"Tidak ada alasan khusus kenapa kami bergabung dalam pertempuran ini dan membantu klan naga untuk menghadapi kalian." "Kami hanya tidak suka dengan kalian, itu saja!" Jawab Evelin acuh tak acuh. Mendengar jawaban Evelin, Antony sempat merasa heran. Sebelum akhirnya tertawa dan ia tampak tidak lagi peduli dengan alasan para wanita ini bergabung dengan kelompok musuhnya. Ia hanya sedikit kecewa, karena lawan sealot mereka, menjadi lawannya. Bagi Antony, karena mereka telah memilih jalan yang berseberangan dengannya dan juga kelompoknya. Tidak ada jalan lain, selain ia harus membantai mereka semua. "Baiklah, karena itu keputusan kalian. Aku tidak keberatan untuk menghabisi kalian bersama dengan orang-orang dari klan Naga!" Ujar Antony serius. Babak berikutnya dimulai dan kali ini, Antony bergerak dengan jauh lebih hati-hati jika tidak ingin terjebak dalam permainan yang sama, sama seperti sebelumnya. Di sisi lain, kondisi Dion dan tiga kawannya sudah sedikit lebih baik. Mereka men
Di sisi lain, Padri dan dua saudaranya sedang berjibaku menghadapi satu orang murid utama Rojak lainnya, yang bernama Barja.Dengan fisik yang besar, Barja tidak hanya memiliki fisik yang keras, tapi juga kecepatan yang tidak kurang dari saudara bungsu Padri, Alex.Jika Padri merupakan perpaduan antara Samson dan Alex. Maka Barja adalah perpaduan dari ketiganya sekaligus. Barja memiliki pengamatan yang tajam serta kecerdasan sebagai pengatur strategi yang handal, layaknya Padri. Ia memiliki kecepatan layaknya Alex dan terakhir, Barja memiliki fisik dan pukulan yang kuat dan bahkan berada satu level di atas Samson.Tidak heran, tiga bersaudara yang merupakan jenderal perang klan Naga wilayah Barat, sampai keteteran saat menghadapi satu orang Barja.Samson yang fisik dan ketahanannya paling tangguh di antara dua saudaranya, tampak berdarah-darah. Kepalanya bocor dan satu lengan kirinya patah. Sementara, kondisi Alex dan Padri tidak lebih baik. Keduany
Padri dan Alex menyerang Barja dengan serangan terkuat mereka, begitu tindakan nekad Samson berhasil mengunci pergerakan lawan sepenuhnya. Alhasil, Barja berhasil rubuh tidak lama kemudian dengan tubuh Samson berada di atasnya. Jantung Padri dan Alex berdebar kencang, setelah melihat Samson ikut rubuh bersama lawan. Mereka bergerak bersama dari belakang Samson. Sehingga, mereka tidak dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di depan mereka. Mereka mengkhawatirkan keadaan Samson yang masih tidak bergerak setelah beberapa menit lamanya. Setelah menunggu beberapa saat, mereka bermaksud untuk memeriksa keadaan Samson. Namun, baru saja mereka akan melangkah, tubuh Samson tiba-tiba bergerak dengan sendirinya. Mereka sempat merasa senang, "Aku tahu, kamu tidak akan mati dengan semudah itu, bro." Namun, sedetik kemudian, senyum keduanya segera menghilang. Karena orang yang berhasil bangkit, ternyata bukan Samson, melainkan Barja. Barja yang terluka cukup parah akibat serangan gabun
Antony berpikir, dengan dia menggunakan jurus macan liar yang dipelajarinya dari sang guru, menganggap dirinya sudah menjadi penguasa dunia dan tidak terpikir, bahwa suatu saat, ia akan menghadapi seseorang yang secara kemampuan dan bakat melebihi dirinya. Itulah kalimat yang bisa menggambarkan kondisi pertarungan antara Antony dan Zaha saat ini. Zaha bahkan sama sekali tidak menggunakan jurus utama silat harimaunya untuk menghadapi serangan Antony. Ia hanya perlu menggunakan jurus dasar dari silat harimau untuk meruntuhkan kesombongan Antony. Berulang kali, serangan Antony berhasil dipatahkan dan berulang kali juga, Antony berhasil dihempaskan jatuh ke tanah lewat serangan kaki dan tangan Zaha. Ini bukan sekedar pertarungan jurus silat dan tenaga dalam semata. Jika dulu, Zaha sempat dibuat sekarat oleh Antony. Semata karena Zaha tidak menyadari jika Antony memiliki kekuatan tenaga dalam pada saat itu dan membuatnya menerima mentah-mentah serangan Antony. Namun, berbeda dengan s
