Kita bisa mulai dengan jalan bareng, ngobrol banyak soal hidup masing-masing selama sepuluh tahun terakhir. Kita bisa putuskan lagi akan berlanjut ke mana setelah itu. Gimana?" "Bukannya lebih gampang kalau kita nggak usah ke mana-mana?" Juda tidak melepaskan tatapan dari Danis meski ia sudah tidak kuat ditatap dengan begitu lekat oleh mata tajam laki-laki itu. "Waktu aku berangkat ke sini, aku udah memutuskan kalau ini akan j

    Last Updated : 2022-10-27
  • ZONA MANTAN   30. Kesepakatan

    Mendapat pertanyaan itu membuat Juda gentar, tetapi ia tetap harus terlihat teguh agar bisa meyakinkan Danis untuk tidak semakin mendesaknya. "Karena aku nggak mau kegilaan sementara ini menyetir masa depanku ke arah yang nggak bisa aku bayangkan. Bukan ini yang aku inginkan." "Kamu bisa tetap membayangkan apa yang kamu inginkan, dan kita bisa mewujudkannya seperti yang kamu—" Juda mengangkat tangan. Memaksa Danis agar berhenti bicara melantur. "Danis, please. Aku udah cukup stres karena wajah kita sekarang tersebar di mana-mana. Aku bisa semakin gila kalau kita nggak berhenti sekarang." "Kamu yang melibatkan aku begitu aja tanpa persetujuanku, Ju. Dan aku seharusnya juga boleh melakukan apa pun tanpa persetujuan kamu. Iya, kan?" desak Danis. Ia mulai terlihat gusar. "Tapi aku nggak melakukannya. Kenapa? Karena aku nggak mau jadi egois. Aku nggak mau memutuskan apa pun sendirian karena aku tahu hasilnya nggak akan baik. Makanya, ayo kita usahakan ini sama-sama! Kalau bisa jalan ber

    Last Updated : 2022-10-27
  • ZONA MANTAN   31. Fall For You (1)

    10 tahun yang lalu... Dari semua rasa sakit yang Juda rasakan, ia paling benci saat datang bulan. Di hari pertama datang bulan, Juda tidak pernah tidak merasakan nyeri di perut yang membuatnya selalu ingin berguling-guling di lantai untuk sedikit menyamarkan rasa sakitnya. Namun, terkadang waktunya sangat tidak tepat. Seperti hari ini. Juda menahan rasa sakit yang awalnya belum seberapa itu saat berangkat ke sekolah tadi pagi hingga rasa sakitnya naik ke level yang cukup parah saat memasuki jam istirahat kedua. Ia sudah mengomel sejak tadi karena selain rasa sakit yang ia rasakan. Mood-nya yang mudah berubah itu juga berantakan, atau malah bisa dibilang amat sangat parah. Bawaannya ingin marah-marah kepada siapa pun dan kepada apa pun—Juda hampir mematahkan pensil hanya karena benda itu jatuh ke lantai dan ia harus susah payah mengambilnya dengan menahan rasa sakit di perutnya, kemudian yang terjadi berikutnya, kepalanya terantuk pinggiran meja dengan cukup keras hingga berdenyut ny

    Last Updated : 2022-10-27
  • ZONA MANTAN   32. Fall For You (2)

    10 tahun yang lalu..."Astaga, Pandu!" jerit Juda tanpa sadar. Ia mencengkeram pinggiran jendela.Di seberang sana, Pandu tidak langsung berdiri, begitu juga dengan teman mainnya. Mereka berdua langsung dikerubungi teman-temannya. Memblokir area pandang Juda dari Pandu yang tadinya terlihat sedang kesakitan."Minggir woy! Kalian nutupin gue!" kesal Juda yang masih terlihat panik. "Apa gue samperin ke sana aja? Gue harus—""Lo mau jadi pahlawan kesiangan? Mau jadi pusat perhatian lagi? Nggak lihat noh, di seberang sono banyak yang nonton." Ema menunjuk kantin yang berada di sisi yang berseberangan dengan UKS. Lapangan basket berada di tengah-tengahnya. "Gue yakin fans-fansnya Pandu selain elo juga pengen langsung berhamburan kayak zombie buat nerkam si Pandu."Juda mendengus. "Pandu abis jatoh, Em. Gimana kalo cedera parah? Gue harus nolongin dia.""Lo cuma merhatiin Pandu doang? Temennya juga jatoh tuh." Ems menunjuk dengan mengangkat dagu."Ya kan gue kenalnya sama Pandu doang," Juda

    Last Updated : 2022-10-27
  • ZONA MANTAN   33. Make It Right (1)

