Erik terpaksa mengambil sikap tegas. Jika tidak begitu, kakak sepupunya tersebut memiliki kecendrungan untuk mengambil tindakan ekstrim dalam menangani masalah. Sejak penyerangan yang hampir membahayakan nyawa kedua putrinya, kakak sepupunya seperti termakan oleh dendam dan sangat bernafsu untuk membalas penyerang yang coba mengancam keselamatan keluarganya. Apalagi, dua ajudan pribadinya tewas pada malam itu.Meski begitu, itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan yang tepat untuk orang seperti mereka bersikap impulsif. Jika tidak begitu, apa bedanya mereka dengan para penjahat yang selama ini mereka buru?Orang seperti mereka, terikat dengan aturan hukum dalam mengambil setiap tindakan. Bahkan jika mereka dilindungi oleh hukum, tidak bisa menjadi alasan bagi mereka untuk bertindak melangkahi aturan hukum itu sendiri.Di saat keduanya berdebat, seseorang dari balik kerumunan masa di depan mereka, tiba-tiba bersuara, "Paman Ed, biarkan orang-orangku pergi! P
Tatapan matanya kosong, seolah tanpa kehidupan di dalamnya. Saat itu, ia lebih berharap mati setelah tubuhnya dinodai oleh para penjahat yang secara bergiliran menodai kehormatannya. Para penjahat ini dengan tanpa perasaan telah merusak kehormatannya dan menghancurkan hari-hari indah dokter Anna.Anna tidak pernah menduga, hari di mana seharusnya ia berdoa untuk keselamatan sang kekasih yang sedang bertempur melawan musuh di medan perang, akan menjadi hari tragis baginya.Kekhawatiran Anna akan keselamatan Zaha, membuatnya lengah dan tidak sempat memperhatikan sekelompok orang yang datang ke rumahnya. Saat Anna melihat para penjahat ini mendobrak pintu rumahnya, sudah terlambat baginya untuk melarikan diri.Saat itu, dokter Anna coba melarikan diri lewat pintu belakang rumahnya. Tapi, para penjahat ini datang tidak sendiri dan mereka berhasil menangkap dan menyeretnya kembali ke dalam rumah.Mereka dengan mudah berhasil melumpuhkan dokter Anna dan dengan kejam, mulai melecehkan tubuhn
Pria itu seakan melihat sosok iblis dari dalam mata Zaha dan itu membuat dadanya bergemuruh kencang dan ketakutan perlahan memenuhi dalam dirinya."Ti-tidak... Arcchkh.."Dia ingin bicara dan meminta Zaha mengampuninya. Tapi, pisau ditangan Zaha sudah terlebih dahulu merobek tenggorokannya. Pisau tersebut tidak berhenti, hingga menembus bagian tengkuk belakangnya. Selanjutnya, dengan kejam Zaha memutus paksa bagian leher si pria dan menarik paksa kepalanya hingga terlepas dari tubuhnya."Aaa."Evelin dan tiga rekannya menjerit tertahan saat menyaksikan kengerian yang dipertontonkan Zaha.Tidak terkecuali Ali Sodiq. Ia dan tiga anak buahnya, seketika terdiam menyaksikan kekejaman Zaha."Bajingan, kamu mencari kematianmu.. bangsaat!" Teriak anak buah Ali Sodiq murka begitu tersadar dari keterpukauan mereka. Mereka hampir saja menyerang Zaha saat itu, jika Ali Sodiq tidak menahan mereka."Berhenti!"Tatapan Zaha terkunci pada Ali
Baam, baam.Dua pukulan Ali Sodiq tidak mampu ditahan oleh Zaha dan membuat tubuhnya oleng. Serangan itu begitu cepat dan ditambah kondisinya yang sudah kelelahan dan terluka cukup parah setelah bertarung dengan Rojak sebelumnya, semakin tidak menguntungkan Zaha.Selanjutnya, Ali Sodiq bergerak lebih rendah dan satu pukulan uppercutnya berhasil menghantam keras kepala Zaha dan membuatnya terhempas terbang hingga beberapa meter dan menabrak beberapa perabotan yang ada di ruang tamu.Kedua bola mata Zaha terbelalak lebar dan tatapannya menjadi nanar. Kesadarannya sempat goyah. Namun, Zaha memaksa untuk tetap bertahan. Ia tidak bisa menyerah, demi dendamnya.Napas zaha tampak memburu dan sesak."Uhuk-uhuk."Zaha terangah dan ia memaksa tubuhnya untuk bangun dan matanya kembali mengunci Ali Sodiq yang berdiri tidak jauh di depannya sambil menatap dirinya dengan tatapan menghina."Hanya segitu kemampuanmu, bocah? Kamu mengecewakan
