Kobang dengan nekat menerjang Rojak, menggunakan tangan kosong. Sial bagi Kobang, yang dihadapinya adalah Rojak. Tanpa senjata, ia justru lebih mematikan. Dengan santai, Rojak berhasil menghindari serangan cepat Kobang. Tap. Saat serangan Kobang mulai melambat, Rojak berhasil menangkap pukulannya. Dengan seringai licik di wajahnya, ia menarik Kobang ke arahnya dan membuat Kobang kehilangan keseimbangan. Wus. Sreek. Di bawah tatapan ngeri semua orang, satu pukulan Rojak berhasil menempus dada Kobang hingga tinjunya terlihat dibalik punggung Kobang. "Argh!" Kobang hanya sempat mengerang singkat sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Tampak matanya yang masih terbelalak seolah enggan menerima kekalahannya. Srek. Rojak mencabut tangannya dari tubuh Kobang dan menendang mayatnya ke samping sebelum tersenyum lebar melihat Cak Timbul dan yang lainnya. Mereka masih tidak percaya, jika Koban
"Mang, mundurlah! Dia lawanku." Seru Zaha saat melihat Hiukali hendak menyerang Rojak. Hiukali dan yang lainnya menjadi sangat marah, ketika menyaksikan Kobang tewas di tangan Rojak dan mereka berniat untuk membalaskan dendam Kobang. Namun, Zaha segera menghentikan mereka. Bahu Hiukali terlihat naik turun, saat ia coba mengendalikan dirinya. Jika saja bukan Zaha yang menghentikannya, ia mungkin tidak akan pernah berhenti. Meski tahu bahwa ia bukan lawan Rojak atau bahkan, dirinya akan tewas sekalipun, ia sama sekali tidak peduli. "Argghh.." Teriak Hiukali melepaskan kekesalan dan memukul tanah di bawahnya sampai menimbulkan suara ledakan yang cukup keras dan debu yang bertebaran ke mana-mana. Dengan napas masih tersengal, Hiukali terpaksa berbalik dan berjalan pergi begitu saja. Ia membutuhkan pelampiasan saat itu juga untuk membuang kemarahan dalam dirinya. "King, aku harap kamu bisa mengalahkannya dan membalaskan dendam Kobang." Ujar Hiukali dengan suara berat sebelum pergi me
"Roaar."Saat Zaha dan Rojak mulai bergerak dengan jurus andalan mereka masing-masing, semua orang seakan mendengar dua auman berbeda dari keduanya, layaknya binatang buas penguasa hutan.Zaha menyerang dengan gerakan lebih rendah serta cakarnya yang tajam dan mematikan. Sementara Rojak, jurusnya lebih liar dan sangat cocok untuk mewakili nama jurusnya, macan liar.Pertarungan keduanya, layaknya pertarungan dua raja hutan yang sedang menunjukkan siapa yang layak menjadi raja sesungguhnya. Setiap serangan mereka, ditujukan untuk membunuh lawan tanpa ampun.Setelah beberapa serangan, Zaha dan Rojak sama-sama mundur. Sebelum mereka kembali menyerang dengan kedua cakar mereka.Wus.Keduanya melesat dengan sama cepatnya dan,Boom.Cakar keduanya yang sarat dengan kekuatan tenaga dalam, beradu di udara dan sempat menimpulkan suara bising yang memekakkan telinga. Hasil bentrokan tenaga dalam keduanya, menimbulkan gelombang kuat yang m
Begitu Zaha berhasil menjatuhkan Rojak sekali, bukan hal yang sulit bagi Zaha untuk mengulangi kedua kalinya. Rojak kembali terjatuh dengan cidera dalam yang lumayan parah pada ronde berikutnya. Pakaiannya hancur dan dua baris jejak cakar terpampang jelas di dada dan perutnya. Rojak sampai memuntahkan darah beberapa kali dari mulutnya. Tampak ketidakpercayaan mewarnai ekspresi wajahnya. Jika yang pertama, ia menduga serangan Zaha berhasil karena faktor keberuntungan. Namun, tidak untuk kali kedua. Serangan Zaha, berhasil melukainya dengan cukup parah. Jika saja bukan karena daya tahannya yang luar biasa, tubuh Rojak mungkin akan hancur terkena dua cakar mematikan tersebut. Jusrus harimau memang sangat luar biasa. Bahkan setelah melawan murid Midun sekalipun, jurus Rojak masih tidak berdaya melawannya. Zaha berhasil membaca kelemahan jurusnya. Itulah alasan kenapa Rojak menderita cidera saat ini. "Hehehe, pantas saja pria tua itu merekrutmu jadi muridnya. Kamu memiliki kesamaan