    "Ju, kenapa bengong, sih?" Juda tergagap saat Danis menegurnya serta memegang tangannya yang berada di atas meja. Segala ingatan saat kali pertama ia bertemu dengan Danis langsung buyar dari pikirannya. Dengan canggung Juda menarik tangannya yang berada di genggaman tangan Danis dan meletakkannya di pangkuan. "Kenapa, Ju?" tanya Danis lagi. Juda memaksakan sebuah senyum tipis untuk menepis kecanggungan yang sepertinya hanya ia rasakan seorang diri. Ia masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi hingga pikirannya melayang ke mana-mana. "Aku ngerasa aneh aja. Ini... kayak nggak nyata." Mendengar jawaban itu, Danis mengulas senyum. Senyum yang persis seperti yang pertama kali disuguhkan Danis saat perkenalan mereka bertahun-tahun yang lalu. Senyum yang membuat Juda jatuh hati. Dengan mudahnya menyingkirkan Pandu, idolanya saat masih sekolah dulu, dari hatinya. Juda tidak pernah mengakui hal ini di depan Danis karena ia memiliki gengsi yang cukup tinggi. Setiap kali Danis berta

    Last Updated : 2022-10-28
  • ZONA MANTAN   34. Make It Right (2)

    Danis sepenuhnya sadar bahwa ia tidak seharusnya melakukan ini. Bahwa apa yang ia perbuat dengan setengah memaksa Juda agar mau benar-benar kembali bersamanya adalah sebuah kesalahan besar yang tidak seharusnya ia lakukan. Seharusnya ia mendengarkan apa kata Martin agar tidak melibatkan Juda dalam hidupnya yang sedang kacau balau karena itu hanya akan membuat segalanya semakin rumit jika Juda pada akhirnya tahu tentang dirinya dan tentang statusnya yang pernah—masih menikah. Tetapi, Danis tidak bisa berhenti begitu saja. Berada dalam jarak yang begitu dekat dengan Juda membuatnya menyadari bahwa sejak dulu ia selalu menyimpan Juda di sudut paling dalam di hatinya. Danis ingin egois dengan membawa Juda kembali masuk ke dalam hidupnya."Hidupku juga gini-gini aja," cerita Juda yang menyentak Danis yang pikirannya mulai ke mana-mana. "Ngomong-ngomong, ini mungkin bakal terdengar menyedihkan, tapi aku lagi di fase jenuh banget karena hampir setiap jam diteror Mami karena aku nggak nikah-n

    Last Updated : 2022-10-28

Latest chapter

  • ZONA MANTAN   108. Mantan Jadi Manten

    Jika bukan berkat obrolannya dengan Haikal pagi itu, Juda tidak yakin akan ada di sini sekarang. Bersama Danis, bergandengan tangan seperti dua remaja yang sedang kasmaran, menaiki tangga satu per satu untuk menuju flat Juda setelah dua hari terakhir —sejak Jumat malam hingga Minggu sore—mereka menghabiskan waktu di apartemen Danis yang terletak cukup jauh dari flat Juda. Ini tepat empat bulan setelah mereka resmi berpacaran. Juda masih juga bersikukuh bahwa mereka bukan balikan, tetapi menjalin hubungan baru yang lebih sehat. Sehat dalam artian selalu saling jujur dan mengkomunikasikan tentang segala hal yang mengganjal dalam hubungan mereka. "Ju, kita nggak balikan atau tetap jadi mantan seperti yang kamu bilang, tapi kita pada akhirnya bakal jadi manten, kan?" ucap Danis saat mereak sudah sampai di depan pintu flat Juda. Juda tertawa seraya mengeluarkan kunci pintu dari salah satu kantong tasnya. "Ketemu Mami sama Papi dulu, baru bilang gitu!" "Kita punya waktu cukup banyak untu

  • ZONA MANTAN   107. Balikan atau Tetap Jadi Mantan?

    Bicara soal bahagia, selalu ada kriteria-kriteria tersendiri bagi setiap orang. Seperti Juda yang sudah cukup bahagia melihat video keponakannya menendang-nendang air saat mandi hingga airnya menciprat ke mana-mana. Atau saat keponakannya tertawa-tawa melihat kekonyolan ayahnya. Juda... bisa semudah itu merasa bahagia. Saat bertelepon dengan Ema, membicarakan tentang apa saja yang terlewat saat mereka tidak lagi berada di kota yang sama, berbagi tentang hidup mereka, itu pun sudah membuat Juda bahagia juga. Dan saat Juda menghabiskan waktu bersama Kim dan Nic, yang mengkalim diri mereka sebagai bestie-nya Juda, selalu ada kebahagiaan yang terpupuk di dalam hatinya. Juda bersyukur sekali memiliki keluarga dan teman dekat yang dengan cara yang sederhana membuatnya bahagia. Lalu, bagaimana dengan Danis? Yang juga ingin menjadi salah satu orang yang menjadi bahagianya Juda? Tak Juda pungkiri bahwa saat bersama Danis—entah saat mereka berpacaran pertama kalinya saat SMA, atau saat merek

