Antony terlihat tidak bergeming dan seperti serius ingin menghabisi Badak saat itu. Namun, itu hanya gerakan tipuan darinya dan sudut bibirnya mengembang, begitu Bisturi mengambil umpannya.
Badak yang melihat senyum licik di wajah Antony, segera berteriak untuk mengingatkan Bisturi.
"Bis, awas jebakan..."
Bisturi sudah terlanjur menyerang saat Badak mengingatkannya dan Antony dengan cerdik berkelit menghindari pukulan Bisturi, sebelum menghadiahi Bisturi sebuah tendangan memutar yang tepat menghantam dadanya dengan sangat telak.
Bisturi terhempas jatuh dan Badak yang masih terkejut, terlambat bereaksi, saat detik selanjutnya, Antony justru benar-benar menargetkannya.
Wus, wus.
Beruntung bagi Badak, Dion dan Bjack datang lebih cepat dan berhasil menyelamatkannya dari terkena serangan fatal.
Antony tertawa saat melihat satu lawan sudah berhasil dilumpuhkan. Meski Bisturi bisa bangun, ia pasti akan menderita cidera dala
Buk, buk.Antony sempat meremehkan tim Rose yang dipimpin oleh Evelin dan menganggap mereka tidak lebih baik dari Dion CS. Sikap terlalu percaya dirinya itu langsung dibayar mahal, dengan disiplinnya serangan Evelin dan yang lainnya. Antony menderita beberapa pukulan, sebelum akhirnya, sebuah tendangan lurus dari Mida berhasil menghempaskan Antony.Gedebuk.Antony terhempas dengan keadaan yang cukup buruk. Ia sempat tidak bergerak dalam keadaan telentang untuk beberapa saat lamanya.Setelah sadar, Antony berusaha bangkit dan meludahkan darah yang sempat menggumpal dalam mulutnya. Ia mungkin tidak mengira, jika kumpulan wanita ini akan berhasil mengalahkannya. Dia yang selama menjadi penjahat wanita dan kini, dibuat menderita oleh wanita.Sungguh ironi!Jelas saja, Antony merasa sangat kesal saat ini. Baginya, ini adalah penghinaan terbesar untuk harga dirinya.Dari sorot matanya, seolah menyiratkan jika dirinya sangat ingin mencabik-cabik Evelin dan kawan-kawannya saat itu juga."Jan
"Tidak ada alasan khusus kenapa kami bergabung dalam pertempuran ini dan membantu klan naga untuk menghadapi kalian." "Kami hanya tidak suka dengan kalian, itu saja!" Jawab Evelin acuh tak acuh. Mendengar jawaban Evelin, Antony sempat merasa heran. Sebelum akhirnya tertawa dan ia tampak tidak lagi peduli dengan alasan para wanita ini bergabung dengan kelompok musuhnya. Ia hanya sedikit kecewa, karena lawan sealot mereka, menjadi lawannya. Bagi Antony, karena mereka telah memilih jalan yang berseberangan dengannya dan juga kelompoknya. Tidak ada jalan lain, selain ia harus membantai mereka semua. "Baiklah, karena itu keputusan kalian. Aku tidak keberatan untuk menghabisi kalian bersama dengan orang-orang dari klan Naga!" Ujar Antony serius. Babak berikutnya dimulai dan kali ini, Antony bergerak dengan jauh lebih hati-hati jika tidak ingin terjebak dalam permainan yang sama, sama seperti sebelumnya. Di sisi lain, kondisi Dion dan tiga kawannya sudah sedikit lebih baik. Mereka men
Di sisi lain, Padri dan dua saudaranya sedang berjibaku menghadapi satu orang murid utama Rojak lainnya, yang bernama Barja.Dengan fisik yang besar, Barja tidak hanya memiliki fisik yang keras, tapi juga kecepatan yang tidak kurang dari saudara bungsu Padri, Alex.Jika Padri merupakan perpaduan antara Samson dan Alex. Maka Barja adalah perpaduan dari ketiganya sekaligus. Barja memiliki pengamatan yang tajam serta kecerdasan sebagai pengatur strategi yang handal, layaknya Padri. Ia memiliki kecepatan layaknya Alex dan terakhir, Barja memiliki fisik dan pukulan yang kuat dan bahkan berada satu level di atas Samson.Tidak heran, tiga bersaudara yang merupakan jenderal perang klan Naga wilayah Barat, sampai keteteran saat menghadapi satu orang Barja.Samson yang fisik dan ketahanannya paling tangguh di antara dua saudaranya, tampak berdarah-darah. Kepalanya bocor dan satu lengan kirinya patah. Sementara, kondisi Alex dan Padri tidak lebih baik. Keduany