Kobang dengan nekat menerjang Rojak, menggunakan tangan kosong. Sial bagi Kobang, yang dihadapinya adalah Rojak. Tanpa senjata, ia justru lebih mematikan. Dengan santai, Rojak berhasil menghindari serangan cepat Kobang. Tap. Saat serangan Kobang mulai melambat, Rojak berhasil menangkap pukulannya. Dengan seringai licik di wajahnya, ia menarik Kobang ke arahnya dan membuat Kobang kehilangan keseimbangan. Wus. Sreek. Di bawah tatapan ngeri semua orang, satu pukulan Rojak berhasil menempus dada Kobang hingga tinjunya terlihat dibalik punggung Kobang. "Argh!" Kobang hanya sempat mengerang singkat sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Tampak matanya yang masih terbelalak seolah enggan menerima kekalahannya. Srek. Rojak mencabut tangannya dari tubuh Kobang dan menendang mayatnya ke samping sebelum tersenyum lebar melihat Cak Timbul dan yang lainnya. Mereka masih tidak percaya, jika Koban
"Mang, mundurlah! Dia lawanku." Seru Zaha saat melihat Hiukali hendak menyerang Rojak. Hiukali dan yang lainnya menjadi sangat marah, ketika menyaksikan Kobang tewas di tangan Rojak dan mereka berniat untuk membalaskan dendam Kobang. Namun, Zaha segera menghentikan mereka. Bahu Hiukali terlihat naik turun, saat ia coba mengendalikan dirinya. Jika saja bukan Zaha yang menghentikannya, ia mungkin tidak akan pernah berhenti. Meski tahu bahwa ia bukan lawan Rojak atau bahkan, dirinya akan tewas sekalipun, ia sama sekali tidak peduli. "Argghh.." Teriak Hiukali melepaskan kekesalan dan memukul tanah di bawahnya sampai menimbulkan suara ledakan yang cukup keras dan debu yang bertebaran ke mana-mana. Dengan napas masih tersengal, Hiukali terpaksa berbalik dan berjalan pergi begitu saja. Ia membutuhkan pelampiasan saat itu juga untuk membuang kemarahan dalam dirinya. "King, aku harap kamu bisa mengalahkannya dan membalaskan dendam Kobang." Ujar Hiukali dengan suara berat sebelum pergi me
"Roaar."Saat Zaha dan Rojak mulai bergerak dengan jurus andalan mereka masing-masing, semua orang seakan mendengar dua auman berbeda dari keduanya, layaknya binatang buas penguasa hutan.Zaha menyerang dengan gerakan lebih rendah serta cakarnya yang tajam dan mematikan. Sementara Rojak, jurusnya lebih liar dan sangat cocok untuk mewakili nama jurusnya, macan liar.Pertarungan keduanya, layaknya pertarungan dua raja hutan yang sedang menunjukkan siapa yang layak menjadi raja sesungguhnya. Setiap serangan mereka, ditujukan untuk membunuh lawan tanpa ampun.Setelah beberapa serangan, Zaha dan Rojak sama-sama mundur. Sebelum mereka kembali menyerang dengan kedua cakar mereka.Wus.Keduanya melesat dengan sama cepatnya dan,Boom.Cakar keduanya yang sarat dengan kekuatan tenaga dalam, beradu di udara dan sempat menimpulkan suara bising yang memekakkan telinga. Hasil bentrokan tenaga dalam keduanya, menimbulkan gelombang kuat yang m
Begitu Zaha berhasil menjatuhkan Rojak sekali, bukan hal yang sulit bagi Zaha untuk mengulangi kedua kalinya. Rojak kembali terjatuh dengan cidera dalam yang lumayan parah pada ronde berikutnya. Pakaiannya hancur dan dua baris jejak cakar terpampang jelas di dada dan perutnya. Rojak sampai memuntahkan darah beberapa kali dari mulutnya. Tampak ketidakpercayaan mewarnai ekspresi wajahnya. Jika yang pertama, ia menduga serangan Zaha berhasil karena faktor keberuntungan. Namun, tidak untuk kali kedua. Serangan Zaha, berhasil melukainya dengan cukup parah. Jika saja bukan karena daya tahannya yang luar biasa, tubuh Rojak mungkin akan hancur terkena dua cakar mematikan tersebut. Jusrus harimau memang sangat luar biasa. Bahkan setelah melawan murid Midun sekalipun, jurus Rojak masih tidak berdaya melawannya. Zaha berhasil membaca kelemahan jurusnya. Itulah alasan kenapa Rojak menderita cidera saat ini. "Hehehe, pantas saja pria tua itu merekrutmu jadi muridnya. Kamu memiliki kesamaan