  • ZONA MANTAN   106. Bahagiamu, Bahagiaku

    Meski sudah begitu yakin akan sanggup menerima penolakan demi penolakan Juda, nyatanya ada masa-masa di mana Danis ingin menyerah saja. Sulit sekali menembus tembok pertahanan yang Juda bangun. Enam bulan sudah kembali terlewati dan Danis belum menghasilkan apa-apa. Itu artinya sudah sembilan bulan lamanya Juda bekerja di kantor yang sama dengan Danis. Sudah nyaris setahun sejak Danis bisa berada dekat sekali dengan Juda. Tetapi masih juga tak tergapai sosoknya. "I'm so done. Gue mau nyerah aja." Nyaris setiap bulan Danis akan mengeluh demikian kepada Martin yang hanya tertawa-tawa melihat penderitaan Danis. Sebenarnya, ada juga masa-masa di mana Juda terlihat mulai membuka diri. Terhitung sudah tiga kali Juda mau diajak makan siang. Itu pun tampaknya Juda merasa kasihan kepada Danis yang belum juga menyerah mendekati Juda. Danis seperti termakan omongannya sendiri ketika berkata tak ingin dikasihani. Nyatanya, saat Juda menunjukkan respons positif bahkan sekadar mengasihani, Danis

  • ZONA MANTAN   105. Izin

    Juda bukannya tidak sadar Danis mulai mendekatinya lagi sejak beberapa minggu yang lalu. Memang tidak secara blak-blakan seperti saat awal-awal Juda pindah. Dimulai sejak Danis mulai membelikannya kopi, memberikan ucapan-ucapan penyemangat untuk menjalani hari, mengajak Juda mengobrol ringan di dalam lift, dan masih banyak lagi. Danis bersikap lebih sopan, seperti seorang gentleman.Dan hari ini, Danis mulai menaikkan level. Sebelum Juda keluar dari lift saat tiba di lantai 21, Danis berkata, "Ju, nanti makan siang bareng aku, mau?"Jawaban Juda tidak. Karena ia sudah ada agenda bersama Jason untuk bertemu klien sekalian makan siang. Seandainya tidak ada agenda apa-apa pun Juda tetap akan menolak. Menerima pemberian kopi dari Danis dan mengobrol dengan laki-laki itu di dalam lift adalah hal yang tidak bisa Juda hindari karena Danis selalu melakukannya di depan banyak orang. Menolak pemberian Danis hanya akan membuat Juda dipandang buruk orang-orang. Itu tidak bagus untuk image Juda di

  • ZONA MANTAN   104. Berjuang Dulu

    Danis tidak lagi mengganggu Juda setelah penolakan telak yang dilontarkan Juda siang itu. Dan itu sudah lewat tiga bulan yang lalu.Awalnya, Danis pikir Juda hanya bertindak berdasarkan emosi yang saat itu sedang menguasai, sehingga Danis membiarkan dirinya mundur. Mengalah. Memberikan Juda waktu lebih banyak.Sayangnya, Juda tidak membutuhkan waktu. Juda tidak sedang menunggu Danis datang lagi, untuk memohon dan mengemis kesempatan terakhir. Sebab, Juda benar-benar serius tentang ucapannya. Tidak lagi tersisa kesempatan. Karena Danis yang sudah membuang kesempatan itu dan menukarnya dengan kesia-siaan."Lo kapan kawinnya, sih? Biar gue bisa balik ke Jakarta," tanya Danis saat Martin menelepon suatu malam."PMS lo? Sewot amat," sindir Martin saat mendengar suara sinis Danis. "Kalau kawin kan gue udah sering, nikah ya aja yang belom," sambungnya."Gue serius, Tin. Gue kayaknya mau balik ke Jakarta dalam waktu dekat," desah Danis."Ngapain? Jangan bilang lo serius mempertimbangkan buat