Padri dan Alex menyerang Barja dengan serangan terkuat mereka, begitu tindakan nekad Samson berhasil mengunci pergerakan lawan sepenuhnya. Alhasil, Barja berhasil rubuh tidak lama kemudian dengan tubuh Samson berada di atasnya. Jantung Padri dan Alex berdebar kencang, setelah melihat Samson ikut rubuh bersama lawan. Mereka bergerak bersama dari belakang Samson. Sehingga, mereka tidak dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di depan mereka. Mereka mengkhawatirkan keadaan Samson yang masih tidak bergerak setelah beberapa menit lamanya. Setelah menunggu beberapa saat, mereka bermaksud untuk memeriksa keadaan Samson. Namun, baru saja mereka akan melangkah, tubuh Samson tiba-tiba bergerak dengan sendirinya. Mereka sempat merasa senang, "Aku tahu, kamu tidak akan mati dengan semudah itu, bro." Namun, sedetik kemudian, senyum keduanya segera menghilang. Karena orang yang berhasil bangkit, ternyata bukan Samson, melainkan Barja. Barja yang terluka cukup parah akibat serangan gabun
Antony berpikir, dengan dia menggunakan jurus macan liar yang dipelajarinya dari sang guru, menganggap dirinya sudah menjadi penguasa dunia dan tidak terpikir, bahwa suatu saat, ia akan menghadapi seseorang yang secara kemampuan dan bakat melebihi dirinya. Itulah kalimat yang bisa menggambarkan kondisi pertarungan antara Antony dan Zaha saat ini. Zaha bahkan sama sekali tidak menggunakan jurus utama silat harimaunya untuk menghadapi serangan Antony. Ia hanya perlu menggunakan jurus dasar dari silat harimau untuk meruntuhkan kesombongan Antony. Berulang kali, serangan Antony berhasil dipatahkan dan berulang kali juga, Antony berhasil dihempaskan jatuh ke tanah lewat serangan kaki dan tangan Zaha. Ini bukan sekedar pertarungan jurus silat dan tenaga dalam semata. Jika dulu, Zaha sempat dibuat sekarat oleh Antony. Semata karena Zaha tidak menyadari jika Antony memiliki kekuatan tenaga dalam pada saat itu dan membuatnya menerima mentah-mentah serangan Antony. Namun, berbeda dengan s
Kobang dengan nekat menerjang Rojak, menggunakan tangan kosong. Sial bagi Kobang, yang dihadapinya adalah Rojak. Tanpa senjata, ia justru lebih mematikan. Dengan santai, Rojak berhasil menghindari serangan cepat Kobang. Tap. Saat serangan Kobang mulai melambat, Rojak berhasil menangkap pukulannya. Dengan seringai licik di wajahnya, ia menarik Kobang ke arahnya dan membuat Kobang kehilangan keseimbangan. Wus. Sreek. Di bawah tatapan ngeri semua orang, satu pukulan Rojak berhasil menempus dada Kobang hingga tinjunya terlihat dibalik punggung Kobang. "Argh!" Kobang hanya sempat mengerang singkat sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Tampak matanya yang masih terbelalak seolah enggan menerima kekalahannya. Srek. Rojak mencabut tangannya dari tubuh Kobang dan menendang mayatnya ke samping sebelum tersenyum lebar melihat Cak Timbul dan yang lainnya. Mereka masih tidak percaya, jika Koban
