Share

26. Buah dari Kegilaan (2)

Martin sudah mengomeli Danis hingga mulutnya berbusa sejak ia melihat sahabatnya menyeduh kopi dengan tenang di dapur apartemennya. Itu karena Danis bercerita tentang apa yang telah ia putuskan untuk ia lakukan terkait kehebohan semalam yang tak terkendali.

“Lo udah gila,” tukas Martin dengan mata membelalak begitu lebar. “Lo mau ngikutin sandiwara gila Juju?”

Danis merenung sejenak sebelum menjawab, “Gue nggak bisa diam aja. Foto sama video gue sama Juda semalam udah nyebar ke mana-mana. Buat gue, ini mungkin nggak terlalu jadi masalah. Karena gue bisa tinggal balik ke Belanda. Tapi gimana sama Juju? Ngebiarin dia nanggung ini sendirian?”

“Juju yang bertindak gila. Tentu aja dia yang harus nanggung akibatnya!” geram Martin.

“Gue nggak bisa ngebiarin Juju sendirian nanggung masalah ini,” ujar Danis yang kemudian menyeruput kopi hitamnya yang pekat dengan santai.

Martin kesal sekali. Tampak tergambar di wajah kuyunya−ia belum sempat cuci muka setelah bangun tidur.

“Gue tahu, ini mungki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status