Ratusan pasukan gabungan bersenjata lengkap yang terdiri dari polisi dan angkatan militer, mengepung lapangan tempat pertempuran antara klan Naga dan pasukan Rojak berlangsung. Ratusan moncong senjata dalam keadaan siap tembak, mengarah tepat ke semua orang yang terlibat dalam pertempuran dan sebagian lainnya, membidik para petinggi dari kedua kubu.Aksi pihak militer ini menjadi aksi mengejutkan lainnya, setelah kematian Rojak. Sontak, semua orang dari kedua kubu segera menghentikan pertarungan mereka. Khusus untuk klan Naga, mereka segera membuat barikade untuk melindungi Zaha dari sasaran aparat militer."Sejak kapan keparat bersenjata seperti mereka berani berbuat culas seperti ini?""Betapa tidak tahu malunya kalian! Mengambil kesempatan untuk menjatuhkan kami, saat kami semua sedang bertarung habis-habisan di sini."Baik kubu klan Naga maupun sisa kubu pendukung Rojak, menjadi sangat marah atas tindakan pihak militer yang mereka anggap sengaja memanfaatkan pertempuran mereka u
Erik terpaksa mengambil sikap tegas. Jika tidak begitu, kakak sepupunya tersebut memiliki kecendrungan untuk mengambil tindakan ekstrim dalam menangani masalah. Sejak penyerangan yang hampir membahayakan nyawa kedua putrinya, kakak sepupunya seperti termakan oleh dendam dan sangat bernafsu untuk membalas penyerang yang coba mengancam keselamatan keluarganya. Apalagi, dua ajudan pribadinya tewas pada malam itu.Meski begitu, itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan yang tepat untuk orang seperti mereka bersikap impulsif. Jika tidak begitu, apa bedanya mereka dengan para penjahat yang selama ini mereka buru?Orang seperti mereka, terikat dengan aturan hukum dalam mengambil setiap tindakan. Bahkan jika mereka dilindungi oleh hukum, tidak bisa menjadi alasan bagi mereka untuk bertindak melangkahi aturan hukum itu sendiri.Di saat keduanya berdebat, seseorang dari balik kerumunan masa di depan mereka, tiba-tiba bersuara, "Paman Ed, biarkan orang-orangku pergi! P
Tatapan matanya kosong, seolah tanpa kehidupan di dalamnya. Saat itu, ia lebih berharap mati setelah tubuhnya dinodai oleh para penjahat yang secara bergiliran menodai kehormatannya. Para penjahat ini dengan tanpa perasaan telah merusak kehormatannya dan menghancurkan hari-hari indah dokter Anna.Anna tidak pernah menduga, hari di mana seharusnya ia berdoa untuk keselamatan sang kekasih yang sedang bertempur melawan musuh di medan perang, akan menjadi hari tragis baginya.Kekhawatiran Anna akan keselamatan Zaha, membuatnya lengah dan tidak sempat memperhatikan sekelompok orang yang datang ke rumahnya. Saat Anna melihat para penjahat ini mendobrak pintu rumahnya, sudah terlambat baginya untuk melarikan diri.Saat itu, dokter Anna coba melarikan diri lewat pintu belakang rumahnya. Tapi, para penjahat ini datang tidak sendiri dan mereka berhasil menangkap dan menyeretnya kembali ke dalam rumah.Mereka dengan mudah berhasil melumpuhkan dokter Anna dan dengan kejam, mulai melecehkan tubuhn
Pria itu seakan melihat sosok iblis dari dalam mata Zaha dan itu membuat dadanya bergemuruh kencang dan ketakutan perlahan memenuhi dalam dirinya."Ti-tidak... Arcchkh.."Dia ingin bicara dan meminta Zaha mengampuninya. Tapi, pisau ditangan Zaha sudah terlebih dahulu merobek tenggorokannya. Pisau tersebut tidak berhenti, hingga menembus bagian tengkuk belakangnya. Selanjutnya, dengan kejam Zaha memutus paksa bagian leher si pria dan menarik paksa kepalanya hingga terlepas dari tubuhnya."Aaa."Evelin dan tiga rekannya menjerit tertahan saat menyaksikan kengerian yang dipertontonkan Zaha.Tidak terkecuali Ali Sodiq. Ia dan tiga anak buahnya, seketika terdiam menyaksikan kekejaman Zaha."Bajingan, kamu mencari kematianmu.. bangsaat!" Teriak anak buah Ali Sodiq murka begitu tersadar dari keterpukauan mereka. Mereka hampir saja menyerang Zaha saat itu, jika Ali Sodiq tidak menahan mereka."Berhenti!"Tatapan Zaha terkunci pada Ali