"Mang, mundurlah! Dia lawanku." Seru Zaha saat melihat Hiukali hendak menyerang Rojak. Hiukali dan yang lainnya menjadi sangat marah, ketika menyaksikan Kobang tewas di tangan Rojak dan mereka berniat untuk membalaskan dendam Kobang. Namun, Zaha segera menghentikan mereka. Bahu Hiukali terlihat naik turun, saat ia coba mengendalikan dirinya. Jika saja bukan Zaha yang menghentikannya, ia mungkin tidak akan pernah berhenti. Meski tahu bahwa ia bukan lawan Rojak atau bahkan, dirinya akan tewas sekalipun, ia sama sekali tidak peduli. "Argghh.." Teriak Hiukali melepaskan kekesalan dan memukul tanah di bawahnya sampai menimbulkan suara ledakan yang cukup keras dan debu yang bertebaran ke mana-mana. Dengan napas masih tersengal, Hiukali terpaksa berbalik dan berjalan pergi begitu saja. Ia membutuhkan pelampiasan saat itu juga untuk membuang kemarahan dalam dirinya. "King, aku harap kamu bisa mengalahkannya dan membalaskan dendam Kobang." Ujar Hiukali dengan suara berat sebelum pergi me
"Roaar."Saat Zaha dan Rojak mulai bergerak dengan jurus andalan mereka masing-masing, semua orang seakan mendengar dua auman berbeda dari keduanya, layaknya binatang buas penguasa hutan.Zaha menyerang dengan gerakan lebih rendah serta cakarnya yang tajam dan mematikan. Sementara Rojak, jurusnya lebih liar dan sangat cocok untuk mewakili nama jurusnya, macan liar.Pertarungan keduanya, layaknya pertarungan dua raja hutan yang sedang menunjukkan siapa yang layak menjadi raja sesungguhnya. Setiap serangan mereka, ditujukan untuk membunuh lawan tanpa ampun.Setelah beberapa serangan, Zaha dan Rojak sama-sama mundur. Sebelum mereka kembali menyerang dengan kedua cakar mereka.Wus.Keduanya melesat dengan sama cepatnya dan,Boom.Cakar keduanya yang sarat dengan kekuatan tenaga dalam, beradu di udara dan sempat menimpulkan suara bising yang memekakkan telinga. Hasil bentrokan tenaga dalam keduanya, menimbulkan gelombang kuat yang m
Setahun kemudian.Seorang remaja yang baru saja beranjak dewasa, baru saja keluar dari sebuah gedung milik kepolisian. Posturnya tampak tegap, senada dengan ekspresinya yang terlihat cerah dengan dibalut seragam khas siswa akademi militer.Bagaimana tidak? Ia baru saja dinobatkan sebagai lulusan akademi militer terbaik dari sekian ribu siswa akademi dan masa depan cerah sudah menanrtinya.Tidak hanya masa depan, karena tepat di luar gedung juga ada beberapa orang yang sangat ia kenal, telah menantinya dengan senyum cerah dan tatapan penuh harap, yang membuat dirinya serasa dibanggakan oleh mereka.Di antara mereka, ada seorang wanita cantik dengan wajah ayu yang masih mengenakan almamater mahasiswa kedokteran dari sebuah universitas ternama.Begitu melihat sang pemuda yang telah lama dinantinya keluar, wanita tersebut sudah tidak sabar untuk untuk buru-buru menghampirinya."Anna, kenapa harus terburu-buru begitu? Sampai kamu langsung melupakan masih ada kami di sini!" Ujar sang ayah t
Tepat, di saat Angel berpikir jika Zaha sudah tewas dan berniat untuk menyusulnya, sebuah kenanehan yang tidak lazim terjadi.Midun yang saat itu sudah berhasil bangun, pijakannya tiba-tiba menjadi goyah. Dari dalam mulutnya, keluar darah berwarna kehitaman dalam jumlah yang sangat banyak. Tidak berhenti sampai di situ, pembuluh darahnya meledak dan membuat darahnya menyembur keluar dengan sangat deras.Saat itu, Angel baru menyadari, jika penampilan Midun sudah sangat berantakan.Sampai akhirnya, Midun dengan ekspresi tidak rela jatuh ambruk ke tanah dan selanjutnya tidak lagi bergerak.Apa Midun telah tewas?Angel sulit mempercayai apa yang sedang dilihatnya saat itu.Apa itu artinya, Zaha menang?Lalu, di mana Zaha saat ini?Begitu menyadari situasinya, Angel segera mengedarkan pandangannya dengan liar untuk mencari keberadaan Zaha.Secercah harapan muncul dalam dirinya. Selanjutnya, Angel dengan langkah panik segera menyusuri tempat pertarungan dan mencari keberadaan Zaha.Antara