  • ZONA MANTAN   103. Penjelasan

    Juda beruntung karena di kantornya mewajibkan para pegawai bicara menggunakan Bahasa Inggris jika sedang membahas pekerjaan sehingga Juda bisa dengan cepat beradaptasi dengan rekan-rekan kerja sekantornya. Sudah satu minggu Juda menempati posisi barunya sebagai manager pemasaran. Tantangan yang cukup sulit, terutama karena ini pertama kalinya ia menduduki jabatan yang cukup tinggi dan langsung berhadapan dengan orang-orang asing dari berbagai negara. Sejauh ini, Juda belum begitu banyak menemui kesulitan yang membuatnya stres, kecuali keberadaan Danis yang setiap jam makan siang selalu tiba-tiba muncul di ruangan Juda. “Can you stop doing this?” “I’m just trying to be nice.” “To be nice?” Juda mendecih. “Dengan membuat orang-orang di kantor mulai curiga soal kita karena kamu terlalu sering datang ke ruanganku, itu yang kamu sebut mencoba bersikap baik?” “Then, let them be. Kita cuma bernapas aja orang-orang bisa curiga sama kita kok,” tukas Danis dengan enteng sekali. Juda menut

  • ZONA MANTAN   102. Hari Pertama Bekerja

    Tiga hari yang Juda punya untuk mempersiapkan diri sebelum memulai hari pertamanya di kantor baru–kantor yang sama dengan kantor Danis–sudah habis. Juda menghabiskan tiga hari pertamanya di Rotterdam itu untuk menata kamar flatnya seperti dulu ia menata kamar kosnya agar terasa familier dan nyaman.Juda juga sudah berkenalan dengan tetangga-tetangga flatnya yang sebagian besar juga perantau dari luar Belanda. Yang cukup ramah kepada Juda ada dua orang. Kim, gadis manis dari Korea yang telah tinggal di flat itu nyaris dua tahun, sedang menempuh pendidikan S2, sekaligus bekerja paruh waktu sebagai pengasuh anak. Lalu satu orang lagi bernama Nic, laki-laki tinggi bongsor dari Inggris yang ternyata satu kantor dengan Juda, tetapi masih pegawai magang dan berbeda divisi dari Juda.Mengetahui kalau Juda adalah pegawai baru, Nic dengan baik hati mengajaknya berangkat bersama menaiki tram. Hari sebelumnya, Nic juga sudah mengajaknya berkeliling kota untuk beradaptasi. Juda benar-benar bersyuk

  • ZONA MANTAN   101. Sakit Sekali Lagi

    Perjalanan menggunakan kereta intercity dari Stasiun Schipol ke Rotterdam Centraal yang merupakan stasiun utama di kota Rotterdam memakan waktu 47 menit. Juda memaksakan diri untuk tidur agar tidak harus membangun percakapan dengan Danis yang sejak tadi nampak sekali berusaha keras untuk mengajak Juda bicara. Dari Rotterdam Centraal, untuk menuju flat yang akan ditinggali Juda selama di sana, harus menggunakan taksi. Danis yang sudah belasan tahun tinggal di Belanda itu tampak begitu membaur dengan sekitar. Hanya Juda yang merasa sangat asing di tempatnya berdiri kini. Tadinya, Juda sudah berniat memisahkan diri dari Danis begitu turun dari kereta, tetapi Danis tidak membiarkan Juda pergi. Danis beralasan bahwa ia harus mengantarkan Juda sampai ke flat atas perintah atasannya di kantor. Selain untuk menjelaskan beberapa hal basic tentang transportasi yang harus dinaiki juga untuk ke kantor dan juga untuk bepergian ke tempat-tempat umum, Danis berkata bahwa ia takut Juda tersesat. J

  • ZONA MANTAN   100. Fate or Bad Luck?

    Meninggalkan Jakarta untuk pergi ke Belanda bukanlah pilihan yang mudah bagi Juda. Saat pertama kali mendapatkan tawaran dari bosnya di kantor, untuk dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi, tetapi ditempatkan di luar Jakarta, Juda sempat mengira ia akan dimutasi ke Bali. Namun, ternyata Juda akan ditempatkan di perusahaan utama yang bertempat di Rotterdam, Belanda. Juda sempat bertengkar dengan Haikal karena kakak laki-lakinya itu menuduh Juda sengaja pindah ke Belanda untuk mengejar Danis yang selama tiga tahun terakhir menjadi topik yang paling dihindari keluarganya. Jika dibilang sengaja ingin mengejar Danis, tentu itu tidak benar. Awalnya, Juda bahkan tidak langsung ingat bahwa Danis bekerja dan tinggal di Belanda, entah di kota mana, Juda tidak tahu. Juda mempertimbangkan tawaran itu karena memang sudah lama menunggu momen ia dipromosikan. Baru setelah Haikal menyinggungnya, Juda menjadi bimbang. Apakah pilihannya untuk pergi adalah pilihan yang tepat? Juda bisa saja membatal

DMCA.com Protection Status