Ali Sodiq melompat seperti layaknya seekor harimau yang hendak menerkam mangsa. Dari jejak kakinya, terdapat retakkan yang menandakan betapa besarnya kekuatan yang dihasilkan oleh pijakan Ali Sodiq sebelumnya.Zaha berkelit dengan melompat ke samping untuk menghindari serangan Ali Sodiq.Dhuar!Ubin marmer tempat Zaha berdiri sebelumnya, seketika hancur terkena serangan Ali Sodiq.Saat itu, Zaha berpikir untuk melakukan serangan balik. Hanya saja, serangan Ali Sodiq tidak berakhir di situ. Pecahan ubin marmer melayang deras ke arah Zaha oleh sapuan Ali Sodiq.Pecahan tersebut begitu banyak dan mustahil untuk bisa dihindari sekaligus. Akibatnya, Zaha terkena banyak pecahan marmer. Tembakan tersebut, hampir sama kuatnya dengan serpihan granat akibat ledakan.Wus!Baam.Terakhir, Ali Sodiq menutup serangannya dengan sebuah tendangan yang tidak bisa dihindari Zaha dan berhasil membuat tubuh Zaha terhem
"Bangsat! Gue paling gak suka suasana tegang begini. Gue maju duluan buat matiin nih orang!" Salah seorang anak buah Ali Sodiq tidak sabar dan kesal dengan perasaan tidak nyaman akibat tekanan auranya Zaha. Karena itu, tanpa menghiraukan bagaimana respons dari bosnya ataupun rekannya yang lain, ia berniat untuk menghabisi Zaha dan menghilangkan tekanan dalam dirinya. Wus. Gerakannya sangat cepat dan pukulan kanannya terhunus lurus ke arah Zaha. Zaha hanya melayangkan tatapan dingin dan tanpa menghindari serangan lawan, ia juga melakukan serangan yang sama. Baam. Serangan keduanya sama-sama masuk ke tubuh lawan. Jika Zaha hanya terjejak mundur sejauh beberapa langkah, anak buah Ali Sodiq justru berhasil dibuat terpental sejauh belasan meter. Jika bukan ada dua rekannya yang menahan tubuhnya, ia mungkin sudah menghancurkan pintu luar rumah. "Joe, lu gak apa-apa?" Pria yang dipanggil Joe tampak pucat dan tidak segera menjawab pertanyaan rekannya. Sebaliknya, ia tampak menahan sak
Tewasnya dua anak buah terakhir Ali Sodiq, seperti tamparan keras di wajahnya. Ali Sodiq masih tidak percaya, jika ia akan kehilangan empat orang kepercayaannya di tangan orang yang sama. Ini sangat memalukan! Ali Sodiq meradang, ia berpikir bahwa ia harus menghabisi Zaha saat itu juga. Anak ini punya potensi yang sulit ditebak dan ia bisa menjadi ancaman serius bagi keluarganya di masa depan. Dengan eskpresi penuh kebencian, Ali Sodiq berjalan ke arah Zaha yang saat itu baru saja berhasil berdiri setelah terkena serangannya. "Kamu harus mati hari ini!" Ujar Ali Sodiq dingin sambil mengambil ancang-ancang jurus silat harimaunya. Detik berikutnya, Ali Sodiq sudah melompat cepat ke arah Zaha dengan keempat cakarnya sengaja menargetkan titik vital di tubuh Zaha. Zaha tidak tinggal diam. Dengan dingin, ia menghadang serangan Ali Sodiq dan keduanya segera terlibat pertarungan intens dengan tempo yang sangat cepat. Beberapa perabot rumah hancur saat keduanya bertarung. Bug, bug, Baa
Merasa jika Zaha sudah mati, Ali Sodiq yang sudah dikuasai oleh siluman harimau dalam tubuhnya, menendang tubuh Zaha begitu saja, layaknya seekor bangkai yang tidak ada harganya.Sementara itu, Zaha merasakan jika pandangannya menjadi sangat gelap. Kesadarannya seolah terputus dari raganya. Zaha tampak terpuruk dengan kenyataan itu dan mengira, jika dirinya benar-benar sudah mati.Pikiran Zaha dipenuhi oleh bayangan keluarganya dan juga Anna. Zaha merasa malu jika harus bertemu mereka saat ini. Ia telah gagal membalaskan dendam keluarga dan juga wanita yang ia cintai.Bagaimana ia masih berani untuk bertemu mereka saat ini? Zaha berharap, dirinya berada dalam kegelapan ini untuk selamanya.'Anna, maafkan aku! Aku telah gagal!' Pikir Zaha dengan perasaan sakit.Saat Zaha sedang terpuruk dan meratapi ketidakberdayaannya, ia mendengar suara serak yang seolah bicara begitu dekat dengannya, "Apa kamu ingin membalas mereka yang telah membunuh semua orang yang kamu sayangi?"Zaha tersentak d