Angel segera berlari ke arah Bulan dan mendekap tubuhnya. Jika saja ia lebih cepat menyadari tujuan Bulan yang sebenarnya, ia tidak mungkin mau melanjutkan pertarungan yang menyebabkan Bulan dapat kehilangan nyawanya."Gadis bodoh! Apa yang kamu lakukan? Apa yang coba kamu buktikan, hah?" Teriak Angel tidak terima. Kedua tangannya bergetar hebat ketika mendekap tubuh Bulan yang semakin lemah dan mulai terasa dingin. Perasaan Angel menjadi kacau. Dia tidak tahu, apa ini kemenangan yang harus dirayakannya? Kemenangan yang seharusnya membuat dia merasa lega, karena telah menyingkirkan satu orang musuh kekasihnya. Tapi, kenyataannya tidak begitu!Angel justru merasakan rasa sakit dan kehilangan yang sulit untuk dijelaskan. Bahkan, Angel sendiri tidak tahu bagamaina mendeskripsikan perasaannya saat ini."Bulan... katakan, kenapa?" Isak Angel dengan perasaan berantakan.Bulan terbatuk dan kembali memuntahkan darah yang sudah bercampur dengan organ dalam tubuhnya. Tatapannya sendiri sudah m
Di sudut lain yang tidak jauh dari tempat pertarungan antara Zaha dan Midun, terjadi pertarungan yang tidak kalah sengit antara Angel melawan Bulan. Meski pertarungan keduanya tidak seintens pertarungan Zaha dan Midun, karena mereka hanya mengandalkan kemampuan fisik serta kekuatan bathin mereka sendiri. Pertarungan keduanya tetap saja mempertaruhkan hidup dan mati.Sikap Angel yang serius dan tanpa ragu, membuat Bulan tidak bisa memanfaatkan keunggulannya dengan baik. Pertarungan yang semula di dominasi oleh Bulan, perlahan mulai diambil alih oleh Angel dan membuat Bulan kepayahan.Jika pertarungan ini tidak melibatkan Zaha, Angel mungkin tidak akan ragu untuk berpihak ke sisi Bulan dan keluarganya. Bagaimanapun, beberapa waktu yang mereka habiskan bersama, Bulan dan Angel sudah menjadi cukup dekat dan sudah terlihat seperti saudara. Bagi Angel, Bulan adalah parner berlatih yang telah membantunya untuk mengasah kemampuan tenaga dalamnya, serta meningkatkan kemampuannya secara keselu
Maran yang berada di dalam tubuh Midun mendengus dingin, 'Jika Mandigo sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, itu artinya ia ingin bertarung habis-habisan dengan kita. Selama ini, kami selalu imbang. Sepertinya, ia berniat memanfaatkan kekuatan anak itu untuk mengalahkan kita.' 'Hehehe., sepertinya ia terlalu meremehkanku. Baiklah, jika ini yang kamu inginkan, aku akan memasang taruhan yang sama denganmu.' Maran tertawa dingin dan keinginan bertarungnya naik berkali-kali lipat. Tentu saja, Maran juga tidak ingin kalah dengan rival abadinya tersebut. Segera, Midun pun merasakan kekuatan penuh Maran mengalir ke dalam tubuhnya dan membuat kekuatannya meningkat secara signifikan. Sekarang, Midun tidak perlu lagi memikirkan kekuatan lawan. Ini adalah pertama kalinya Midun merasakan kekuatan penuh Maran mengalir di dalam tubuhnya. Perasaan itu begitu luar biasa! Selama ini, Maran bahkan tidak pernah menunjukkan kekuatan seperti ini padanya. Wajar saja, Midun menjadi semakin bersemanga
Boom, boom,Dhuaar!Dalam sekejap, Zaha dan Midun sudah bertarung puluhan jurus. Serangan dan kecepatan mereka, tidak bisa diukur dengan mata telanjang. Karena keduanya sudah jauh melampaui level yang bisa diraih oleh manusia biasa.Pertarungan mereka, juga tidak lagi mengedepankan teknik yang tertulis di atas lembaran kertas ilmu beladiri. Di sekitar tempat mereka bertarung, banyak menyisakan lobang yang cukup dalam dan tidak beraturan, yang menunjukkan betapa tinggi intensitas pertarungan keduanya.Saat seperti ini, jurus dan teknik bukan lagi menjadi sesuatu yang penting. Keduanya bergerak dengan kecepatan tinggi dan didominasi oleh naluri bertarung tingkat tinggi yang tidak bisa diukur oleh teknik beladiri manapun.Bagi keduanya, puncak dari ilmu beladiri bukan lagi terletak pada teknik. Tapi pada insting, mental dan kecepatan. Siapa yang memiliki ketiganya akan menjadi penentu akhir kemenangan. Tapi, kerena hasil pertarungan mereka masih berimbang, di mana tidak ada satu pihak
Meski sudah mendapat peringatan dari Mandigo tentang kekuatan Maran, makhluk mistis milik Midun. Zaha masih saja bertindak nekat untuk menghadapinya dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Wus! Baru saja Zaha mengindahkan peringatan Mandigo, Midun sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri dan hanya menyisakan kabut bayangan di belakang. Saat itu, Zaha merasakah kegelisahan yang luar biasa. 'Sangat cepat!' Zaha dengan kemampuan barunya, bahkan sama sekali tidak bisa melihat pergerakan mantan gurunya tersebut. Sampai, ketika Midun tiba-tiba sudah muncul tepat di depannya pada detik berikutnya dan melayangkan sebuah pukulan sederhana yang sulit untuk dicegat Zaha. Di saat kritis seperti itu, Zaha hanya sempat mengangkat kedua lengannya ke depan dada untuk menahan serangan Midun. Itu saja, sudah membuat ia terlempar mundur sejauh belasan meter dan terhempas di tanah dalam posisi telentang dengan kondisi cukup buruk. Wus!
Kreek, kreek.Tumpukan batu yang menimbun tubuh Zaha bergerak dan meledak, begitu Zaha dengan tatapan menyala bangkit dari dalamnya.Sungguh luar biasa katahanan tubuhnya!Bahkan setelah tertimbun oleh dinding dan tiang rumah seperti itu, ia tidak terluka sama sekali, selain debu dan pasir yang mengotori tubuh dan pakaiannya. Melihat hal itu, Midun mau tidak mau mulai menganggap serius Zaha sebagai lawan yang pantas untuk menjadi lawannya. Jika pada pertarungan sebelumnya, Midun masih beranggapan Zaha sebagai seorang murid yang masih butuh banyak bimbingan untuk berkembang. Namun tidak setelah mereka bertukar belasan jurus, di mana Zaha mampu mengimbanginya dan bahkan beberapa kali membuatnya terpaksa harus berusaha keras untuk menahan serangannya.Zaha bukan lagi anak kemarin sore yang sedang berkembang. Dia sudah matang!Tingkat kematangan seperti itu adalah tingkat seorang ahli. Ketajaman serta instingnya terbangun seiring dengan pengalamannya. Ditambah, Zaha sekarang memiliki kek
Kehadiran Angel mampu mengalihkan perhatian Bulan. Tidak hanya berhasil memaksa Bulan bertarung satu lawan satu, Angel juga mampu menjauhkan Bulan dari Zaha. Dengan begitu, Zaha bisa fokus sepenuhnya bertarung melawan Midun.Tidak lama setelah keduanya pergi, pertarungan antara Zaha dan Midun pun segera dimulai.Jika melihat dari karakter Zaha, dia bukan karakter yang akan memulai pertarungan terlebih dahulu. Kecuali ia sedang dalam misi yang mengharuskannya untuk bergerak cepat, seperti saat ia masih berkarir di militer dulunya.Sayangnya, kali ini ia harus berhadapan dengan Midun, gurunya sendiri. Mereka memiliki karakter bertarung yang sama. Dalam pertarungan satu lawan satu seperti ini, mereka berdua cenderung menjadi karakter yang pasif di awal. Mengamati dan menganalisa kemampuan lawan adalah kunci dari kemenangan. Itulah yang Zaha pelajari dari Midun.Namun sekarang, situasinya berbeda. Zaha tidak mungkin menunggu Midun untuk menyerangnya lebih dulu. Bagaimanapun, ia sangat me